kesembilan 🔞🩸

4.7K 571 40
                                    

Agak rated 👀🔞
Mention of blood 🩸





"Sudah kubilang tidak usah, Jay! Punggungku sakit karena kecerobohanku." Entah sudah keberapa kali Hyungseok memohon kepada Jay agar ia tak membelikannya kasur.

Ia tahu Jay adalah anak dari orang kaya kedua setelah HNH Group dan membeli kasur adalah hal yang receh, mungkin? Namun tetap saja Hyungseok merasa tak enak karena temannya tersebut selalu membelikannya barang.

Hening sesaat sebelum Jay menghela napas dan mengangguk menuruti permintaan Hyungseok.

"..."

"Punggungku? Masih terasa sedikit sa--." Ucapan Hyungseok terpotong saat kedua tangan Jay tiba-tiba bertengger dipundaknya.

"....!"

Wajah Hyungseok tampak terkejut dan memerah setelahnya.

"Tidak perlu memijatku! Sakit ini pasti akan segera hil-AH!" Hyungseok meringis kesakitan saat Jay dengan sengaja menekan punggungnya.

"Eungh, baiklah, baiklah!" Ucap Hyungseok pasrah.

Mendengar itu, Jay tersenyum puas dan menarik tangan Hyungseok untuk menuju ke parkiran sekolah, dimana motornya ia letakkan disana.

Setelah sampai, Jay segera duduk dan menyuruh Hyungseok untuk cepat naik di belakangnya. Jay akan mengantarkannya menuju rumah Hyungseok, itu karena permintaan Hyungseok sendiri.

Dirasa Hyungseok sudah duduk dan mengaitkan lengannya disekitar perutnya, Jay tak bisa untuk tak tersenyum. Jantungnya ikut berdegup kencang tak seirama, ia berharap Hyungseok tak mendengar degupan gilanya.

Ia pun segera menyalakan mesin motornya dan mulai melajukannya menuju rumah sang pujaan.

•••

Selama perjalanan, tak ada satupun yang berbicara, hanya hening diantara mereka berdua sampai keduanya mencapai rumah tujuan.

Keduanya turun dan sebelum masuk, Jay memastikan bahwa motornya telah dimatikan. Setelah itu, keduanya pun masuk.

Jay menghirup dalam-dalam rumah Hyungseok yang dipenuhi dengan harumnya, tetap sama, batinnya.

Hyungseok memanggil Jay untuk masuk terlebih dahulu kedalam kamarnya karena ia akan membuatkan tamunya tersebut minuman. Jay mengangguk dan berjalan kearah yang ia yakini adalah kamar sang tuan rumah. Ia pun masuk dan duduk sembari menunggu kedatangan Hyungseok.

Beberapa menit kemudian, Hyungseok masuk ke kamarnya dengan kedua tangannya yang memegang nampan berisikan dua buah gelas teh hangat untuk dirinya serta tamunya.

Ia meletakkan nampan tersebut didepan Jay dan menyuruhnya untuk meminumnya terlebih dahulu.

Ketahuilah bahwa Hyungseok sangat gugup dan berharap Jay akan melupakan percakapan mereka sebelumnya, namun sepertinya harapan tersebut tak terwujud saat Jay meletakkan kembali gelasnya, lalu menatapnya sambil tersenyum seolah ia tahu apa yang dipikirkan oleh Hyungseok.

"Ha ha ha, a-aku juga tidak lupa, kok! Um, apa kau m-mau camilan? Aku bisa mengambilnya untuk--!" Jay meletakkan jari telunjuknya diantara belahan bibir Hyungseok, mencegahnya untuk melanjutkan pembicaraan tersebut.

Hyungseok menghembuskan napasnya dan tersenyum pasrah kearah temannya tersebut, ia berpikir mungkin tak akan terlalu buruk 'kan?

•••

The Voice - Jaeseok (DISC)Where stories live. Discover now