kedelapan belas

1.4K 283 38
                                    

Malam sudah semakin larut, namun pemuda laki-laki tersebut masih belum bisa memejamkan matanya. Meskipun sudah membolak-balikkan tubuhnya menghadap kanan dan kiri, tetap matanya menolak untuk tertutup dan karena kesal, ia pun mendudukkan dirinya dan meraih botol air minum yang masih tersegel rapi disebelah tempat tidurnya, lalu meminumnya sampai habis.

"Haissh," Pemuda tersebut mendesis, "Apakah aku harus masuk sekolah besok? Aku takut bertemu dengan Janghyun..." Monolognya.

Hyungseok menghela napas berat, "Tapi kalau aku tidak masuk, kasihan ibu yang sudah membiayaiku untuk sekolah," Lanjutnya, "Masuk saja deh, besok aku akan bersama dengan Jay sepanjang sekolah sampai selesai! Agar Janghyun tidak mendekat."

Setelah mengucapkan itu, Hyungseok pun mencoba merebahkan tubuhnya dan memejamkan matanya sembari mengatur napas agar dirinya tenang. Tak lama kemudian, dirinya pun jatuh tertidur dan mulai mengarungi mimpinya.

•••

Pagi sudah tiba dan Hyungseok sudah siap untuk berangkat ke sekolah. Setelah memastikan tak ada yang terlupa atau tertinggal, Hyungseok mengunci pintu rumahnya dan mulai berjalan santai menuju sekolahnya. Hyungseok sudah merasa tenang karena sebentar lagi ia akan bertemu dengan Jay, entah mengapa saat bersama laki-laki tersebut ia merasa aman dan tentu saja nyaman. Namun, naas, di tengah perjalanan ia bertemu dengan Janghyun yang sepertinya sudah menunggunya sedari tadi.

Dengan langkah yang gugup, Hyungseok mendekati Janghyun dan menepuk pundaknya pelan begitu ia sudah dekat.

"Pagi, Janghyun! Sedang apa kau?" Tanya Hyungseok berbasa-basi, berdoa agar Janghyun tak benar-benar menunggunya.

Janghyun menoleh dan ekspresi datar tadi tergantikan dengan senyum lebar lima jari.

Ia benar-benar menunggunya, ya?

"Aku menunggumu. Ayo berangkat bersama!" Tanpa persetujuan lawan bicaranya, Janghyun langsung menggenggam pergelangan tangan Hyungseok dan menariknya pelan agar laki-laki tersebut berjalan disampingnya.

'Semoga saja tidak ada hal buruk yang terjadi.' Batin Hyungseok berdoa.

Begitu mereka sampai di sekolah, seluruh pasang mata menatap kearah mereka dan beberapa sambil berbisik-bisik yang tentu saja terdengar oleh kedua telinga milik Janghyun dan Hyungseok.

"Astaga, dua laki-laki tampan berangkat sekolah bersama!"

"Kyaa! Janghyun dan Hyungseok juga tampan sekali hari ini!"

"Kalau setiap pagi kita disuguhi pemandangan seperti ini, setiap hari juga aku bakal semangat untuk bersekolah!"

Seperti itulah kira-kira 'bisikan' dari perempuan-perempuan yang juga baru sampai di sekolah tersebut, namun tak sampai situ, ada seseorang lagi tengah berbisik membuat seluruh atensi semua orang yang awalnya beberapa tak peduli menjadi menatap kearah mereka.

"Eh, kau lihat tidak itu?"

"Kenapa?"

"Mereka berpegangan tangan! Apakah itu tidak menggemaskan?"

"Kau benar! Dua laki-laki tampan berpegangan tangan, apakah mereka berkencan?"

Mendengar itu, Hyungseok menatap kearah bawah, dimana tangannya memang berpegangan dengan tangan Janghyun. Ia terkejut karena sejak kapan mereka berpegangan tangan?!

Beda orang, beda juga reaksinya. Hyungseok yang terkejut dan ingin berusaha melepaskan tautan tangan mereka dan Janghyun yang terlihat senang mendengar racauan murid SMA Jaewon tentang mereka yang dikira berkencan. Sebenarnya Janghyun ingin berkata dengan lantang bahwa mereka memang tengah mencoba untuk berkencan dan ia sedang masa pendekatan dengan Hyungseok, namun ia urung untuk melakukannya karena takut Hyungseok akan menjauhinya setelahnya.

The Voice - Jaeseok (DISC)Where stories live. Discover now