keempat belas

1.8K 343 8
                                    

"HAA?!?!?? SIAL, AKU KESIANGAN!" Teriak Hyungseok yang baru saja terbangun dari tidurnya. Ia bergegas keluar dari kasurnya dan segera berlari kearah kamar mandi untuk mandi cepat.

Tak sampai 5 menit, Hyungseok telah keluar dari kamar mandi dan berlari kembali kearah kamarnya. Ia mencari-cari seragam putihnya didalam lemari yang entah mengapa tiba-tiba menghilang.

Hyungseok mengumpat sebelum ia ingat, bahwa seragamnya sudah tergantung rapi dicantolan baju belakang pintunya. Ia bersyukur karena ia juga ingat dirinya sudah menyiapkan buku pelajaran untuk hari ini.

Dirasa semua sudah siap dan tak ada barang yang tertinggal, Hyungseok menatap jam di ponselnya dan menghembuskan napas leganya. Setidaknya ia masih ada waktu 15 menit sebelum gerbang sekolahnya ditutup.

Walau begitu, bagaimana ia sampai ke sekolah sebelum 15 menit? Lari pun sepertinya tidak mungkin karena jarak rumah kontrakannya dengan sekolah cukup jauh.

Namun, baru saja ia akan menghembus napas (lagi) pasrah, suara sebuah klakson motor membuatnya terlonjak kaget dan membuat Hyungseok tidak sengaja menjatuhkan kunci rumahnya.

Hyungseok menoleh dan mendapati laki-laki berambut pirang tengah tersenyum bak pangeran yang datang untuk menyelamatkannya dari keterlambatan datang ke sekolah.

"Jay!" Sapa Hyungseok sambil jalan mendekati Jay setelah ia mengunci rapat rumahnya.

Jay mengangkat salah satu tangannya untuk membalas sapaan Hyungseok, juga memberi isyarat kepadanya untuk segera naik.

Hyungseok yang paham, langsung mengikuti suruhannya untuk naik keatas motor merah milik Jay. Saat sudah nyaman dengan duduknya, Jay memberikan Hyungseok helm yang sengaja ia bawa jika suatu saat ada seseorang yang ia suka mengisi jok motor dibelakangnya, yaitu hari ini.

"Jay! Kau seperti penyelamat dan pangeran! Tapi, bagaimana kau bisa tahu aku akan terlambat ke sekolah?" Baru saja Jay akan senang dengan pujian Hyungseok, ia malah diberi pertanyaan yang membuatnya kebingungan untuk menjawab. Hyungseok yang merasakan itu, akhirnya menyuruh Jay melupakannya.

"Terima kasih, ya, Jay." Ucapnya sebelum Jay mengegaskan gas motornya, membuat Hyungseok hampir terjungkal karena saking kencangnya dan ia juga terkejut, untung saja refleksnya bagus untuk cepat-cepat memeluk pinggang Jay dengan kencang.

Jay? Degup jantungnya sudah berantakan karena ulah Hyungseok, ya, meskipun ialah penyebab Hyungseok melakukan hal tersebut. Namun, ia juga tak protes dan malah menikmatinya.

•••

Sesampainya di sekolah, yang untung saja gerbangnya belum tertutup, Jay segera menyuruh Hyungseok turun dan menunggunya didepan parkiran. Hyungseok mengangguk dan turun dari motor milik Jay.

Saat menunggu Jay memarkirkan motornya, banyak pasang mata yang melihat kearah Hyungseok yang berdiri di parkiran bermotor milik siswa, terutama perempuan yang menatapnya dengan kagum.

Meskipun sudah agak lama ia melihat tatapan tersebut, tetap saja ia tak terbiasa. Karena sedari ia SMP, tak ada satupun orang yang melihat kearahnya dengan tatapan seperti itu, kebanyakan dari mereka menatap Hyungseok, yang dulunya memiliki badan yang pendek dan gendut, dengan tatapan jijik, kasihan, dan juga kesal entah mengapa.

Hyungseok tengah terlena dengan pikirannya sehingga tak menyadari bahwa Jay sudah berada disampingnya.

Perlahan Jay menepuk pundak Hyungseok agar tak mengagetkannya, untung saja ia benar karena Hyungseok tampak biasa saat meresponnya.

"...?" Jay bertanya keadaan Hyungseok yang menurutnya terlihat sedih.

"Oh? Aku tidak apa-apa, Jay! Hanya teringat kenangan... buruk." Jawab Hyungseok yang memelankan intonasi suaranya di akhir.

"Ah, lupakan! Ayo masuk! Bel sekolah akan segera berbunyii." Ucap Hyungseok sambil menarik pergelangan tangan Jay untuk segera berjalan cepat masuk kedalam gedung sekolah.

Jay sebenarnya agak bingung. Namun, ia menghiraukannya dan mengikuti Hyungseok.

•••

S

aat mereka sampai didalam kelas, Hyungseok melepaskan tangannya dari lengan Jay, membuat laki-laki tersebut sedih karena kehilangan hangatnya tangan milik Hyungseok.

"Jay? Nanti makan siang kita akan ke kantin bersama, oke?" Hyungseok mengajak Jay, bermaksud membuatnya senang kembali saat ia merasa Jay tampak sedih.

Mendengar itu, Jay mengangguk dengan cepat sambil tersenyum lebar.

'Lucu!' Batin Hyungseok gemas.

"Hyungseok, Jay! Kenapa hanya berdiri dibelakang pintu seperti itu? Cepatlah duduk ke tempat kalian. Bel masuk akan berbunyi setelah ini." Ucap Haneul berjalan mendekati mereka berdua.

Dan bertepatan saat itu, bel masuk berbunyi. Hyungseok dan Jay segera duduk di bangku mereka masing-masing, diikuti Haneul di belakang mereka yang tengah mendengus kesal.

Ia baru saja akan menghampiri laki-laki yang ditaksirnya, namun urung karena bel masuk benar-benar sudah berbunyi.

Tak lama kemudian, guru yang akan mengajar di pelajaran pertama masuk dan mulai menerangkan pelajaran ke kelas mereka.















Ctink!


You got 1 new messages from an unknown number.














Tbc!

MAAF AGAK TELAT, lupa kalau sekarang Jum'at HDHHSJSJ 🙏🏻🙏🏻🙏🏻

Anw, hope you like this new chapter 🥺💗

Chapter depan aku usahain buat ngasih kalian long chapter 💪🏻😫

The Voice - Jaeseok (DISC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang