Author POV
Setelah menyelesaikan ujian tahap kedua, para peserta yang tersisa terbang melewati langit malam yang indah penuh dengan bintang, menggunakan balon udara dari komite Asosiasi Hunter, menuju tempat dilaksanakannya ujian tahap ketiga.
Saat ini, semua peserta berada di sebuah ruangan yang cukup luas. Dimana ketua Netero dan asistennya Beans juga berada.
"Perkenakan saya untuk memperkenalkan diri kepada 42 peserta yang tersisa. Namaku Netero, pimpinan dari komite pemilihan ujian hunter untuk tahun ini." Ucap ketua Netero memperkenalkan dirinya. "Dan saya sekretarisnya, Beans." Ucap seseorang bernama Beans yang memiliki wujud seperti kacang hijau, menggunakan setelan jas hitam.
Lalu ketua Netero menjelaskan bahwa awalnya ia hanya ingin menampakkan diri pada ujian tahap akhir. Killua yang bosan mendengar penjelasan ketua Netero, menguap lebar menutup matanya seakan-akan dia bisa tidur kapan saja. Tangannya bergerak naik, mengayunkannya ke depan dan ke belakang di depan mulutnya.
[Y/N] kemudian menyiku lengan Killua, menatap bocah bersurai putih itu. "Apa?" Tanya Killua. "Jangan menguap." Killua memutar bola matanya malas.
Lalu Beans menjelaskan bahwa mereka di jadwalkan tiba di tempat ujian tahap ketiga besok paginya pada pukul 8 pagi. Semua peserta dapat menikmati makan malam yang tersedia di ruang makan dan bebas melakukan apapun hingga mereka tiba. Termasuk beristirahat.
"Yosh, Gon, [Y/N]. Kita jelajahi isi balon terbang ini!" Ajak Killua yang langsung diangguki oleh keduanya. Ketiganya langsung berlari semangat, meninggalkan para orang dewasa dan remaja di sana yang masih berdiri di tempat mereka.
"Anak-anak memang yang selalu bersemangat." Ucap Leorio menatap kepergian ketiganya. Kemudian satu per satu peserta mulai bubar. Menikmati waktu istirahat mereka sendiri sebelum harus kembali mengikuti ujian besok paginya.
Kurapika dan Leorio memilih untuk mengambil makan malam dan beristirahat. Tonpa sempat menghentikan kedunya, memberitahu sekaligus berniat menipu Leorio dan Kurapika. Namun pada akhirnya, tipuan Tonpa tak bekerja pada keduanya.
Sementara 3 bocah tadi, sibuk berkeliling di balon udara tersebut. Gon dan Killua yang masih kelaparan, memilih untuk mengendap-ngendap masuk ke dalam dapur dan mengambil makanan dari sana.
[Y/N] sudah mencegah keduanya, mengatakan bahwa koki akan memarahi mereka jika ketahuan, namun Killua berhasil menyakinkan Gon untuk tetap masuk, sementara [Y/N] menunggu mereka dimarahi oleh koki di samping pintu.
"Bocah! Menjauh dari dapur! Kalau mau makan, sana di ruang makan!" Ucap koki yang kesal karena Killua dan Gon menyelinap masuk ke dalam dapur dan mengambil makanan diam-diam.
Meskipun pada akhirnya juga ketahuan. Keduanya di lempar keluar dari ruangan tersebut, membuat si gadis yang menatap mereka tertawa bahagia. "Sudah kubilang 'kan? Kalian akan dimarahi." Ucapnya mengusap air matanya.
"Tapi kami berhasil mendapatkan makanan. Kau mau?" Tanya Gon menyodorkan daging ayam di tangannya. [Y/N] menggeleng menolak.
Kemudian mereka kembali berjalan, sembari Gon dan Killua menghabiskan makanan mereka. Dari ujung matanya, Killua mendapati sesuatu yang menakjubkan dan segera memanggil kedua teman barunya.
"Woah, hebat! Lihat, Gon, [Y/N]!" Ucap Killua takjub melihat cahaya-cahaya lampu yang menghiasi kota dari balik jendela.
Gon dan [Y/N] dengan segera menghampiri jendela, ikut menengok keluar. "Wah! Daratannya bagaikan ditutupi oleh permata!" Ujar Gon. Killua dan [Y/N] menganggukinya.
Kesunyian menghampiri ketiganya selama beberapa detik, hingga Gon membuka suaranya. "Hei, aku memikirkan..." ucap Gon memulai topik pembicaraan. "Dimana ayah dan ibu kalian?" Tanya Gon. [Y/N] terdiam. Bingung berkata apa. Sementara Killua menjawab pertanyaan Gon.

ESTÁS LEYENDO
My Duty [Hunter×Hunter x Reader]
Fanfiction[UPDATE SETIAP JUMAT] Ketika aku terbangun, aku menyadari bahwa aku berada di sebuah bangunan tua kecil di dunia atau bisa dikatakan dimensi yang berbeda. Aku tidak tau apa dan kenapa aku bisa berada di sini, tapi aku tau satu hal yang pasti, aku ak...