[UPDATE SETIAP JUMAT]
Ketika aku terbangun, aku menyadari bahwa aku berada di sebuah bangunan tua kecil di dunia atau bisa dikatakan dimensi yang berbeda. Aku tidak tau apa dan kenapa aku bisa berada di sini, tapi aku tau satu hal yang pasti, aku ak...
Setelah ketiganya setuju, Netero membawa mereka ke sebuah ruangan yang berbentuk lingkaran tak terlalu luas, namun cukup bila digunakan untuk permainan kecilnya.
Netero melepaskan semua pakaian luarnya, menyisakan kaus hitam dan celana kain putih. Tangan kirinya melempar-lempar sebuah bola dengan pola bergaris berwarna kuning-hitam ke atas lantai lalu kembali ke tangannya lagi.
"Sekarang aku akan menjelaskan peraturan dari permainannya. Jika kalian bisa mengambil bola ini dariku sebelum kapal ini sampai di tempat tujuan, kalian menang." Sontak ketiganya langsung memerhatikan jam dinding yang berada di ruangan tersebut.
"Aku yakin, kita dijadwalkan akan tiba pukul 8 pagi, 'kan? Itu berarti masih ada sekitar 9 jam lagi. Kalian bebas menyerangku sesuka kalian. Aku juga tidak akan menyentuh kalian." Ucap Netero memutar bola di atas satu jarinya tanpa terjatuh atau goyang sedikitpun.
"Eh? Itu terlalu mudah. Itu tidak bisa disebut sebagai permainan." Ucap Gon yang merasa aturan tersebut terlalu mudah bagi mereka.
'Bukan aturannya yang menjadi masalahnya, Gon. Netero-san ini yang masalahnya.' Batin [Y/N] menatap lurus Netero.
"Kalau begitu, siapa yang ingin mencoba duluan?" Tanya Netero tanpa mengubah aturan mainnya. "Kami hanya perlu mengambil bolanya saja, 'kan?" Tanya Killua memastikan.
"Ya." Jawab Netero singkat menutup sebelah matanya. "Kalau begitu aku duluan."
"Silakan."
Killua berjalan ke arah kanan, melewati Gon dan [Y/N]. Manik matanya menatap tajam ke arah Netero. 'Dia meremehkanku.' Batin Killua.
Killua mendiamkan suara hentakan kakinya, mengambil beberapa irama dan menciptakan bayangan atas dirinya sendiri.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Netero yang memerhatikan Killua, membuka mulutnya takjub. Anak sepertinya dapat melakukan teknik dasar pembunuh profesional.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Aku melihat ada banyak Killua!" Ujar Gon terkejut.
'Ini adalah teknik seorang pembunuh bayaran. Sikyoku/Rhythm Echo. Penggunanya menggunakan beberapa irama gerakan untuk menciptakan bayangan lain, guna membingungkan musuhnya. Aku terkejut karena anak sekecil itu sudah terlatih menggunakan teknik seperti ini.' Batin Netero.