ketiga belas

2K 387 34
                                    

Hari ini, tak peduli dengan surat peringatan (atau pernyataan?) tadi pagi, Hyungseok tetap mendekati teman-temannya. Ia berpikir, jika saja yang dituliskan dalam surat itu benar, ia akan langsung datang untuk melindungi temannya dari si pengirim surat tersebut.

Hyungseok merasa yakin bahwa dirinya itu sudah cukup kuat dan dapat mengirim si pengirim tersebut ke rumah sakit. Namun, ia tak tahu bagaimana menyeramkannya si pengirim tersebut jika sudah masuk dalam mode 'beast' nya.

"Jay!~" Teriak Hyungseok dengan nada yang ia buat manja, yang mana membuat jantung Jay tak karuan karena menurutnya Hyungseok lucu apapun yang ia lakukan. (A/N: a.k.a bucin 🙏🏻)

"?"

"Ayo ke atap! Kata Zin pemandangan disana bagus karena bisa lihat kota lebih leluasa!" Ajaknya dengan mata yang berbinar-binar, berusaha untuk membuat Jay luluh dan betul saja, Jay luluh dan mengangguk, ia berpikir itu kesempatan bagus untuk dirinya dan Hyungseok berduaan.

Dalam perjalanan mereka menuju atap, Hyungseok berbincang-bincang dengan Jay dan sesekali tertawa. Jay hanya mengangguk, menggeleng, dan tersenyum untuk merespon ucapan Hyungseok.

Mereka terlalu sibuk dengan dunia mereka sendiri hingga tak sadar mereka tengah diikuti oleh tiga orang dibelakang mereka.

Tiga pasang mata mengawasi segala kegiatan Hyungseok dan Jay. Tak ada satu gerakan pun yang luput dari penglihatan mereka.

Lalu, salah satu dari mereka bertanya dengan nada yang ia buat sekecil mungkin agar tak terdengar oleh Hyungseok dan Jay,  "Harus banget, ya, ngikutin mereka berdua yang cuma mau ke atap buat lihat pemandangan?"

Yang lain menjawab, "Demi keselamatan mereka berdua, terlebih lagi Hyungseok."

"Hyungseok sudah besar, ia tak perlu pengawasan seperti ini. Memang kalian mau melindungi mereka dari siapa?" Lanjut ucapan orang yang memecah keheningan mereka tadi.

"Mijin, apa kau tidak mau melihat Jay yang sepertinya akan menyatakan cintanya pada Hyungseok?" Tanya salah satu dari mereka yang lain, ia berusaha membujuk Mijin agar tetap mau mengawasi Hyungseok dan Jay.

Entahlah, kedua temannya, yang tengah mengintai Hyungseok dan Jay, merasa ada sesuatu yang buruk yang akan terjadi.

Mijin pun mendengus dan lanjut mengikuti serta mengawasi mereka berdua. Karena perkataan teman laki-lakinya tadi, ia jadi tertarik.

"Ini karena aku penasaran. Ayo lanjut." Ujarnya meninggalkan kedua temannya dibelakang.

Saat mereka berdua sadar, Zin dan Haneul langsung berdiri dari balik pot besar dan mengejar Mijin yang tak terlalu jauh dari mereka.

Sampai di atap, Hyungseok buru-buru mendekati balkon. Tak lama kemudian, mimik wajahnya berubah menjadi kagum karena apa yang dikatakan Zin tadi benar. Pemandangan di atap sungguh bagus, cocok untuk menyatakan cinta pada seseorang karena pemandangannya sangat mendukung romansa mereka.

Jay yang melihat wajah Hyungseok, tersenyum hangat dan dari balik poninya tersebut, meskipun tak dapat dilihat dari luar, orang-orang akan tahu betapa dalamnya tatapan Jay kepada Hyungseok.

Semua murid SMA Jaewon sebenarnya sangat tahu tentang Jay yang sangat menyukai Hyungseok, namun tak ingin memberitahu Hyungseok karena ingin membiarkan Hyungseok yang tak peka tersebut secara sendirinya sadar akan perasaan laki-laki tersebut.

"Jay! Cepat kesini! Zin benar-benar jenius karena tahu tempat indah ini! Ah, bukan. Bagaimana aku tak tahu ada tempat ini selama ini?!" Hyungseok berbicara dengan tergesa-gesa karena saking kagumnya dengan pemandangannya, ditambah angin sejuk yang membelai lembut kulitnya tersebut membuat Hyungseok tak mau meninggalkan atap sekolah.

'Menggemaskan. Seperti anak kecil.' Batin Jay yang mempercepat langkahnya untuk segera sampai disamping Hyungseok. Namun, saat sampai disampingnya, Hyungseok sama sekali tak melihat kearah Jay! Karena kesal, Jay memikirkan sebuah ide jahil.

Ia perlahan mendekatkan bibirnya ke telinga Hyungseok, lalu berbisik memanggil namanya dengan suara rendah yang membuat Hyungseok langsung terlonjak kaget dan merasa geli diarea telinganya karena merasakan bagaimana napas hangatnya mengenai daun telinganya tersebut.

Wajah Hyungseok sukses memerah karena kejahilan Jay. Sedangkan, sang pelaku tampak menikmati mimik wajah Hyungseok yang sekarang memerah, menambah kesan indah diwajah Hyungseok menurut Jay.

Jay tahu Hyungseok itu akan selalu merah merona setiap mendengar suaranya yang jarang sekali ia keluarkan dan ia akan melakukan hal tersebut jika ingin, seperti tadi.

"Jay! Kau sengaja 'kan?!" Omel Hyungseok dan Jay bertingkah seolah menjadi bocah polos yang tak tahu apa yang dikatakan oleh Hyungseok.

"Jangan berbohong. Aku tahu kau sengaja!" Karena Hyungseok yang memaksa terus-menerus, Jay terpaksa jujur dan terkekeh setelahnya, yang mana membuat Hyungseok kembali memerah saat mendengar kekehan lembut keluar dari mulutnya.

'Ah, Jay! Aku tahu kau tampan, ditambah lagi suaramu yang berat dan lembut itu bisa dapat menghipnotis siapapun yang mendengarnya, termasuk aku!' Batin Hyungseok yang menjadi merasa frustasi dengan sesuatu yang aneh yang ia rasakan didalam dadanya semenjak Jay menginap dirumahnya waktu itu.

Frustasi tersebut berubah menjadi kesedihan karena Hyungseok teringat sesuatu, 'Jay tidak akan pernah menyukaiku, sudah terlihat jelas bahwa ia cuma menganggapku teman saja.'

Dilain sisi, tiga orang yang sedari tadi mengikuti Hyungseok dan Jay, melihat pertengkaran adu mulut mereka dan menjadi bingung apa yang terjadi pada mereka sebelumnya.

"Ayo taruhan. Menurut kalian kenapa mereka berdua seperti itu?" Ucap Zin yang membuat Mijin dan Haneul menjadi memikirkan penyebabnya.

"Menurutku, Jay sedang menjahili Hyungseok yang membuat laki-laki itu kesal?"

"Mijin, kita sepemikiran!" Seru Haneul.

"Kalau menurutku, Hyungseok ditolak oleh Jay." Zin memasang tampang seriusnya.

"Mana mungkin." Mijin dan Haneul menatap Zin dengan wajah tak percaya.

"Bisa jadi."

"Kalau menurutku, apa yang dikatakan Mijin dan Haneul ada benarnya."

"Tapi, bisa ja--NGHYUN!?" Teriakan Zin sukses menarik perhatian Hyungseok dan Jay yang tengah ribut sedari tadi. Mijin dan Haneul merutuki Zin yang membongkar rahasia 'mari-mengintai-kedua-teman-kita'. Namun, ia tak bisa disalahkan sepenuhnya karena Zin terkejut dengan kehadiran orang yang tidak diundangnya.

"Kalian ngapain disana?" Tanya Hyungseok seraya mendekati teman-temannya diikuti Jay yang berjalan dibelakangnya.

Pertanyaan tersebut membuat yang lainnya bingung harus menjawab apa dan Janghyun pun menjawabnya dengan santai, "Kami berniat ingin pergi kesini juga dan ternyata ada kalian juga hahaha."

Hyungseok pun sepertinya percaya dengan ucapan Janghyun dan mengangguk paham. Zin, Mijin, dan Haneul menghela napas lega.

"Yasudah, kami berdua turun, ya. Jam istirahat hampir habis. Kalian jangan sampai bolos pelajaran." Ingat Hyungseok sebelum berjalan melewati mereka semua dan tentu saja dengan Jay yang membututinya dibelakang.

"Tentu." Ucap Janghyun.

Saat Jay melewati Janghyun, ia melihat dari ekor matanya, bagaimana sorot matanya tersebut sangat tajam melihat kearahnya. Jay jadi kesusahan untuk menelan ludahnya karena auranya terlalu menyeramkan dan kuat.

Jay berharap tak ada kejadian buruk yang akan terjadi kedepannya, meskipun itu mustahil karena ia bisa merasakan bahwa akan ada banyak masalah setelah ini.















Tbc.

Halo! Maaf terlambat untuk update kemarin huhuhu ㅠㅠ

Semoga suka!

Jangan lupa tinggalkan jejak!

Terima kasih juga sudah membaca ^^

The Voice - Jaeseok (DISC)Where stories live. Discover now