Menyatu

178 29 27
                                    

–Happy Reading–


Lia terbangun, ia mengucek kedua matanya lalu menguap. Ia merasa badannya lemas, padahal habis tidur.

Tadi ia bermimpi Jeno mencium keningnya. Wah, hanya mimpi tapi rasanya sangat nyata. Lia memegang keningnya senang.

Lia tidak tau saja jika Jeno secara nyata mencium keningnya dan mengira itu hanya mimpi.

Lia beranjak dari ranjang lalu menuju kamar mandi karena merasa badannya lengket. Setelah selesai mandi dan berpakaian, Lia menuju jendela kamar untuk melihat sunset, tapi ia lupa, sekarang ia tidak berada di rumah Jeno. Sunset tidak terlihat sama sekali disini. Yang Lia lihat kini adalah taman bunga yang dipenuhi bunga mawar. Ia agak kecewa tapi tidak apa, pemandangan bunga mawar yang cantik lumayan mengurangi rasa kekecewaannya.

Bunga-bunga mawar itu jika tidak disiram pasti akan mati. Tapi Lia takut jika ia keluar, ia dibawa pergi secara paksa oleh orang asing seperti tadi.

Saat sedang bergelut dengan fikirannya, ia dibuat kaget sampai mundur tiga langkah ke belakang oleh Jeno. Laki-laki berambut biru gelap itu tiba-tiba muncul dari balik jendela. Kaya setan.

" Ya ampun Jeno! " Pekik Lia. Jantungnya berdetak sangat cepat karena terkejut. Oknum yang membuatnya seperti ini hanya memperlihatkan cengiran sampai kedua matanya terlihat seperti bulan sabit.

Jeno memberi kode agar Lia membukakan pintu. Ia sudah mengetuk pintu dari tadi tapi Lia tidak membukakan pintu. Ia fikir Lia masih tidur, tapi ternyata sedang melamun di tepi jendela.

Lia keluar dari kamarnya lalu membuka pintu. Tanpa menunggu lama lagi Jeno masuk kemudian duduk di sofa.

" Kamu baru pulang? " Tanya Lia yang melihat Jeno masih memakai jas kerjanya.

Jeno mengangguk.

" Kenapa ngga langsung pulang kerumah? "

" Memangnya kenapa? " Ucap Jeno yang bertanya balik.

" Kan bau, harusnya pulang mandi dulu baru kesini "

Jeno mengerutkan dahi, " badanku tidak bau "

" Bohong amat, orang habis kerja keringetan ya pasti bau lah "

" Aku tidak. Nih kalo tidak percaya " Jeno menarik tangan Lia kencang sampai Lia terjerembab ke dada Jeno.

" Iya, kok bisa ngga bau sih. Malah wangi " ucap Lia heran.

" Apa aku bilang, badanku memang tidak bau " ucap Jeno bangga.

Lia mendengus melihat tingkah Jeno.

" Mau minum apa? " Tanya Lia.

" Apa saja "

" Air kobokan mau? "

Kedua mata Jeno melebar, " Yang benar saja! "

Lia terkekeh geli, ia melenggang ke dapur untuk membuatkan Jeno jus jeruk.

Jeno menatap punggung Lia yang semakin menjauh. Entah kenapa ia tidak bisa menghilangkan perasaannya pada Lia. Semakin ia mencoba menghilangkannya, malah justru perasaan itu semakin besar.

FIRST LOVE | Jeno×Lia |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang