Author POV
[Y/N] menghembuskan napasnya. Di ruangan ini hanya ada dirinya dan Killua yang masih di alam mimpi. Bisky dan Gon sudah pergi sejak beberapa menit yang lalu atas permintaan sang gadis. Ia ingin berbicara empat mata dengan Killua. Tapi, ia juga bingung. Apa yang harus dibicarakan?
Ia mencoba untuk memperbaiki posisi duduknya, berakhir meringis tertahan menahan sakit di perutnya. Ringisannya itu terdengar oleh Killua, membuatnya bangun dari tidur dan langsung menatap panik sang gadis.
"[Y/N]!"
Killua membantu sang gadis bersandar dan menyelimuti kakinya. "Bagaimana perasaanmu? Apa masih sakit?" tanyanya khawatir.
"Sedikit, tapi sisanya sudah lebih baik," jawab sang gadis.
Anak berambut putih itu menghela napas lega. "Syukurlah. Kalau ada yang sakit langsung katakan saja," ucapnya. [Y/N] mengangguk pelan. Menggigit bibirnya bingung. Killua yang melihat itu langsung mengomelinya. "Jangan gigit bibirmu, nanti luka."
"Ada apa? Apa yang kau pikirkan?" [Y/N] memainkan jarinya. Tak menjawab langsung pertanyaan Killua. "Etto... maaf..." cicit sang gadis dengan suara kecil.
Killua tersenyum tipis. Lebih tepatnya tersenyum nakal. 'Ah, sepertinya akan menghibur jika aku mengganggunya sedikit.'
"Kenapa minta maaf, hm?"
[Y/N] memalingkan wajahnya. Tak sanggup melihat wajah Killua. Semburat merah tipis nampak di wajah sang gadis. Malu, ia sangat malu sekarang.
Senyuman nakal di wajah Killua semakin menggembang. Gadisnya ini sangat lucu kalau malu seperti ini. Ingin rasanya di cubit. Tapi, ia harus menahan keinginannya itu. Ia ingin mengganggu sang gadis dulu.
"Coba katakan padaku, kenapa kau minta maaf, hm?" Killua mengulang pertanyaannya.
[Y/N] menarik tangannya yang masih di genggam Killua sampai sekarang. Tubuhnya miring ke arah berlawanan. Memunggungi Killua. "Y-ya... pokoknya aku minta maaf," kata sang gadis sedikit gagap.
Killua tertawa pelan. Tak bisa menahan reaksi imut sang gadis. 'Imutnya...'
"Baiklah, baiklah, aku memaafkanmu. Tapi tolong, berbaliklah," pinta Killua sambil menepuk ringan pundak sang gadis. Namun sang gadis menggelengkan kepalanya. "Kenapa, hm?" tanya Killua.
"Malu..."
Killua tertawa lagi. "Apanya yang malu? Balikkan saja badanmu," pintanya lagi.
[Y/N] menggelengkan kepalanya lagi. Menolak. "Ya... intinya malu..."
Sebuah ide muncul di kepala Killua. "Berbaliklah sekarang atau aku yang akan membalikkanmu?" Terdengar seperti ancaman. Sebuah ancaman yang berbahaya? "Aku akan menghitung mundur dari lima, jika kau tidak berbalik, aku akan membuatmu berbalik." Ancaman lain diberikan pada sang gadis.
Mendapat ancaman seperti itu, mau tidak mau sang gadis pun berbalik. Menghadap pada Killua. Oknum yang mengancam pun tersenyum puas. Ancamannya berhasil. Ia mengusap lembut pipi sang gadis. Bibirnya tak berhenti mengembang. Mata birunya terus menatap mata hazel sang gadis. Ah, sepertinya melihat bola hazel itu akan menjadi kesukaan barunya. Kombinasi warna mata yang pas dengan warna rambutnya.
Karena di tatap terus menerus oleh Killua, gadis bersurai coklat itu jadi mengalihkan pandangannya. Dia jadi malu. 'Astaga, genre-nya seketika berubah jadi genre romansa...' pikirnya dilanda kegugupan. Mata biru anak di depannya ini tak berhenti terus menatapnya. Tak berpindah walau sedetik pun.
"[Y/N]."
Panggilan Killua terdengar. Nama sang gadis disebut dengan lembut. Tentu saja pemilik nama itu berbalik memandang yang memanggilnya. Berdeham singkat sebagai refleks. "Hm?"

VOCÊ ESTÁ LENDO
My Duty [Hunter×Hunter x Reader]
Fanfic[UPDATE SETIAP JUMAT] Ketika aku terbangun, aku menyadari bahwa aku berada di sebuah bangunan tua kecil di dunia atau bisa dikatakan dimensi yang berbeda. Aku tidak tau apa dan kenapa aku bisa berada di sini, tapi aku tau satu hal yang pasti, aku ak...