part 25

2.4K 236 16
                                    

Kana ingin saja pindah kelas saat ini, masa bodoh dengan Zeno yang sejak tadi natap dia horror kayak gitu. Kenapa juga bangku mereka bersebelahan kayak gini??

Fag-!!

"Defa~ tukeran bangku nya" seru Kana. Defa yang lagi mojok sama Martin akhirnya pun menoleh.

"Nggak mao, masa kita pacaran di bangku tengah" ucapnya setengah memekik.

Mendengus sebal, Kana kembali berpura-pura menulis sesuatu. Puisi or apalah ini, dia bosan. Tiba-tiba aja Zeno duduk di samping dia sambil ngerangkul bahu nya. Kana melotot.

"Hm?"

"Ck sialan lo" pungkas Kana malas debat. Guru lagi rapat, nggak tau dah. Mungkin karna mereka kelas akhir jadi guru udah nggak lagi ngasih materi. Tinggal nunggu ujian akhir sama nilai raport. Pagelaran, abis itu kelulusan.

"Tangan lo Zen!" peringat Kana kepada tangan Zeno yang malah ngelus tengkuk nya. Zeno tidak peduli, toh nggak ada orang yang tau kalau mereka udah putus. Jadi, status Zeno di sekolah masih 'pacarnya'.

"Tubuh lo wangi" katanya dengan suara serak yang bikin Kana dugun-dugun. Tangan Zeno yang satunya menggenggam erat tangan Kana yang ada di atas paha. Mencium ujung daun telinga itu posesif.

Kana memberontak dan melemparkan buku paket ke muka Zeno. Selalu muka Zeno yang jadi sasaran terampuh Kana. "Jaga ya tangan lo!"

"Ni anak berdua debat mulu, kan udah jadian masih aja debat"

"Kita uda pu-"

Zeno membekap mulut Kana dengan tangan nya. "Maklum, uke gw lagi pms"

Mata rusanya melebar. "Mmpppp lepasin anjim tangan lo bau-!" gertak Kana setelah berhasil menepis tangan Zeno.

"Leon, kok lo bolos latihan basket kemarin?" itu suara Defa.

Leon yang di tanyai cuman nyengir kuda sambil garuk tengkuk nya yang nggak sama sekali terasa gatal. Siswa bertubuh bongsor itu akhirnya duduk di depan Zeno. Karna itu memang bangku nya. "Absen dulu dah, nganterin dede Arjun soalnya"

"Dih" semua orang mendesih geram.

"Awas Zen"

"Mau kemana sih?"

"Nyari degem" tukas Kana tidak habis pikir. Dia mendorong tubuh Zeno hingga terhuyung dari bangku nya. Kana pun pergi dari kelas meninggalkan beberapa teman nya.

Sumpek-!

Itu yang dia rasa.

Kana heran, kenapa sebelum pacaran Zeno kayak anteng banget merhatiin dan ngajak ribut dia?

Pas udah pacaran, nggak peduli sama sekali sama Kana.

Pas udah putus, coba liat. Tuh anak malah balik kayak dulu lagi.

Kana menghentakkan kakinya sebal. Di sepanjang koridor banyak yang menatapnya aneh, ada yang juga terpesona. Yah itu cuman hak garis keras buat fans nya Arkana.

Di ujung sana, dari arah taman Kana melihat ada Sean yang tengah duduk sendirian dengan tumpukan buku-buku nya. Senyum terpatri di wajahnya, Kana langsung berlari dan menghampiri Sean. "DORRR-!!"

"Astaga?! Kana??" kaget Sean sambil menutup buku bacaan nya. Kana duduk di samping cowok itu.

"Baca buku, bukannya sekolah udah mau selesai?"

"Ilmu nggak pernah nutup kita udah selesai sekolah atau enggak"

"Hemeh" Kana mencebikkan bibirnya lucu. Sean tertawa.

"Ngapain kesini? Kangen?"

"Iy -GAK LAH!!" wajahnya memerah. Sean tersenyum jahil sambil mengacak rambutnya Kana.

[ ✔ ] Arzeno ; nominWhere stories live. Discover now