[Chp.19] 50 Hours to Spend

2.2K 282 57
                                        

Author POV

Setelah pertandingan [Y/N] VS Kirara, akhirnya tibalah giliran Killua. Peserta terakhir yang akan menentukan apakah mereka akan lolos pada tahap ketiga ini, atau tidak.

"Baiklah, aku pergi." Kata Killua santai. [Y/N] menyilangkan tangannya, menatap punggung Killua. "Pastikan kau menang atau aku akan memukulmu." Gumam [Y/N] pada Killua. Killua memutar tubuhnya dan menunjukkan seringainya pada [Y/N]. "Aku akan memenangkannya tidak lebih dari 10 detik." Kata Killua.

Sudut bibir [Y/N] terangkat sebelah. "Buktikan." Tantangnya. Killua berbalik dan menghadap gadis bersurai coklat itu sepenuhnya. "Kalau aku berhasil, apa yang akan aku dapatkan?" Killua memasukkan tangannya ke dalam saku celananya sembari bertanya pada [Y/N].

[Y/N] berpikir sebentar. "Aku akan membuat apapun yang kau minta dengan sihirku." Jawab [Y/N] mengangkat sebelah tangannya. "Oh~ menarik." Balas Killua. "Dan kalau kau tidak berhasil, kau harus mengikuti 1 permintaanku. Bagaimana?" Lanjut [Y/N]. Killua tersenyum. "Setuju."

"Itu bocah yang terakhir...?" Bendot memerhatikan Killua dari kejauhan. "Aku menyarankan dia untuk berdoa sebelum menghadapi monster itu." Kata Bendot. "Kawai sou, dia masih begitu muda." Ucap Leroute merasa kasihan pada Killua.

"Aku tidak mau menggunakannya. Tapi, di ujian hunter tidak ada kata ampun. Jika dia mati itu adalah takdir." Kata Lippo dari balik kamera pengawas. Belenggu borgol yang menahan tangan tahanan tersebut dilepaskan. Membuat empat tahanan lainnya berjengit takut.

Setelah membuat Majitani tertancap di dinding dalam posisi tidak sadarkan diri, tahanan tersebut berjalan maju sembari satu tangannya mencakar dinding, hingga membuat dinding itu hancur.

KRAK

Gon dan yang lainnya tersentak, melihat dinding dengan mudahnya ia hancurkan. Tangannya meraih kain yang menutupinya, menariknya turun ke bawah, memperlihatkan siapa dirinya yang sebenarnya. Begitu melihat rupanya, Leorio langsung mengenalinya. Dan melarang Killua untuk tidak melawannya.

"Nande?" Tanya Killua santai. "Johness si pemotong." Kata Leorio.

Nama: Johness.
Hukuman: 968 tahun penjara.
Kejahatan: Pembunuh.

Johness adalah pria bertubuh kekar dengan otot-ototnya yang besar. Ia memiliki potongan rambut pendek. Dengan warna rambut serta kumisnya yang berwarna kuning.

"Dia pembunuh terkenal dalam sejarah Zaban. Dia memilih secara acak. Itu adalah kasus yang paling terkenal. 146 orang terbunuh. Entah itu tua, muda, pria, wanita, semua dibunuh olehnya. Dan hanya ada satu kesamaan, mereka semua dibunuh dengan tangan kosong. Dia dijuluki si genggaman besi." Kata Leorio menjelaskan.

Johness menghancurkan segenggam batu yang berada di tangannya hingga menjadi butiran debu halus. "Sudah lama sekali semenjak aku menyentuh daging manusia." Katanya.

"Kau lebih baik jangan melawan si pembunuh gila itu. Masih ada tahun depan." Larang Leorio. Namun Killua memilih untuk melangkah maju untuk melawan Johness. Tidak peduli dengan background Johness yang memang terdengar mengerikan.

Berkali-kali Leorio memanggil Killua agar ia segera kembali dan tidak melawan Johness. Namun Killua tetap saja berjalan tanpa mengindahkan panggilan Leorio. "Dasar keras kepala. Dia tidak mendengarkanku?!" Kesal Leorio. "Sebaiknya kita biarkan saja dia. Mungkin dia punya rencana." Kata Kurapika percaya pada Killua.

"Bagaimana kita menyelesaikan pertarungannya?" Tanya Killua santai. "Pertarungannya? Aku percaya kalau kau bingung. Karena ini akan menjadi pembantaian sepihak." Kata Johness menggerakkan jari-jari tangannya.

My Duty [Hunter×Hunter x Reader]Where stories live. Discover now