20

7.2K 751 24
                                    

Jaemin mengeryit, pemuda yang baru saja selesai membuat makan siang itu tidak menyangka akan mendapat tamu tak diundang ke apartemen sederhananya.

" Boleh kami masuk kedalam?" Tanya Mark dengan senyum terulas, Jaemin menggaruk tengkuknya dengan canggung sebelum akhirnya mempersilahkan keempat siswa yang masih berbalut seragam itu masuk kedalam.

" Wah, apartemenmu rapi sekali." Puji Renjun ketika masuk, mereka memperhatikan setiap sudut ruangan, meskipun kecil tapi kondisi apartemen sangat rapi, semua barang tertata pada tempatnya, sangat nyaman.

" Oh ya Jaem, Minhee bilang ia akan pulang terlambat karena mengerjakan tugas kelompok dengan Yunseong." Ucap Renjun ketika ingat pesan Minhee, dua dominan lainnya hanya diam dan mengikuti Renjun untuk duduk di sofa.

" Em, aku baru saja selesai memasak apa kalian sudah makan siang?" Tanya Jaemin, Haechan yang baru saja hendak duduk di sofa kembali berdiri dan mendekati Jaemin.

" Ah kau ini tau saja kalau temanmu kelaparan." Ujarnya tak tau malu,
" Benarkah? Ayo, kita makan bersama kalau begitu." Ajak Jaemin dengan menggandeng tangan Haechan, Renjun berdecih sinis.

" Sialan, jika bukan teman sedari kecil sudah kulumat hingga hancur. Benar-benar memalukan." Desisnya kesal.

" Hey Mark, kenapa pula kau menyukai beruang dengan perut seperti palung?" Ketus Renjun menatap Mark tajam, pemuda dengan alis camar itu tiba-tiba merasa merinding.

" K-kau tau?" Jeno melirik acuh Mark yang gagap, dengan bodoamat ia berjalan meninggalkan Renjun dan Mark untuk menyusul Jaemin dan Haechan ke dapur, ia tak akan membiarkan keduanya berduaan meskipun keduanya sama-sama pihak bawah, segala kemungkinan bisa terjadi kan?

" Cih, benar-benar cocok, yang satu tak tau malu sedangkan satunya sok malu-malu." Ketus Renjun sebelum meninggalkan Mark seorang diri dalam keadaan linglung.

" Apa selama ini begitu kentara?" Bisik Mark pada dirinya sendiri, pemuda tampan itu masih saja melamun sebelum teriakan memanggil namanya berhasil membuatnya sadar.

" Terserahlah, jika memang sudah ketahuan sekalian trobos saja hingga selesai."







Mereka sudah selesai makan siang bersama, kini mereka berkumpul di ruang tengah apartemen Jaemin.

" Masakanmu sangat enak huhuhu, aku rasanya tidak mau berhenti untuk menelan apapun yang kau hidangkan." Racau Haechan sembari menepuk-nepuk perutnya yang kekenyangan.

" Cih, kau memang rakus dan tidak tau malu, tamu mana yang akan menghabiskan hidangan tuan rumah hingga menambah lima kali, hah?" Ejek Renjun dengan ketus, sungguh bukan apa, mereka niat awalnya kan ingin menjenguk Jaemin juga membantu meredakan kefrustasian Jeno bukan malah menghabiskan bahan pangan milik Jaemin.

" Sudah tidak apa Renjun." Sela Jaemin, Haechan yang awalnya merengut itu kini tersenyum lebar dan memeluk lengan Jaemin dengan genit dihadiahi delikan mata yang berbeda dari Jeno dan Renjun.

" Cuih, cuih, lihat Mark, kau menyukai beruang madu tanpa urat malu."

" Y-yak! Renjun!" Mark ikut mendelik namun tidak ke Jaemin tapi ke Renjun dengan tajam, tak berani menatap dimana Jaemin dan Haechan berada.

Haechan menenggelamkan wajahnya pada balik bahu Jaemin, ia tidak menyangka pria tampan seperti Mark menyukainya, huhuhu, dia malu.

" Hei, hei, hei tenanglah kalian bertiga, kita sedang bertamu bicarakan masalah perasaan di tempat kalian sendiri." Tiga orang yang di maksud menatap Jeno tajam, cih.

" Cih, cih, lihat ini. Apa ini caramu mengusir kami untuk menghabiskan waktu bersama Jaemin eoh?" Jeno mendelik, apa mulut si kecil teman Haechan ini tidak ada remnya?

☑️HUNTER NA🦋 [NOMIN ft JAEYONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang