kedua belas

2.1K 401 33
                                    

Hyungseok menatap sebuah amplop digenggamannya dan dengan perlahan membuka segel yang menutup rapat amplop tersebut.

Ia tidak tahu siapa pengirim amplop tersebut karena tadi pagi amplop tersebut sudah terletak didalam kolong mejanya. Namun, Hyungseok tahu bahwa amplop itu berisi sebuah surat karena ia telah menerawangnya lewat bayangan yang terkena sinar matahari.

Saat amplop tersebut telah terbuka, ia mengambil surat yang terlipat dengan apik didalamnya, lalu membaca setiap kata yang tertulis diatas kertas putih tersebut.

Untuk Hyungseok.

Aku tahu ini akan terdengar aneh karena aku termasuk salah satu teman yang (menurutku) terdekat denganmu, but I can't help to falling in love with you.

Aku tidak tahu sejak kapan perasaanku ini tumbuh untukmu,

Namun aku berjanji padaku sendiri untuk mendapatkan hatimu, meskipun aku harus menyingkirkan orang-orang terdekatmu, terlebih lagi Jay. Tolong jangan terlalu dekat dengan laki-laki itu.

With love, your admirer.

Setelah membaca surat tersebut, Hyungseok bergidik ngeri dan suasana didalam kelas yang masih kosong tersebut berubah menjadi mencengkam, jika saja sebuah suara yang tak asing di telinganya mengalihkan perasaan takutnya.

"Hyungseok? Wah, kau datang pagi sekali!" Ucap orang tersebut yang seketika masuk ke dalam kelas Hyungseok.

"Janghyun? Kau juga pagi sekali. Habis dari mana kau?" Tanyanya sebelum menghela napas lega.

"Hm? Aku dari kamar mandi dan kebetulan aku melihatmu didalam kelas. Jadi, aku sekalian ingin menyapa." Jawab Janghyun. Ia tak sengaja melihat bahu temannya yang tadinya tegang berubah menjadi rileks saat melihat dirinya menjadi bingung.

"Kau kenapa, Seok?" Tanyanya karena tak bisa membendung rasa penasarannya.

"Ah, tidak apa-apa! Hanya saja, ada seseorang yang tidak aku ketahui mengirimiku sebuah surat pernyataan cinta yang menyeramkan." Jawabnya dan tanpa sadar meremas surat ditangannya hingga tak berbentuk.

"Bolehkah aku melihatnya?" Janghyun mengulurkan tangannya bermaksud untuk melihat tulisan disurat tersebut dan Hyungseok memberikannya.

Janghyun membuka surat yang telah teremas dengan pelan, takut jika saja ia menyobeknya tanpa sengaja dan membacanya dengan saksama.

Hyungseok melihat bagaimana raut wajah Janghyun yang tadinya datar berubah menjadi terkejut dan tanpa sadar mengatupkan rahangnya.

"Hyungseok." Panggilnya, membuat Hyungseok sedikit terlonjak kaget.

"Iya?"

"Kau harus lebih berhati-hati mulai saat ini. Meskipun kau bisa melindungi dirimu sendiri, tapi kau tak akan bisa melindungi orang-orang terdekatmu dan aku yakin, orang ini terlihat sangat tidak menyukai Jay, jadi tolong perlahan-lahan jauhi dia. Demi keamanannya dan juga yang lain." Jelas Janghyun dengan serius yang entah kenapa memiliki aura-aura yang perintahnya tak ingin dibantah. Membuat Hyungseok menganggukkan kepalanya patuh.

Melihat anggukan Hyungseok, wajah Janghyun kembali tersenyum dengan cerah. Ia mengusak gemas rambut Hyungseok sebelum kembali ke kelasnya yang jauh dari kelas milik Hyungseok.

Sejenak Hyungseok berpikir, "Eh, tadi katanya dia habis dari kamar mandi? Bukannya kamar mandi jurusannya itu jauh dan tidak melewati kelasku sama sekali? Ah, tak tahulah. Surat ini membuatku jadi banyak pikiran."

Hyungseok pun melihat surat digenggamannya tersebut sebelum berjalan kearah tempat sampah didepan kelasnya, lalu membuang suratnya.

"Jika yang dikatakan surat itu dan Janghyun benar, sebaiknya aku jangan terlalu dekat dengan teman-temanku." Hyungseok menolehkan kepalanya ke samping, menatap pemandangan luar sekolah dari jendela dan teringat sesuatu, "Terlebih lagi, Jay... Kenapa tak boleh? Dia 'kan tidak menyukaiku."

Terdengar nada sedih dalam ucapannya saat mengatakan kalimat yang terakhir, Hyungseok menyadarinya dan wajahnya pun memerah.

"Ya, bukan berarti aku berharap dia agar menyukaiku!" Teriaknya pada dirinya sendiri.







Tbc.

Haloo, maaf chapter ini agak pendek, soalnya lagi kehilangan ide 😓💔

Jangan lupa tinggalkan jejak! <3

The Voice - Jaeseok (DISC)Where stories live. Discover now