Sixteenth

4.2K 537 130
                                    




Pria berambut hitam panjang menatap layar televisi dengan seksama.

Tv itu menayangkan sebuah berita kecelakaan terbaru.
Kecelakaan mobil yang terjadi tidak lama ini.
Berita mengatakan bahwa kecelakaan tersebut akibat dari bentroknya dua kelompok organisasi kriminal karena ditemukan dua mayat anggota kelompok kriminal terkenal.


" Kau lihat itu? Itu pasti Bonten!! "

Pria itu berucap pada temannya, menulis sesuatu pada dinding yang sudah berubah menjadi tumpukan kertas yang tertempel dan dijadikan satu sementara temannya mematikan televisi.



Apartemen itu berantakan, dengan banyak kertas tertempel pada dinding maupun berhamburan, juga terdapat beberapa foto orang dan garis merah disepanjang kertas itu tertempel, seperti ruang mata-mata, atau tepatnya stalker yang mencari keberadaan seseorang, atau mungkin sekelompok orang.

" Sudah cukup Baji.. jangan bawa dirimu lagi terlalu jauh "

Temannya menatap sedih. Melihat figur foto pada meja depan tv itu, foto Chifuyu tengah tersenyum disana.

" Tapi Chifuyu butuh keadilan!!! " Baji membentak.

Temannya menatap perihatin.
Menepuk bahu sahabatnya itu, dan meminta Baji untuk beristirahat.






" Semua salahku.. semua salahku.. "

Baji terduduk pada sofa panjang, memegang kepala, meremas surainya sendiri, air mata lagi-lagi mengalir disana.

Ia begitu menyesal, mencari informasi keberadaan Mikey, mencari Bonten, hingga membawa Chifuyu pada ajalnya dan Takemichi yang hilang tanpa jejak.


Disana, Draken hanya melihat Baji dengan pandangan perihatin.

' Takemitchi.. semoga kau juga baik-baik saja dimana pun kau berada '

Batinnya.







✖ ✖ ✖







Bagai de javu' Takemichi kini tengah terikat disebuah kursi dengan penutup mata dan mulutnya.

Kepalanya terasa sangat sakit.

Ia tidak tau ia ditangkap oleh siapa, pastinya orang-orang yang dilihatnya saat itu bukanlah Bonten.

Sial.. sakit dikepalanya tak tertahankan, ia bahkan tidak bisa berkonsentrasi mendengar beberapa percakapan yang sepertinya tidak begitu jauh dari tempatnya terikat.

" Tuan Wakasa, perlukah kita mengobati luka dikepalanya itu? "

" Tidak.. biarkan saja dia sampai Senju datang "




Wakasa?


Senju?




" Mfhh! Mfhhh! "

Takemichi memberontak dalam ikatannya.
Ia tertangkap oleh pemimpin Brahman itu?

Sungguh sial sekali..

Ia bisa mati jika begini.


Terdengar suara langkah mendekat dan penutup matanya dilepaskan.

Membiasakan pandangannya ia kini bisa melihat wajah seorang pria yang menatapnya dengan tatapan..  err... sendu?

Wajah itu tidak banyak berubah, Takemichi jelas mengenal orang dihadapannya ini, itu Wakasa Imaushi

" Hanagaki Takemichi.. lama tidak melihatmu lagi"

Tangannya menghusap sebelah wajah Takemichi.
Ia merindukan sosok pemuda pirang dihadapannya sekarang.

LilyWhere stories live. Discover now