kedua

4.4K 816 101
                                    

Matahari telah terbit, namun sepertinya ada seseorang yang masih ingin bergelut lama didalam selimutnya.

Ia terlihat sangat nyenyak. Tidak menyadari bahwa ia tengah memeluk tubuh seseorang disampingnya. Namun, orang yang dipeluk tersebut tak merasa keberatan dan berpikir bahwa ini adalah kesempatan emas yang hanya bisa didapatkan beberapa kali

"Mhmm, Ibu~" Ucap dari orang yang memeluknya. Bukannya bangun, orang tersebut malah mempererat pelukannya dan menempelkan badannya ke Jay, sangat dekat sampai kau bisa mendengar degupan jantung Jay yang tak karuan.

Tak berapa lama kemudian. Orang yang memeluk Jay terbangun dan tersenyum mengucapkan selamat pagi. Sepertinya ia tidak sadar dengan tindakannya.

Setelah dirasa energinya terkumpul, Hyungseok langsung menjauhkan dirinya dan meminta maaf sebesar-besarnya serta merutuki dirinya yang tidak sopan pada seorang teman.

"MAAF, JAY! AKU SUNGGUH TIDAK TAHU! HUHUHU." Hyungseok berteriak cukup keras, wajahnya memerah bak kepiting rebus, ia berulang kali membungkukkan kepalanya sambil meminta maaf.

Jay menggelengkan kepalanya, menandakan ia tidak apa-apa. Wajahnya juga memerah, sangat merah.

"Kenapa kau tidak menendangku menjauh... Aku sangat malu.." Hyungseok menutupi wajahnya dengan bantal, wajahnya masih merona malu.

Jay yang mendengarnya merasa tak terima jika harus menendang Hyungseok untuk menjauh darinya, ia saja menganggap tadi adalah hal yang patut disyukuri!

Jay lalu menghela napas dan mengusak lembut rambut Hyungseok, membuat sang empu mengerang dalam persembunyiannya.

Jay terkekeh tanpa mengeluarkan suaranya.

(A/N: HOW??)

Hyungseok lalu mendongakkan kepalanya sedikit, mengintip Jay yang tengah tersenyum kearahnya.

'Berhentilah tersenyum, Jay. Jantungku bisa kembali menggila.' Batin Hyungseok yang kembali bersembunyi menutupi wajahnya yang semakin memerah.

•••

Setelah kejadian memalukan tadi pagi, mereka sekarang sudah terlihat sangat fresh dan berniat untuk melakukan kegiatan pagi mereka bersama, yaitu lari pagi sambil membeli makanan untuk mereka sarapan.

Saat ditengah aktivitas mereka, mereka melihat seseorang yang terlihat familiar dari kejauhan.

Mereka meneliti tubuh orang tersebut dari atas dan ke bawah berulang kali sampai mereka ingat orang tersebut adalah salah satu teman mereka disekolah.

"VASCO!" Hyungseok berteriak memanggil Vasco yang terlihat tengah berolahraga berat dengan Bumjae, teman sedari masa kecilnya.

Vasco yang mendengar namanya dipanggil, langsung menolehkan kepalanya ke sumber suara, diikuti oleh Bumjae yang terlihat was-was, takut yang memanggil adalah orang jahat. Mereka terlihat senang saat melihat siapa yang memanggil mereka.

Hyungseok dan Jay. Ya, hanya Hyungseok saja yang memanggil, tapi karena ada Jay, anggap saja begitu.

"Hyungseok dan Jay! Aku senang melihat kalian yang pagi ini sudah bersemangat! Ayo kita olahraga bersama!" Ajak Vasco yang terlihat begitu semangat sekali mengajak mereka untuk ikut berolahraga yang mana langsung dijawab dengan gelengan oleh Hyungseok dan Jay. Bibir Vasco yang tertarik ke atas tadi, langsung menurun.

Namun, langsung tersenyum kembali saat mendengar apa yang diucapkan oleh Hyungseok setelahnya.

"Setelah kami berdua sarapan ya, Vasco!" Vasco yang mendengarnya mengangguk dengan antusias.

"Baik!! Aku tunggu kalian disini bersama Bumjae!"

Hyungseok dan Jay mengangguk, lalu meninggalkan mereka berdua untuk mencari sarapan.

"Kau ingin makan apa, Jay?" Tanya Hyungseok.

"...?"

"Aku ingin makan bubur saja sih, tapi kalau kau mau yang la--."

"...!"

"Oh, kau ingin makan bubur juga? Baik! Aku yang traktir kali ini!"

"...!"

"Tidak, Jay! Kemarin kau sudah mentraktirku, jadi untuk hari ini, aku yang akan mentraktirmu! Tidak ada penolakan."

Jay terdiam dan menghela napasnya pelan, untuk kali ini ia akan membiarkan Hyungseok mentraktirnya, namun lain kali, ia yang akan mentraktirnya, begitulah isi pikiran Jay sekarang.

Hyungseok yang melihat Jay menunduk kesal, terkekeh karena menurutnya lucu saja saat Jay melakukan itu.

'Pasti saat ini ia menggerutu dalam pikirannya, hahaha. Ah, aku jadi ingin mendengar suaranya lagi. Tapi, tidak baik untuk jantungku.'










Tbc.

The Voice - Jaeseok (DISC)Where stories live. Discover now