part 24

2.4K 237 15
                                    

"Sebenernya lo masih sayang gw kan?" suara itu menginterupsi Arkana untuk menghentikan aktivitas mencuci piringnya. Zeno berdiri tepat di sampingnya dan ikut membantu Arkana mencuci piring. Ia kembali menoleh kepada Kana yang cuman diem aja dari tadi.

Tangan nya merangkul pinggang ramping Arkana. "Zen jangan aneh-aneh" peringat Kana, menepis kasar tangan Zeno. Teman nya yang lain masih asik menonton flm biru yang sempat Kana jeda tadi sore. Habisnya nonton gituan pas masih sore.

"Aneh gimana? Lo masih pacar gw" kata Zeno, memeluk pinggang Kana posesif.

Kana menjatuhkan rahangnya tidak percaya. Menatap Arzeno lamat-lamat, cowok ini sadar nggak sih apa yang dia bilang? "Kita udah putus" final Arkana, lalu berlalu untuk bergabung bersama teman yang lain nya. Zeno menarik tangan nya dan menjatuhkan Kana ke lantai, kemudian Zeno mengukung tubuh mungil Arkana yang terkejut akan tindakan nya.

"Lo nggak bisa keluar, sekali jatuh ya jatuh" tegas Zeno sambil mencium kasar bibir ranum Arkana. Sejak tadi dia ingin sekali melakukan ini, tapi kesempatan nya sangat minim. "Lo masih pacar gw"

"Z-zeno, lo maunya apa sih?? Kita udah putus" dengus Kana dengan nada pelan sambil mendorong tubuh bongsor Arzeno. Kayaknya Zeno enggak pernah sadar sama satu hal, Kana itu terlalu mungil untuk di timpa sama tubuh bongsor nya.

"Gw gak mau putus, kita masih pacaran" Zeno menghisap leher Kana, manik rusanya melebar.

"Kenapa?" gumam nya pelan, membiarkan Zeno mencumbu lehernya, sialnya Zeno juga membuat beberapa tanda di bagian lehernya. Setelah puas dengan apa yang dia perbuat, Zeno menarik tubuh Kana untuk duduk di pangkuan nya. Kitchen bar cukup tinggi, jadi kalau mereka duduk di lantai seperti ini tidak akan terlihat dari arah ruang tengah.

"Kenapa lo jadi kayak gini? Mau lo apa?" Kana menunduk, menahan air mata nya untuk tidak menetes. Zeno akan semakin merasa yakin kalau ia hanya bermain-main dengan perkataan nya.

"Gw cuman mau lo, paham?" menelusupkan tangan nya masuk kedalam baju Arkana, mengusap punggung sempit itu naik turun. Tangan nya bergerak turun, meremas bokong Arkana yang membuat anak itu terdiam dengan wajah terkejut.

"B - berhenti Zenhh"

"Jangan desah, nanti temen-temen denger" katanya. Kana menggeleng kuat, mencoba untuk menyingkirkan tangan Zeno. "Lo jalang gw sekarang"

"Apa??" matanya memerah, genangan air di pelupuk matanya semakin terlihat. Kana menggeleng kuat sedangkan Zeno semakin menunjukan seringai di bibirnya.

"Sssttt" mengecup singkat bibir ranum Arkana yang sedikit bergetar. Ia kembali meremas dua bongkahan kenyal, miliknya? "Kalau lo nolak narik kata-kata lo, gw bakalan jadiin lo sebagai orang rendahan"

"Zeno pliss" Kana meredam suara tangisnya di bahu Zeno. Zeno terdiam dan berhenti melakukan aktivitasnya, lebih memilih untuk memeluk tubuh Kana dengan erat. Dia terpaksa melakukan ini, dia cuman nggak mau Kana tinggalin dia.

Mengusap kepala Kana lembut kemudian menggendong tubuh mungil yang sedikit bergetar itu. Anak lain yang melihat hal itu merasa terkejut dengan kedatangan mereka berdua.

"Lo apain Arkana??" tanya Arjun dengan wajah tak ramah.

"Kana ketiduran, gw mau anter ke kamarnya" ucap Zeno beralasan.

"Awas aja lo kalo sampe apa-apain dia"

"Hem"

Zeno berjalan ke arah kamar Arkana yang berada di lantai dua. Membuka pintu itu perlahan kemudian menguncinya. Dia tidak mau kalau teman resenya itu masuk tiba-tiba.

"Jangan nangis" katanya sambil menurunkan tubuh Kana di kasur. Kana menggeleng pelan, menarik selimut dan menutupi seluruh tubuhnya.

"Pergi dari sini"

[ ✔ ] Arzeno ; nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang