14

6.9K 800 13
                                    


Jaehyun berlari dari depan hingga ke dalam Mansion Lee, para pelayan hanya membungkuk ketika calon suami dari tuan muda pertama itu melewati mereka dengan seragam yang masih melekat di badan tegapnya.

Setelah selesai bertugas dan baru saja tiba di bandara, Jaehyun baru mendapat kabar mengerikan tentang calon pendampingnya itu. Sebenarnya ia geram dengan Jaemin yang bungkam dan tidak memberitahunya tapi hal itu bisa ia kesampingkan untuk saat ini ia harus menemui Taeyong yang katanya masih saja mengurung diri di dalam kamar.

" Jaehyun."

Langkah kaki Jaehyun terhenti di lorong dekat kamar Taeyong, tatapan matanya bertubrukan dengan sorot lelah milik Donghae, nampak sangat terlihat bahwa ayah dua anak itu tengah dalam kondisi yang tidak baik-baik saja.

" Ayah."

" Tolong bujuk Taeyong Jae, sedari kemarin dia hanya memilih untuk mengurung dirinya dikamar, wajahnya sangat pucat dan selalu gemetar jika ada orang lain mendekat kearahnya, bahkan ia hampir melempar vas pada pak Kim jika Jaemin tidak menghentikannya." Jelas Donghae menahan perih di hatinya, tak pernah ia sangka putranya akan mengalami hal buruk.

" Aku akan berusaha sebisaku ayah, ayah tenanglah dan beristirahatlah tidak baik jika kalian terjatuh bersama-sama." Ujar Jaehyun sebelum memasuki kamar tunangannya.

Donghae menatap pintu kamar Taeyong yang kembali tertutup rapat kemudian memilih pergi untuk mendapatkan secangkir kopi, kepalanya rasanya mau pecah karena memikirkan banyak kejadian dan puncaknya adalah kemarin saat Taeyong kembali dari acara dengan keadaan berantakan diantarkan oleh Jaemin yang berwajah sangat pucat.


Jaehyun memperhatikan kamar Taeyong yang sangat gelap, lampu dimatikan dan tirai jendela tertutup rapat.

" Taeyong?"

Jaehyun mendekat ke ranjang yang diatasnya terdapat gulungan besar dengan selimut, ia yakin itu adalah Taeyong.

" Taeyong."

Jaehyun menarik selimut yang menutupi Taeyong kebawah.

" Yatuhan Taeyong, ku mohon berhenti menangis."

Jaehyun terkejut, mata Taeyong sudah bengkak dan wajahnya pucat pasi, dengan segera Jaehyun menarik Taeyong ke pelukannya meskipun pemuda berparas cantik itu beberapa kali nampak menolak namun akhirnya diam dan malah makin kencang menangis.

" Sudah, kumohon jangan menangis lagi, hatiku ikut sakit jika kau seperti ini." Bisik Jaehyun lembut berusaha menenangkan tunangan cantiknya.
" T-tapi dia hampir menyentuhku Jae, hiks."

Jaehyun melepaskan pelukannya, kemudian menarik Taeyong untuk menatap matanya.

" Hampirkan? Kau tidak perlu khawatir, apapun yang terjadi aku tidak akan pernah meninggalkanmu sendirian."

" Tetap saja, hiks, aku merasa rendah." Taeyong mengalihkan pandangannya tidak berani menatap mata Jaehyun yang menyendu.

" Bayangan ketika dia hendak melecehkanku tidak mau hilang dari pikiranku, b-bagaimana jika saat itu Jaemin tidak datang? Hiks, apa yang akan terjadi padaku Jaehyun, apa?" Taeyong kembali histeris, tubuhnya kembali bergetar hebat karena saking ketakutannya ia.

" Taeyong dengarkan aku dulu." Jaehyun mencengkram pundak Taeyong lembut, " Kau ketakutan karena masih terbayang bajingan kemarinkan? Jika begitu mulai dari sekarang hanya ingatlah sentuhanku." Belum sempat Taeyong berbicara Jaehyun sudah lebih dulu membungkam bibir tipisnya dengan bibirnya.

Taeyong hendak memberontak namun saat mengingat yang menyentuhnya adalah Jaehyun yang akan menghilangkan memori tentang kejadian kemarin akhirnya ia turut mengikuti alur yang di buat oleh Jaehyun.

☑️HUNTER NA🦋 [NOMIN ft JAEYONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang