6

8.3K 915 38
                                    


Jaemin menatap adiknya yang sangat cekatan dalam menyiapkan berbagai alat yang di butuhkan untuk mengobati salah satu pemain sekolah lain yang cidera saat pertandingan di mulai. Pemuda manis itu duduk tak jauh dari tempat dimana tenaga medis berada, memastikan bahwa tidak akan akan yang berani menganggu adiknya.

Mata pelajaran selama satu hari di tiadakan, dan sejujurnya Jaemin agak bosan. Sekolah mereka juga akan ikut bertanding tapi masih nanti, pemuda manis yang menarik perhatian para siswa maupun siswi dari berbagai sekolah itu kini memainkan ponselnya, berusaha keras mengusir rasa jenuh yang tiba-tiba tidak bisa di kendalikan.

" Hey, kau nampak bosan." Sebuah instruksi suara rendah mampu membuat Jaemin langsung mendongak.

Ditatapnya pemuda tampan yang wajahnya seperti tak asing baginya itu.
" Jeno?" Tanya Jaemin ragu, sedangkan siempu nama hanya mengangguk maklum.

" Kau sepertinya mudah melupakan seseorang ya?" Tanya Jeno tak melepaskan pandangannya dari si manis, Jaemin hanya menggaruk GG tengkuknya kikuk.

" Em.. sepertinya aku harus pergi karena ada urusan mendadak, kalau begitu aku permisi." Jaemin menatap serius pada ponselnya, Jeno juga ikut penasaran dengan apa yang di baca si manis hingga jadi buru-buru begitu.

" Baiklah, hati-hati." Ucap Jeno lembut dengan mengelus rambut Jaemin dan menepuk pundaknya sekilas.

Jaemin hanya mengangguk canggung kemudian mendekati Minhee.


" Hyung ada urusan, kau tak apa hyung tinggal?" Minhee menatap hyungnya yang nampak cemas, "Tak apa, sepertinya hyung sangat buru-buru, aku bisa menjaga diriku sendiri jangan khawatir." Ucap Minhee.

Jaemin menepuk kepala adiknya sebelum akhirnya berjalan cepat keluar gedung olahraga.

Puk

" Kurasa kakakmu benar-benar sangat menyayangimu ya." Minhee menatap punggung kakaknya yang makin mengecil dengan sebuah senyum kecil.

" Benar, baru kali ini aku merasakan sebuah arti hidup yang sesungguhnya." Jawab Minhee dengan ceria, pemuda yang menjadi teman sekelas Minhee itu menatap si manis Na dengan intens.


" Minhee, aku minta maaf jika pernah menyakitimu." Ucapnya menyesal, " Tidak apa Eunsang, kau tak perlu khawatir, bahkan aku sudah memaafkan kalian semua."

Eunsang menatap Minhee yang kembali bergabung bersama anggota medis lainnya, nampak jika pemuda itu benar-benar takjub dengan kebaikan hati Minhee.



" Seharusnya sejak dulu aku mengenalmu kan?"


















Jeno menatap layar ponselnya dengan fokus, memperhatikan dengan pasti sebuah titik merah yang berjalan di layar ponselnya. Pemuda tampan itu kini berada di dalam kelas yang sepi, suasana yang begitu mendukung hal yang di lakukannya.

" Kau di sini ternyata." Jeno melirik Mark sekilas sebelum akhirnya kembali fokus pada layar ponselnya, menyebabkan pemuda beralis melengkung layaknya busur itu berdecak kesal.

" Kau benar-benar mengerikan saat menjadi penguntit." Sindir Mark tajam.

" Bukankah kau yang memberikan barang ini padaku?"

" Ya, tapi kukira itu akan kau gunakan untuk melacaknya jika dia dalam bahaya atau apapun itu bukan berarti untuk mengetahui segala kegiatannya bodoh."

" Aku hanya meminimalisir pesaing." Jawab Jeno enteng, dan saat itulah Mark menyesali keputusannya.





Flashback

☑️HUNTER NA🦋 [NOMIN ft JAEYONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang