keenam

3.5K 618 28
                                    

Setelah hari itu, Hyungseok benar-benar menjauhi Jay tanpa sepengetahuannya. Bagaimana Jay tidak mengetahuinya? Well, Hyungseok menjauhinya secara perlahan-lahan, makanya Jay tak menyadarinya, untungnya.

Namun, tidak bagi teman sekelas mereka yang merasa ada sesuatu yang janggal dikelas 2 jurusan fashion tersebut. Yap, dan akhirnya mereka tahu penyebab kejanggalan tersebut, namun tak tahu apa yang sedang terjadi dengan mereka berdua.

Haneul berbisik kearah telinga Hyungseok, membuatnya berkeringat dingin dengan pertanyaannya, "Kau ada masalah dengan Jay?" Bisiknya.

Hyungseok jadi bingung harus menjawab seperti apa, ia tidak menyiapkan apa-apa untuk pertanyaan tersebut, namun setelah beberapa lama ia memutar otaknya, ia pun menjawab, "Tidak, kami tidak ada masalah, hanya saja hari ini aku ingin menyendiri, hehehe." Ia gugup, sangat gugup, syukurlah Haneul hanya menjawab dengan 'oh' yang membuat Hyungseok bernapas lega.

Ia menolehkan sedikit kepalanya menghadap kearah samping, melihat sosok dibelakangnya lewat ekor matanya, ia melihat Jay yang menatap kearah jendela, seperti biasa. Ia tak tahu pandangan apa yang dilihat Jay dari luar karena menurutnya tak ada hal yang menarik selain menatap orang-orang yang berlalu-lalang dan langit yang cerah.

Hyungseok sibuk memikirkan tentang Jay sampai tak sadar ia menatap orang tersebut begitu lamat membuat Jay menoleh kearah Hyungseok dan tersenyum.

Jantung Hyungseok menjadi tak karuan dan membalas senyumannya dengan kaku sebelum berdiri dan melesat keluar kelas, ke kamar mandi.

Sesampainya ia di kamar mandi, ia langsung menuju ke salah satu bilik dan menutup rapat pintu bilik tersebut. Ia duduk disana sambil merenung.

"Haah, apa dengan aku menjauhi Jay semuanya bakal baik-baik saja? Tapi, kalau aku tak menjauhinya, suasananya akan terasa sangat canggung... Terlebih lagi setelah kejadi itu." Hyungseok menutup wajahnya yang memerah ketika mengingat hari itu, hari dimana ia melakukan hal yang liar hanya karena mendengar suara teman dekatnya.

"Sudahlah, tak apa-apa! Ini sudah keputusanku!"

Setelah itu, ia keluar dan berjalan menuju kearah wastafel, membuka kerannya, lalu membasuh mukanya yang terlihat sedikit pucat karena terlalu banyak pikiran.

Saat keluar dari kamar mandi, bel istirahat ternyata telah berbunyi, ia pun segera melangkahkan kakinya kearah kantin.

'Pasti teman-teman, juga Jay, sudah disana. Jadi, aku akan langsung saja kesana!'

Saat dikantin, ia mencari keseluruh penjuru sudut kantin dan menemukan teman-teman mereka yang tengah melambaikan tangannya kearahnya.

Tanpa ba bi bu, Hyungseok langsung mengantri untuk memesan makanannya dan segera bergabung bersama teman-temannya.

Ia bersyukur ia mendapatkan tempat duduk yang agak jauh dari Jay, jadi ia hanya perlu tak memperhatikannya sering-sering 'kan?

Namun, mata dan pikirannya tak sinkron karena matanya sedari tadi terus-menerus melirik kearah Jay yang tengah memakan makanannya dengan santai, sedangkan pikirannya memerintahkannya untuk berhenti.

Hyungseok jadi tak fokus dengan makanannya, akhirnya ia berdiri dan mengatakan bahwa ia ingin langsung ke kelas.

"Loh? Tapi, ini makananmu belum habis, Hyungseok!" Ucap Zin yang memandang kesal kearah Hyungseok, ia sangat tidak suka jika ada makanan yang tersisa, apalagi tersisa sangat banyak sekali, seperti milik Hyungseok yang sebenarnya belum dimakan sama sekali.

"Maaf! Aku sudah kenyang, duluan ya!" Balasnya dan melenggang pergi ke kelas, padahal ia lapar... Tapi, ia tidak bisa fokus karena Jay.

'Kukira untuk menjauhi Jay adalah hal yang mudah! Tapi, kenapa ternyata susah sekali?!' Hyungseok tak mengerti kenapa hal yang sepertinya mudah tersebut malah ternyata adalah hal yang paling sulit!

Ia rasanya ingin menyerah dengan misinya untuk menjauhi laki-laki tersebut. Namun, ia tidak mau jika suatu saat nanti Jay tahu dengan kejadian waktu itu.

Menghela napas lelah, ia pun menelungkupkan kepalanya diatas meja dan berusaha tidur untuk menahan laparnya.

Sepertinya ia akan mampir di minimarket untuk membeli onigiri segitiga disana.

•••

Hyungseok mengerang, lalu mengucak matanya saat merasa tubuhnya digoyangkan oleh seseorang.

"Park Hyungseok! Apa kau sakit? Wajahmu pucat sekali!" Tanya seseorang berumur seperti sudah kepala tiga didepannya dengan raut wajah khawatir.

Saat mengenali siapa didepannya, ia menjawab, "Sedikit pucing.." Hyungseok memijat pelipisnya, terlalu pusing sampai tak sadar dengan ucapannya yang menjadi pelat, membuat seluruh kelas memekik gemas.

"Ya ampun dia tadi bilang pucing! Lucu sekali huhuhu."

"Gemasnyaa~"

"Pucing katanya!"

Begitulah pekikan yang terdengar, yang mana malah membuat Hyungseok semakin pusing dengan kebisingan dikelasnya.

"DIAM SEMUA! Nak, Hyungseok ke UKS saja, ya? Tolong siapapun antar dia ke UKS, tapi jangan lupa setelah mengantar harus langsung balik ke kelas dan mengikuti pelajaran bapak!" Jelas guru tersebut dengan nada tegas, membuat murid dikelas mendesah kecewa karena menurut mereka, mereka bisa menggunakan kesempatan tersebut untuk membolos.

Salah satu murid mengangkat tangannya, membuat atensi guru tersebut teralih kearah murid tersebut, "Ah, Jay! Baiklah, sana antar Hyungseok. Jangan lupa untuk segera kembali!" Jay yang paham lalu mengangguk dan berdiri dari tempatnya untuk berjalan kearah dimana Hyungseok duduk.

Hyungseok yang mendengar nama Jay dipanggil, menoleh kearahnya yang ternyata sudah berada didepannya mengulurkan tangannya bermaksud untuk membantunya berjalan kearah UKS.

"T-terima kasih, Jay." Hyungseok menerima uluran tersebut, ia tidak peduli dengan misi menjauhi Jay karena sungguh, ia sangat pusing sekali sekarang.

Akhirnya, Jay menuntun Hyungseok perlahan keluar dari kelas mereka dan berjalan kearah UKS.

Setelah dirasa sudah agak jauh dari kelas, Jay langsung menghadapkan Hyungseok untuk menatapnya.

"...?"

"Tidak, tidak usah gendong aku, Jay. A-aku masih bisa berjalan sampai UKS."

"...!"

"Beneran! Aku masih bisa berjalan sampai sana~"

"...."

Hyungseok melihat Jay yang cemburut segera terkekeh, ah, sepertinya ia tidak bisa untuk menjauhi laki-laki didepannya tersebut. Jadi, pilihan yang terakhir adalah untuk menutup mulutnya rapat-rapat tentang kejadian tersebut.

Sejujurnya ia sedari awal memang tidak bisa menjauhi Jay, entahlah, ia hanya merasa bahwa ia tidak bisa jauh-jauh darinya dan sepertinya Hyungseok menjadi sedikit terikat dengannya.

Tbc~

Olaa, cuma mau ngomong, PAS ku tinggal 3 hari! Tapi, nggak menutup kemungkinan kalau aku juga bakal masih sibuk buat ngelengkapin tugas + mempersiapkan kalau aku kena remidi 😔

Anw, makasih udah nungguin! Semoga suka chapter ini~

Dan untuk up book yang satunya, gatau mau kapan... Ditunggu aja, ya! Soalnya aku masih buntu buat book yang itu hehehe.

Okayy, see u~ ❣️


The Voice - Jaeseok (DISC)Where stories live. Discover now