Dandelion

105 16 11
                                    

–Happy Reading–

Jeno dan Baba menatap sebuah gua yang gelap dan di samping kanannya yang berjarak sekitar seratus meter juga terdapat gua dimana gua tersebut merupakan tempat tinggal dari Naga Lembah. Kini naga lembah sedang berhibernasi, tidak ada yang tau kapan Naga Lembah akan bangun. Alasan Dandelion ditempatkan berkendaraan dengan Naga Lembah adalah supaya Naga Lembah bisa mengawasinya. Sebenarnya tidak sepenuhnya Naga Lembah bisa mengawasinya. Contohnya disaat seperti ini. Naga sedang berhibernasi dan Dandelion bisa berbuat seenaknya.

" Jangan menimbulkan suara bising " bisik Baba mengingatkan Jeno. Takutnya mereka akan mengganggu Naga.

Jeno mengangguk. Keduanya masuk ke dalam gua dengan membawa obor sebagai penerangan.

Gua ini luas dan tidak terlalu dalam. Beberapa air merembes dari atas gua. Mungkin sisa air hujan.

Mereka terus memasuki gua sampai dimana titik cahaya muncul dari atas batu besar. Jeno mendongak ke atas. Ternyata cahaya itu muncul dari bunga Dandelion yang mereka cari. Indah, siapapun yang melihatnya pasti akan terpana. Cahaya putih kekuningan itu memancar dari kelopak putihnya. Bau harum juga tercium dan hampir membuat Jeno terbuai.

" Fokuslah, jangan sampai terbuai. Bunga itu sedang berusaha menggoda kita " Baba menyenggol lengan Jeno.

" Tidak lucu menikah dengan Bunga kau tau " ucap Baba. Ia lalu mendekat ke batu besar itu dan mengetuknya sebanyak tiga kali. Setelah itu, cahaya yang tadi muncul perlahan memudar. Kelopak Dandelion menunduk seolah menanggapi Baba.

" Apa kabar, Dandelion? " Tanya Baba basa basi.

" kabarku baik, Baba. Tumben sekali kau menemuiku " ucap Dandelion dengan nada menyindir karena ini kedua kalinya Baba menemuinya selama hampir setengah abad ia dikutuk dan tinggal sendirian di gua yang gelap ini.

" Ck, aku merasa agak kurang nyaman bertemu dengan orang jahat sepertimu " ucap Baba malas.

Dandelion tertawa kecil, kedua daunnya bergoyang-goyang, " lalu? Untuk apa kau menemuiku jika kau merasa tidak nyaman? "

" Langsung ke tujuan utamaku saja. Untuk apa kau mendatangkan gadis dari dunia lain? " Tanya Baba.

" Emm, gadis dari dunia lain. Maksudmu gadis manis berambut lurus itu? Siapa namanya aku lupa "

" Lia "

" Ow, Lia. Aku mengingatnya. Tujuanku membawanya kemari tentu saja untuk menggoda para penjaga " ucap Dandelion enteng.

" Apa kau gila?! "

" Aku waras. Dia perempuan, wajar untuk menggoda para lelaki "

" Heh! Dia tidak seperti kau yang hobi menggoda laki-laki! "

" Eits, buktinya Jeno kepincut dengannya dan membuatnya jatuh cinta setengah mati " daunnya menunjuk ke arah Jeno yang berada lima langkah di belakang Baba.

Baba ikut menoleh ke arah Jeno lalu kembali lagi menatap Dandelion, " apa kau hanya bisa membuat hidup seseorang berantakan dan hancur? "

FIRST LOVE | Jeno×Lia |Where stories live. Discover now