kelima belas

1.7K 328 63
                                    

Unknown
Sudah kubilang untuk menjauhi Jay, bukan?

07.09

Itulah pesan yang ia dapat saat pelajaran pertama tadi. Hyungseok cukup terkejut sebenarnya, namun ia berusaha menjaga mimik mukanya agar tak terlalu menarik perhatian orang-orang terdekatnya.

Jujur saja, Hyungseok agak merinding dengan pengirim tersebut karena ia berpikir bahwa pengirimnya benar-benar memperhatikannya.

Karena terlalu banyak yang masuk dalam pikirannya, ia tanpa sadar menghela napas, membuat Zin yang berada disampingnya menoleh kearah Hyungseok.

"Oi, baru saja kau menghela napas? Apa ada yang mengganggumu?" Tanyanya, Hyungseok segera menggeleng cepat agar Zin tak curiga kepadanya. Namun, Hyungseok tahu ia tidak pandai untuk berbohong.

"Jangan berbohong. Kau tak pandai menutupinya." Benar saja 'kan? Tak butuh waktu lama Zin langsung mengetahuinya.

"Tidak ada yang menggangguku, Zin. Beneran." Ucap Hyungseok, menghindari tatapan intimidasi milik Zin.

"Baiklah-baiklah. Tapi, kalau ada apa-apa bilang, oke? Atau kau bisa bercerita dengan pacarmu itu~." Mendengar kata 'pacar' Hyungseok menjadi bingung, siapa pacar yang Zin maksud? Perasaan ia tidak punya yang namanya pacar.

Zin yang melihat wajah bingung tersebut terkekeh, "Masa kau melupakan pacarmu?" Zin semakin gencar menggoda Hyungseok yang terlihat semakin bingung. Ingin rasanya Zin tertawa keras, namun pelajaran guru killer tengah berlangsung sekarang.

"Dia dekat denganmu." Zin memberikan Hyungseok sebuah petunjuk dan tampaknya Hyungseok mulai paham dengan siapa yang dimaksud oleh Zin.

Pipinya kemudian merona.

"Jay, bukan pacarku, Zin!" Meskipun nadanya tegas, volume suaranya tetap ia kecilkan agar gurunya tak dapat mendengar percakapan mereka.

Mendengar sanggahan Hyungseok, Zin menyeringai karena ia berhasil memancing Hyungseok masuk ke dalam perangkapnya, "Oh? Bagaimana kau tahu yang kumaksud adalah Jay?"

Pipinya semakin memerah.

Melihat perubahan warna pada wajahnya tersebut, Zin merasa puas. Menurutnya, itu adalah balas dendam yang sepadan dengan Hyungseok yang sering menggodanya ketika ketahuan tengah berpacaran diam-diam dengan Mijin.

"Hey, katakan saja kalau kau menyukai Jay."

"T-tidak. Aku tidak menyukainya."

"Bohong banget."

"Aku mengatakan yang sejujurnya."

"Sepertinya wajahmu yang lebih jujur."

"LEE JINSUNG DAN PARK HYUNGSEOK! CEPAT KELUAR DARI KELAS JIKA MASIH MAU MELANJUTKAN OBROLANNYA!"

Setelah mendapat teguran dari guru mereka, kedua laki-laki tersebut cepat-cepat memegang pulpen mereka, seolah mengatakan bahwa mereka akan berhenti berbicara dan fokus mendengarkan agar tak disuruh keluar dari kelas.

Melihat Hyungseok dan Zin yang kini tengah fokus untuk mendengarkannya, guru tersebut memutar tubuhnya kembali menghadap papan dan melanjutkan penjelasannya.

"Seok."

"Ssst."

"Seokk."

"Zin, diamlah. Nanti gurunya marah lagi."

"Maaf. Tadi aku tak sengaja melihat ponselmu."

Badan Hyungseok menegang. Pegangan pada pulpennya menguat.

"Kau... Diteror?" Tanya Zin hati-hati, tak ingin membuat temannya tersebut ketakutan.

Hyungseok mengangguk pelan, meskipun ada keraguan ingin memberi tahu kepada Zin. Namun, pengirim tersebut tak akan tahu 'kan?

"Hey, kalau peneror itu melakukan sesuatu kepadamu, langsung hubungi aku atau pacarmu itu." Ucapnya serius dengan sedikit bercanda dikalimat akhirnya agar tak membuat Hyungseok terlalu tegang.

Pipi Hyungseok kembali merona.

"Anjing, Zin."

•••

Dua minggu sudah berlalu sejak Hyungseok menerima pesan dari seseorang dan untung saja tak ada kejadian apa-apa setelahnya. Ia khawatir dengan Jay maksudnya.

Dan seminggu itu, salah satu temannya merasakan ada sesuatu yang aneh.

Perlahan Zin mendekatkan dirinya kepada Hyungseok dan membisikkan sesuatu agar tak ada siapapun kecuali mereka yang mendengarnya.

"Hey, Hyungseok. Apa kau merasa bahwa akhir-akhir ini Janghyun dekat sekali dengan kita?" Tanyanya.

Hyungseok mengetahui itu dan mengangguk menanggapi pertanyaannya, "Dulu dia seperti tak ingin dekat-dekat dengan kita. Tapi, kenapa tiba-tiba?" Hyungseok melempar pertanyaan juga kepada Zin yang dibalas dengan gelengan tanda ia tak tahu.

"Lebih baik kau berhati-hati dengannya. Aku merasakan aura tidak enak darinya." Pesan Zin.

"Oh, ya? Aku tak merasakan apapun."

"Aku juga tak tahu. Aku sudah merasakannya saat aku mulai mendekatimu tadi."

"Apa yang kalian bicarakan bisik-bisik begitu, Hyungseok dan Zin?" Seseorang tiba-tiba menimbrung di sela-sela pembicaraan mereka dan orang tersebut adalah orang yang tengah mereka bicarakan. Ada sedikit nada kesal saat ia mengucapkan nama Zin.

Melihat kehadiran orang tersebut, Hyungseok dan Zin tertawa canggung dan sedikit menjauhkan diri mereka. Mereka berdua menggaruk tengkuk mereka yang tak gatal sembari menolehkan kepala mereka kearah lain.

Sungguh, tatapan Janghyun sangat tajam dan menyeramkan.

"Aha-ha-ha. K-kita tak membicarakan apapun, kok!" Ucap Hyungseok yang merutuki kegugupannya.

Ia berdoa dalam hati agar seseorang menolong mereka dari kecanggungan itu.

Tiba-tiba, sebuah tepukan dari bahu kiri Hyungseok membuatnya menoleh dan tersenyum senang saat melihat siapa itu. Jay.

"...."

"Ah, kau mengajakku ke kamar mandi?"

"...."

"Oh, tentu saja boleh! Teman-teman, aku dan Jay akan ke kamar mandi sebentar, ya!"

Hyungseok tentu sangat bersyukur temannya ini sangat peka untuk membantunya kabur dari situasi tersebut. Zin disisi lain, merutuki Hyungseok yang seenaknya meninggalkannya sendirian dengan Janghyun.

"S-sepertinya aku akan kembali ke kelas." Baru saja Zin akan melangkahkan kakinya, sebuah suara membuatnya berhenti dan tubuhnya menegang kaku saat mendengar ucapan dari laki-laki gila tersebut.

"Kau tahu, Zin? Aku menyukai Hyungseok dan berharap dia menyukaiku juga. Tapi... Kenapa ia lebih memilih laki-laki yang tak pernah sekalipun berbicara itu?! Aku kesal. Aku berniat ingin mengurungnya agar tak melihat si kuning itu dan membuatnya jatuh cinta padaku. Tapi, itu akan terdengar menakutkan bukan? Jadi, Zin-














-kalau kau masih sayang dengan Mijin. Maukah kau membantuku?"






Tbc.

Aaaaaa maaf buat Janghyun jadi jahat huhuhu t_______t

Maaf juga bahasanya acak-acakan hshshs

Anw, semoga suka chapter kali ini! Jangan lupa tinggalkan jejak, jika berkenan ^-^

The Voice - Jaeseok (DISC)Where stories live. Discover now