part 21

2.1K 261 46
                                    

Sapa yg kemarin emosi ama part 20?
╥﹏╥

-

Sore itu Arkana Abinaya pergi ke suatu tempat yang jarang di kunjungi orang, bahkan bisa di sebut tempat pelarian. Dia duduk diam sambil menatap ke arah danau, memang ini masih di sekitar komplek perumahannya. Tapi ini jauh dari lalu lalang orang-orang.

Arkana mengambil beberapa batu krikil untuk dia lempar ke danau. Berharap ada sesuatu yang muncul dari danau dan menerkamnya. Yah, Kana mempunyai imaginasi liar, kebanyakan baca komik sama nonton flm fantasy.

Bibir nya mengerucut. "Hahh" tarikkan napasnya terdengar jauh lebih berat dari beberapa saat lalu. Dia menenggelamkan wajah nya di lipatan tangan.

"Oh, jadi gini ya rasanya kehilangan" Kana bermonolog.

"Untuk yang pertama kali nya gw patah karna sebuah perasaan. Dan itu ulah lo Zen, orang yang selama ini hidup bareng gw" bergerak gelisah sambil mengusak wajah nya yang sembab.

Tak lama kemudian suara nada dering ponselnya terdengar. Dia menggeram rendah ketika melihat poto kiriman dari Karina.

Bibir ranum itu bergetar, tangan nya lemas seketika.

"Mama hiks"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Mama hiks"

Bukan, bukan tentang cemburu lagi. Tapi Kana tidak habis pikir dengan Zeno yang malah asik bermain dan menghabiskan waktu bersama Karina tanpa raut wajah bersalah. Bahkan Zeno terlihat jauh lebih asik ketika pergi bersama Karina di bandingkan dengan nya.

Sungguh Kana sangat kesal, sedih, perasaan campur aduk yang Kana gak tau harus berbuat apa. Sialan dengan Karina yang malah mengambil kesempatan dalam kerenggangan hubungan nya dengan Zeno.

"Gw harus bicara sama Zeno"

Pelajaran telah usai, dan dia sejak tadi memastikan kalau di ruangan itu cuman ada Zeno. Ruangan club seni. Kana berjalan masuk dan pandangan nya langsung bertemu dengan sorot obsidian kelam milik Zeno.

Sempat ia ingin mundur tapi Kana telah membulatkan tekadnya. Kalau Zeno mau lanjut, setidaknya kasih dia kepastian yang jelas. Jangan malah menghindar, dan kalau pun Zeno mau mengakhiri hubungan mereka. Kana sanggup kok nerima setiap keputusan yang di ambil Zeno.

"Zen"

"Gw gak ada waktu" sahut nya dengan intonasi tak ramah. Petikan gitar kembali terdengar, Kana terdiam mematung beberapa meter dari nya. Kemudian si kelinci itu tersenyum rapuh dan hendak berbalik alih.

"Y-ya . . maaf"

"Zeno-!" Karina datang tiba-tiba saja kedalam ruangan, berjalan melewati Arkana yang hendak keluar dari ruangan club seni itu. Zeno menyahut dengan suara yang ramah, berbeda dengan respon nya terhadap Arkana.

[ ✔ ] Arzeno ; nominWhere stories live. Discover now