Malam 13

634 125 41
                                    

Malam yang berakhir seperti mimpi buruk kembali menghantui memori yang dimiliki oleh Rosie, phobia yang ia miliki tidak mungkin dapat hilang, melainkan akan permanen menetap selama sisa hidupnya.

Jaehyun ditemani oleh Yeri untuk membawa Rosie kerumah sakit, Yeri berkata denyut nadi gadis itu masih terdengar meskipun nafasnya melemah.

Sementara agen yang lain kini mengambil alih untuk menangani Jisoo sesuai dengan rencana awal mereka. Memulangkan gadis itu ke korea untuk diadili sesuai hukum negara mereka. Jisoo akan dibuat tidur sampai mereka tiba di Korea oleh Doyeon menggunakan obat bius yang dikirim dari kantor pusat bidang medis.

"Pesawat sudah siap?" Tanya Jungkook pada Eunwoo.

"Sudah, akan berangkat dalam 15 menit begitu kita tiba disana."

"Ok kita langsung berangkat begitu Jaehyun selesai mengantar Rosie."

Jungkook langsung membopong Jisoo dan membawa gadis itu ke mobil mereka. Sementara Doyeon masih harus membereskan beberapa pakaian Jisoo untuk dibawa.

Begitu Doyeon selesai mengemas pakaian Jisoo, gadis itu menemukan sebuket bunga mawar yang tadi dibawah oleh Jaehyun didekat pintu masuk. Doyeon mengambilnya karna melihat ada kartu ucapan yang tergantung.

'Take care of yourself. -J'

Doyeon merasa iba pada Rosie detik itu, kenangannya saat pertama kali bertemu Rosie terpintas begitu saja di kepalanya, dan seberapa malang gadis itu karna harus hidup tanpa kedua orang tuanya dan tinggal bersama saudarinya yang memiliki sakit mental. Mengingat fakta bahwa hanya dirinya dan Yeri yang menjadi satu-satunya teman dekat yang ia miliki selama berada di London, membuat Doyeon ikut merasakan sakit jika suatu saat nanti gadis itu mengetahui fakta yang sebenarnya. Bahwa selama ini ia benar benar hidup bersama orang-orang yang jago menggunakan topeng mereka.

Doyeon meletakkan bucket mawar itu diatas meja ruang tv. lalu menutup pintu rumah Rosie dengan rapat.

"Siap?" Tanya Eunwoo yang berada di kursi kemudi.

Jungkook mengangguk.

Doyeon melirik sejenak kearah Jisoo yang tertidur pulas di pundaknya, kemudian ia menghapus air matanya. "Ayo pergi."

*****

Rosie kini sudah berada di ruang operasi. Sementara Jaehyun dan Yeri masih setia menunggu di depan ruang operasi. Beberapa kali handphone Jaehyun terdengar berdering namun tidak ada satupun panggilan yang ia gubris.

Menyadari Jaehyun yang terlihat sangat mengkhawatirkan kondisi Rosie, membuat Yeri harus menenangkan pria itu. ia menyentuh lengan Jaehyun dengan hati-hati.

"Kamu sudah bisa pergi sekarang... Aku akan menemani Rosie sampai gadis itu baik-baik saja untuk ditinggal. Kamu juga gak perlu khawatir siapa yang akan menemani Rosie ketika kita tidak ada nanti. Aku yang akan menjamin keselamatannya."

Jaehyun mengusap wajahnya dengan kasar. Akhirnya ia berdiri dari duduknya tanpa berkata apapun.

"Kamu harus ingat Jaehyun. Apapun yang terjadi di Cambridge, hanya sampai disini."

Jaehyun mengangguk pelan, kemudian memeluk Yeri sebelum ia meninggalkan gadis itu. "Lupakan Rosie, dan move on agar kamu bisa fokus dengan hidupmu yang masih panjang..."

Jaehyun menggelengkan kepalanya dengan berat. Ia masih tidak bisa menerima jika harus dituntut untuk melupakan Rosie. Rosie terlalu baik untuk dilupakan. Dunia benar-benar memperlakukan gadis itu dengan tidak adil.

M A L A M.Where stories live. Discover now