kesatu

7.1K 956 146
                                    

Ia tahu, bahwa semua orang yang melihatnya akan berpikir dirinya aneh karena bisa tahan tidak mengatakan satu atau dua patah kata pun dari mulutnya. Ia memakluminya karena apa yang mereka ucapkan benar adanya.

Namun, sepertinya hal itu tidak berlaku pada seseorang yang telah mencuri hatinya saat ia pertama kali datang disekolahnya.

Park Hyungseok.

Laki-laki itulah yang telah membuat hidupnya yang biasa saja menjadi hal yang luar biasa dan patut disyukuri.

Setiap laki-laki itu berbicara, tertawa, tersenyum, dan bagaimana ia selalu berlaku baik pada siapapun orang yang ia temui. Jay menyukainya.

Park Hyungseok adalah orang yang pertama kali membuatnya kagum, awalnya ia hanya kagum tentang bagaimana ia bisa paham dengan apa yang ia bicarakan meski lewat gestur tangan dan kepalanya. Namun, setelah sekian lama mengenalnya, ia menjadi kagum dengan semua yang ada pada diri orang tersebut dan berakhir jatuh cinta dengannya.

Pada suatu hari, Jay berjalan pulang bersama Hyungseok, karena ia ingin bermain-main dirumahnya sekaligus ingin tahu dimana letak rumah yang ditinggali oleh laki-laki tersebut.

Saat sudah sampai, Jay diam ditempatnya berdiri, yaitu depan rumah Hyungseok, membuat Hyungseok mengeluarkan keringat dinginnya takut.

Namun, setelah beberapa saat, Jay masuk dengan santainya kedalam rumah Hyungseok. Ia menghirup udara rumah tersebut, 'Bau Hyungseok.' Batinnya tersenyum senang disertai rona merah tipis dipipinya.

Hyungseok terlihat menghela napasnya lega, ia segera ke dapur untuk membuatkan Jay, tamunya, minuman.

"Ini, Jay! Maaf, aku hanya punya air es." Ucap Hyungseok dengan nada sedih.

Jay langsung menggelengkan kepalanya dan membuat gesturan tangan yang berarti, "Tidak apa-apa. Aku tak masalah." Hyungseok tersenyum manis kearahnya.

Jay membalas senyumannya.

•••

"..."

"Eh? Kau ingin menginap? Oh, tentu saja boleh sekali!! Besok sekolah kita juga libur 'kan?" Hyungseok tersenyum senang karena itu pertama kalinya ada seorang teman yang ingin menginap ditempatnya, namun beberapa detik kemudian senyumnya luntur, "Tapi, maaf. Aku hanya punya kasur tipis dan tidak begitu besar hehehe."

Jay merasa dadanya sesak mendengar ucapan Hyungseok, terlalu sakit.

"...!"

"Kau tidak apa-apa dengan tidur dikasur tipis yang kecil itu berdua denganku? Ah, Jay..." Hyungseok rasanya ingin menangis saat itu juga. Ia merasa bahwa ia memiliki teman yang sangat baik sekali dan merasa tidak pantas bersanding dengannya.

Namun, sebuah tangan yang merangkulnya membutnya terkejut dan mendongakkan kepalanya ke atas, ia melihat Jay yang tersenyum manis ke arahnya.

"Jay... Kau teman yang baik." Ucap Hyungseok sebelum ikut memeluk Jay dengan erat, merasakan hangatnya tubuh Jay yang membuatnya tenang sekaligus senang.

•••


Malam telah tiba, setelah Hyungseok dan Jay menyikat giginya dan sepertinya mereka telah tertidur.

Tidak. Hyungseok masih terbangun sambil menatap wajah Jay yang sangat dekat dengannya. Terima kasih untuk kasurnya yang lumayan kecil tersebut.

Hyungseok menelisik setiap sudut-sudut wajahnya dan memujinya, terlebih lagi matanya. Ia baru tahu Jay memiliki bulu mata yang panjang, ia jadi penasaran dengan warna bola mata laki-laki tersebut.

'Ia sangat tampan! Aku tahu dia memang tampan, tapi melihatnya dari dekat, ia dua-- ah, tidak cocok! Seratus kali lebih tampan!' Batin Hyungseok. Ia ingin mengibaskan rambutnya yang menutupi sebagian wajahnya agar leluasa saat memandanginya, namun terhenti saat ia mendengar suara.

"Mhmm." Erangan dari sang empu yang tertidur membuat tubuh Hyungseok merinding.

Suaranya berat, namun terdengar lembut dan seksi dipendengarannya. Hyungseok menutup wajahnya kemudian, wajahnya merona merah.

'Aaah. Kenapa suaranya bagus sekali!' Hyungseok tidak bisa menahan jeritan batinnya hanya karena ia tidak sengaja mendengar erangan yang keluar dari mulut Jay.

Hyungseok segera bersiap untuk tidur, menghadapkan tubuhnya kearah yang berlawanan dengan Jay.

Ia tidak tahu, bahwa sedari tadi Jay terbangun karena ia merasa ada seseorang yang menatapnya begitu lamat. Dan sekarang ia menyesal saat tadi ia membuka matanya sedikit, ia melihat Hyungseok yang menatapnya dengan tatapan yang lucu seperti seekor anjing yang ingin dibelai.

Ia jadi tidak bisa tidur, tapi ia tidak marah.














Tbc.

Hai, terima kasih udah baca dan antusias sama ceritaku ini, meskipun plot kedepannya nanti bakal agak gajelas T__T

Sekali lagi, terima kasih! <3

The Voice - Jaeseok (DISC)Where stories live. Discover now