Bab 27

2.7K 335 10
                                    

“Mbak Gendhis harusnya gak kabur semalam. “ teguran Bima membuatnya merengut seketika. Memang sih Gendhis sudah keterlaluan menyelinap pergi tanpa ijin. Hidup dan nyawanya masih dinaungi bahaya harusnya Gendhis tak bertindak sesuka hati. “kemarin Bang Emran marah-marah. Penjaga Mbak Gendhis hari ini diganti. “


“Mereka gak dipecat kan Pak? “ Gendhis takut karena sikap seenak jidatnya berbuah petaka untuk kelangsungan hidup orang lain. 


"Enggak sampai. Tapi mereka dikasih sangsi. Mereka gak jadi bodyguard beberapa bulan ke depan. Mereka dipindah jadi sekuriti di klub malam. Mbak kalau mau pergi, bagusnya ijin. Saya gak akan ngelarang mbak pergi ke mana pun asal ada penjaganya. “


"maafin saya ya Pak. Semua orang jadi susah. “

Bima melirik adik bosnya itu melalui kaca tengah mobil. Nampaknya gadis ini benar-benar tulus minta maaf. Setidaknya Gendhis tak berlagak congkak atau punya sikap menyebalkan. Sungguh aneh penjagaan ketat Cuma untuk adik bosnya. Dilihat dari gelagat atasannya hubungan mereka lebih dalam dari itu tapi Bima tak berhak ikut campur. 


"Iya Mbak. Mbak masih muda jadi wajar kalau pengen berpetualang ke tempat baru. Saran saya besok-besok kalau mau main ajak saya, saya gak akan ngadu tapi mbak gak boleh melewati batas. “


“Makasih Pak atas pengertiannya. Bapak tahu gak kabar Pamela setelah saya sama Mitha pulang? “

“Dia pulang enggak lama setelah mbak pulang. “ syukurlah tapi apa yang dikhawatirkan dengan sosok seperti Pamela. Gendhis menyandarkan kepala pada jok, menikmati perjalanan ke toko dengan tenang. Setidaknya dari acara kaburnya kemarin ia dapat pelajaran serta pengalaman. 


Sesampainya di toko ia dibuat heran oleh Mitha yang memberitahunya kalau seseorang telah menunggunya dari tadi. Siapa yang gerangan bertamu tapi berhasil melewati penjagaan di depan. Gendhis penasaran apalagi tamu itu berperawakan lelaki dan berpotongan rambut pendek. 


"Siapa ya? Kalau mau ngelamar kerja bisa bicara dengan manager saya Mitha. “


"Gendhis! “suara pekikan yang sangat ia kenal namun wujud orang itu membuatnya terperangah. 


Pamela dengan penampilan barunya, lebih lelaki, maskulin dan jantan. Apa gerangan yang terjadi. Apa temannya ini habis diruqiah sehingga mengalami tobat dadakan namun sikap Pamela tak berubah. Manusia setengah kelamin ini tetap memeluknya lalu mendaratkan ciuman pipi. “lo kenapa? “


“lo mau tau kenapa gue potong rambut dan pakai baju jelek ini? “ menurut Gendhis pakaian ini cukup rapi dan pantas. Pamela terlihat menarik mengenakan kemeja biru muda dipadukan celana chino cokelat crem. 


“iya, “jawabnya sambil mengangguk tanpa dosa. 


“Ibu gue mau dateng. Dia gak tahu kalau kerjaan gue kapster salon. “


Gendhis mundur beberapa langkah lalu mengamati Pamela dari bawah ke atas sambil memberikan penilaian dalam hati. “penampilan ini sudah cocok. Sangat pas. Lalu apa masalahnya? “


“Gue bilang kalau gue punya pacar. Habis ada tetangga gue yang ngadu ke ibu terus ngatain gue banci.  Gue ke sini karena... “


“Jangan lo bilang cari sukarelawan yang mau jadi pacar pura-pura lo. “


“Lo cerdas banget sih. “ Pamela langsung terlonjak kegirangan sambil menggenggam tangannya seolah mendapatkan sebuah harapan.

Pengantin kelabu Where stories live. Discover now