BAB 23: The Wedding

13.7K 1.5K 91
                                    

i'm sorry for any typos and grammar error.

~happy reading:)

***

BAB 23: For Raskal

.
.
.
.
.

"Mau kemana?" Raskal menatap Raya bingung, rupanya alih-alih hantu berasap, seorang pria tampan bertubuh tinggi proposional dengan rambut yang setengah berantakan tiba-tiba muncul. Pria itu bersandar di sebuah pintu yang menghadap lapangan tembak, melepaskan apitan bibirnya pada sebatang rokok yang tinggal setengah.

Seolah lidahnya dikutuk jadi ikan cupang, Raya tidak mampu menjawab pertanyaan Raskal. Namun, pria itu pasti sudah mengerti apa yang sedang terjadi saat ini.

Raskal tertawa kecil, terdengar mengejek. "Kamu mau kabur?" tanyanya. Pria itu kemudian melangkah mendekati Raya sambil menginjak puntung rokoknya di lantai tanpa beban.

"Need some help?" tanya Raskal di hadapan Raya, seringai miringnya terbit ketika melihat wajah gadis itu memerah menahan kesal.

"Kamu mau bantu saya pergi dari sini?"

Raskal tertawa, merasa lucu karena Raya menganggap serius pertanyaannya tadi.

"Jelaskan dulu alasan yang masuk akal, baru saya akan bantu kamu pergi dari sini," jawab Raskal.

Menunggu Raya menjawab, pria itu memungut gagang koper Raya yang masih tergeletak di lantai, lalu menarik benda itu ke sisinya.

"Arleen cinta kamu, Raskal."

Raskal tak menyangka bahwa Raya akan mengatakan hal itu.

"Lalu? Hanya itu alasanmu berencana kabur dari rumah ini dan pernikahan kita?" tanya Raskal.

"Tentu saja tidak! Saya punya banyak alasan lain," jawab Raya. "Pertama, pernikahan kita bertentangan dengan prinsip saya untuk tidak menikah dengan siapapun. Kedua, kita sama sekali tidak cocok, setiap hari kita hanya cuma memicu pertengkaran dan pendekatan yang direncanakan oleh ibumu dan sepupu saya juga tak terlihat kemajuannya. Ketiga, Arleen mencintaimu," jelas Raya panjang lebar.

"Apa semua itu terdengar masuk akal untukmu?" tanya Raskal

"Tentu!"

Raskal tertawa kecil, masih sama mengejeknya.

"Bagaimana dengan perjanjian antara keluarga kita? Memangnya kamu mau melihat keluargamu bangkrut?"

Raya berdecak, kemudian bersedekap. "Saya udah nggak peduli soal itu. Masih ada Arleen yang bisa menggantikan saya," jawab Raya.

"Bagaimana dengan Mama? Kalau dia tidak mau saya menikah dengan Arleen, apa kamu tega membiarkannya tenggelam dalam angan-angan palsu selama sisa hidupnya, karena calon menantu yang ia sayangi pergi tanpa pamit?"

Raya kembali menutup mulutnya yang sudah setengah terbuka. Gadis itu membiarkan keheningan mengisi ruang di antara dirinya dan Raskal sebelum menjawab pertanyaan pria itu.

"Arleen itu sempurna, Raskal. Dia bisa dengan mudah mengambil hati Tante Hera."

"Dan ... Bukannya akan lebih baik kalau kamu menikahi seseorang yang mencintaimu? Bukannya Tante Hera mau kamu bahagia? Nggak ada permintaan spesifik harus bahagia dengan siapa, 'kan? Jadi, kamu bisa mencobanya dengan Arleen."

Raskal menghembuskan napas yang seolah menggumpal di dadanya sejak tadi. Pria itu terlihat berpikir sejenak.

"She needs you, Raskal," kata Raya, yang terdengar berat di telinga Raskal. "Pernikahan kita tidak akan membuatnya lebih baik!"

I am (not) Into It (UNDER REVISION)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum