Malam 03

1.5K 355 115
                                    

🌑✨🌒


Begitu tiba dirumahnya Jisoo langsung membantu Rosie untuk berjalan masuk kedalam rumah kemudian mendudukkan adiknya itu di sofa ruang tengah rumah mereka. Menutup seluruh jendela dan mengunci pintu. Merapatkan semua gorden, menyalakan semua lampu yang ada dirumah mereka. Menyalakan tv kemudian memainkan lagu-lagu kesukaan Rosie membuat suasana menjadi seperti ramai sama seperti ketika di siang hari.

Jisoo saat ini benar-benar berperan penting dalam recovery adiknya ketika phobianya muncul kembali.
Gadis itu mengusap pelan pipi Rosie. Memanggil nama adiknya beberapa kali supaya adiknya itu segera sadar.

Begitu Rosie membuka matanya perlahan Jisoo segera mengambil obat anxiety milik Rosie dan membantunya untuk meminum obatnya.

"Sudah mendingan?" tanya Jisoo seraya mengusap pelan kepala Rosie.

Rosie mengangguk lemah. "Sepedaku?"

Jisoo menatap Rosie tidak percaya setelah mendengar pertanyaan pertama yang terlontar dari adiknya itu.

"Mana aku tau, ya kalau masih rezeki pasti dia bakalan ada disana sampai besok. Tapi kalau udah bukan rezeki yaudah beli baru aja. Lagian juga kenapa gak pulang cepet sih? Biasanya kalau mendung sedikit kamu pasti udah dirumah." Celoteh Jisoo.

Rosie hanya diam mendengar omelan singkat dari kakaknya itu.

"Terus kenapa tadi kamu bisa dikerumunin orang-orang gitu tadi, mereka siapa?"

Rosie mengusap wajahnya pelan, "Temen kelas doang."

"Temen??? Sejak kapan? Kenapa tiba-tiba kamu jadi pengen punya temen selain karyawanmu?"

"Baru kenal sehari juga. Aku juga gak ngerti kenapa mereka tadi bisa disana."

"Awas ya kalau sampai jadi teman dekat. Pokoknya kita akan pindah dari sini."

Rosie menundukkan kepalanya sejenak setelah mendengar pernyataan dari Jisoo.
"Hm.. iya."


🌑✨🌒



"Ini rumah mereka? Yang benar saja? Mereka hanya tingga berdua disini?"

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

"Ini rumah mereka? Yang benar saja? Mereka hanya tingga berdua disini?"

Jason membenahi topi yang ia gunakan sebelum menjawab pertanyaan Dong Min.

"Aku sudah beberapa kali membuntuti Rosie setelah ia pulang dari kedainya. Dan ia selalu berhenti disini. Kamu gak sadar itu mobil yang tadi dipakai oleh kakaknya untuk menjemputnya?"

"Aku sadar! Gila mereka benar-benar kaya. Apa ayah mereka benar-benar setajir itu dulu?"

Jason mengangguk.

"Dulu saat Mr. Park masih hidup, aku pernah mendapat kesempatan untuk makan malam bersamanya dan beberapa petinggi NIS lainnya. Mereka membicarakan soal masa depan mereka saat itu, dan mengapa ia menjalankan beberapa bisnis besar saat itu,"

M A L A M.Onde as histórias ganham vida. Descobre agora