keenam belas

1.6K 312 30
                                    

"Jay, terima kasih." Ucap Hyungseok saat mereka tiba di kamar mandi.

"...?"

"Tidak apa-apa. Pokoknya terima kasih!"

Jay tersenyum dan mengangguk. Ia lalu mengusak gemas rambut Hyungseok, sehingga sang empu menggeram marah dengan semburat merah di pipinya. Tahu tidak yang ia lakukan malah hanya membuat Jay gemas untuk merusak tatanan rambut laki-laki manis tersebut?

Tiba-tiba Hyungseok memegang lengan Jay untuk menghentikan pergerakannya, "Jay~ berhenti!"

Mendengar itu, Jay pun menghentikannya, ia juga sedikit kasian.

"Kau tak ke kamar mandi?" Tanya Hyungseok saat teringat Jay mengajaknya ke kamar mandi, namun Jay menggeleng membuat Hyungseok bingung.

"...."

"Kau mengajakku kemari karena terlihat canggung dengan Janghyun?"

Jay mengangguk.

"Apa terlihat sekali?"

Jay kembali mengangguk.

"...."

Hyungseok terkejut mendengar (?) ucapan laki-laki didepannya.

"Kau juga merasakan hawa tak enak saat dekat dengan laki-laki itu?"

Jay menganggukkan kepalanya.

Hening sesaat. Keduanya menikmati keheningan tersebut dan tiba-tiba Hyungseok teringat tentang peringatan dari pengirimnya.

Apa lebih baik ia mengatakannya pada Jay? Ah, namun ia takut ia akan lebih membahayakan nyawa laki-laki tersebut.

Karena terlalu dalam dengan pikirannya, Jay membuat itu sebagai kesempatan untuk memperhatikan laki-laki didepannya.

Mata Jay meneliti wajah tersebut dengan teliti. Kulit wajahnya sangat mulus seperti tak ada cacat sama sekali disana. Bulu matanya sangat panjang dan lentik, sungguh indah. Lalu, mata Jay beralih kearah bibir plum merah milik Hyungseok, Jay menggigit bibir bawahnya.

Tidak. Ia harus tahan.

"Jay?" Panggilan Hyungseok membuat pikiran Jay teralihkan. Ia membuang napas lega dengan pelan.

"...?"

"Sepertinya sebentar lagi bel masuk. Ayo kembali." Jay melihat jam tangannya dan benar saja, 5 menit lagi bel masuk berbunyi.

Mereka pun segera keluar dari kamar mandi dan berjalan kearah kelas mereka.

•••

J

am pulang telah tiba. Sebagian murid Jaewon cepat-cepat merapikan meja mereka dan sebagian lagi mendengus kesal karena guru mereka yang masih tetap mengajar meskipun bel pulang telah berbunyi, yaitu kelas milik Hyungseok.

Gurunya masih semangat untuk mengajar dan tak mengindahkan bel pulang. Seluruh kelas geram, namun juga tak berani untuk protes karena guru yang mengajar saat ini adalah guru killer yang menakutkan saat ada yang menyela pembicaraannya.

7 menit telah berlalu, akhirnya guru mereka membubarkan kelasnya. Saat guru tersebut telah keluar, seluruh kelas langsung memaki-maki guru tersebut.

"Astaga, benar-benar guru itu!"

"Haah! Aku tidak akan masuk sekolah kalau ada pelajaran guru itu."

"Benar-benar menyiksa sampai hanya kelas kita yang belum pulang sama sekali."

Makian tersebut tentu saja mereka keluarkan dari lubuk hati mereka karena sudah terlanjur kesal. Tak luput pula dengan Hyungseok yang sedari tadi menggerakkan kakinya naik-turun dengan cepat.

The Voice - Jaeseok (DISC)Where stories live. Discover now