Sixth

5K 610 85
                                    




" Untuk apa kita harus repot-repot membantunya Kenchin? "

Mikey mengerutkan keningnya.


Rokuhara Tandai, sebuah geng besar yang bisa dibilang yang terhebat diantara terhebat.
Geng itu telah menguasai banyak wilayah.
Geng yang sangat terkenal, dengan slogan dimana yang terkuat maka dia yang berkuasa.

Jika Brahman dengan Rokuhara Tandai dipadu maka mungkin akan banyak pertumpahan darah nantinya, mengingat bahwa dua geng itu sama kejamnya

Lalu untuk apa Senju ingin menyeret Toman ikut sebagai sekutu? Memperkuat kelompoknya nanti kah?

Kemungkinan besar seperti itu karena pastinya anggota Brahman tidak sebanyak Rokuhara Tandai sekarang.

" Bicara sendiri dengannya, aku tidak tau detilnya Mikey. Kurasa itu adalah urusan antar pemimpin. "

Setelah itu mereka berdua kembali berkumpul.

Tampak Takemichi tengah berbicara dengan Chifuyu, sepertinya bahas soal kartu koleksi lagi.
Kartu dengan gambar-gambar limited memang lagi trend di kalangan anak-anak pada jaman itu.


Baru saja mendapat ketenangan sebentar, tiba-tiba Senju datang, diikuti antek-anteknya dibelakang.

Tampak Wakasa langsung menyapa Takemichi yang dibalas oleh pemuda itu.

Chifuyu yang berada diantara keduanya sontak memperhatikan interaksi mereka.

Satu pertanyaan tersangkut dalam otaknya

Sejak kapan Takemichi akrab dengan anak Brahman???!!!

Hal itu juga menjadi perhatian Mikey, menatap tidak suka pada Wakasa yang bisa memunculkan senyum pada wajah Mitchi-nya dengan mudah.

Mereka saling kenal rupanya.

Senju yang memperhatikan apa yang dilihat Mikey tersenyum kecil.
Menarik lengan pemuda itu, ingin berbicara penting dengannya.

Sebenarnya sih memang itu tujuan ia kemari sekarang. Urusan dengan Rokuhara Tandai lebih penting dari apapun sekarang.

Berjalan mengikuti Senju mereka pergi untuk berdiskusi soal tauran.



Takemichi menatap kepergian Mikey. Namun seketika perhatiannya pada Mikey yang dibawa Senju dialihkan oleh Wakasa yang mengambil duduk disamping pemuda manis.

Chifuyu sedikit menarik Takemichi agar jauhan dengan Wakasa.

Seperti mamak yang tidak merestui anaknya, ia bahkan lebih seram dibandingkan dengan Mitsuya ibunya anak-anak Toman yang sedang dalam mood marah.

Akhirnya Wakasa hanya pasrah kesulitan mendapat perhatian anak itu, karena banyaknya 'para penjaga' Takemichi disana.








✖ ✖ ✖










" Mikey-kun? "

Takemichi ingin pulang.
Sebenarnya sih ia bisa pulang sendiri karena ia pernah melakukannya.

Bahkan Wakasa sudah mengajaknya sedari tadi untuk pulang bersama mengingat mereka tetanggaan.

Markas sepi, orang-orang sudah berlalu, hari sudah sangat malam dan diluar telah turun hujan jadinya Takemichi memilih untuk diantar Mikey.


Setelah berpamitan dengan Chifuyu didepan markas  ia langsung masuk kembali. Tidak lupa membuat janji kalau mereka akan pergi ke event collection cards yang sudah sangat sering mereka bahas.

Sepasang kakinya melangkah, mencari sosok Mikey yang sepertinya masih ada didalam markas.

Sepertinya?

Seingatnya sejak tadi Mikey tidak keluar dari ruangan tempat diskusinya dengan Brahman berlangsung beberapa waktu lalu.







Deg..



Terkejut memergokidari sela pintu tidak ditutup rapat, disana Takemichi melihat dengan jelas..

Dua orang tengah berciuman


Orang yang tidak asing baginya


Mikey disana dengan Senju





" T-Takemitchy?! "

Mikey mendorong gadis itu, mengejar Takemichi yang berlari kencang meninggalkan markas. Hujan langsung mengguyur tubuhnya begitu keluar.








Sial.. sial.. sial..




Bahkan Takemichi kali ini menangis.

Berlari tak tentu arah yang penting menjauh sejauh mungkin hingga kakinya lelah.



Ia mengambil duduk di tangga sebuah kuil dipinggiran jalan, membiarkan hujan masih mengguyur tubuhnya.

Tidak ada tanda-tanda Mikey, sepertinya ia kehilangan jejak Takemichi saat berlari.

" Apa yang kau lakukan Takemichi Hiks.. seharusnya kau tau kau bukan siapa-siapa hiks .. "

Ia sesugukan, diguyur air dingin dari hujan membuat tubuhnya pucat dan bibirnya mulai membiru.


" Bodoh.. hiks.. bodoh.. "


" Siapa yang bodoh? "


Takemichi menoleh, hujan tak lagi mengguyurnya begitu sebuah payung meneduh kepalanya.

Matanya membulat begitu menoleh dan melihat sosok yang tengah tersenyum padanya.

" Ne Takemichi apa yang kau lakukan disini hujan-hujanan? "

Takemichi mengenal orang itu, seseorang yang lama tidak berjumpa dengannya.

Terlihat seseorang berambut perak berkulit tan dan berwajah tampan, sepasang anting menghiasi kedua telinganya. Wajah itu tidak berubah, gampang dikenali dengan sepasang mata violet yang teduh.

Takemichi sontak langsung memeluk orang itu.

Sesugukan membuat orang dipeluknya terheran namun membiarkan Takemichi menangis sepuasnya.

" Izana-nii hiks.. Izana-nii.. "

Izana, sosok itu kini telah tumbuh menjadi pemuda dewasa yang tampan.

Dirinya langsung sigap memeluk tubuh basah Takemichi tanpa melepas payung yang meneduh keduanya.











Mikey ngos-ngosan, diguyur hujan mencari Takemichi.

Melihat sosoknya tengah dipeluk oleh orang yang familiar dengannya. Sangat familiar karena orang itu adalah kakaknya sendiri.

Terlihat Takemichi tengah menangis.



Sial.. sialan kau Manjirou!



Mikey merutuki dirinya sendiri karena telah membuat Takemichi menangis.

Bodohnya kenapa tidak mengusir Senju sejak awal dan membiarkan gadis itu tiba-tiba menciumnya.

Sungguh ia sendiri bahkan tidak sudi menyentuh bibirnya dengan bibir gadis itu, tapi tiba-tiba saja Senju mendekat dan menciumnya!

Apa lagi sampai dilihat oleh Takemichi


Melihat dengan ekor matanya Takemichi sudah dibawa Izana pergi.

Mikey mulai melangkah mundur, tidak berniat menghampiri, ia justru beranjak dari sana.












tbc




LilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang