Reader POV
Di mana ini?
Semuanya gelap.
Tubuhku seperti mati rasa.
Apa aku sudah mati?
Aku tidak mengira aku akan mati secepat ini. Kenapa bolanya bisa berubah arah, ya?
Apa Razor sadar kalau aku melamun tadi, makanya dia berubah menyerangku?
Kira-kira bagaimana, ya, reaksi mereka semua sekarang?
Killua dan Gon pasti khawatir tingkat dewa. Apalagi bocah Zoldyck itu 'kan sangat menyayangiku.
Ah iya, aku lupa bilang. Setelah tak menyadarinya untuk waktu yang lama, sesaat sebelum kesadaranku hilang sepenuhnya, akhirnya aku sadar. Anak yang satu itu sangat menyayangiku. Entah sebagai apa. Aku juga tidak tahu. Yang penting, bocah itu sangat menyayangiku. Entah apa alasannya.
Dianggap Saudara? Teman? Sahabat?
Atau mungkin dia menganggap serius pertunangan kami?
Jika pun dia menganggap serius, aku tidak merasa aku bisa bertahan sampai kami akan benar-benar menikah. Mengingat tujuan utamaku berada di dunia ini.
Tapi, aku masih tidak yakin. Dia menyayangiku karena tubuh ini atau karena jiwaku. Secara tidak langsung 'kan aku bukan pemilik tubuh ini. Jiwaku merasuki tubuh ini. Bisa saja dia hanya jatuh hati pada tubuh ini 'kan.
Apa aku memang salah, ya, dari awal? Apa seharusnya sejak awal aku tak mendekati mereka?
Apa seharusnya aku membantu mereka secara diam-diam dari belakang saja?
Jika aku sudah menyelesaikan tugasku dan jiwaku pergi ke tempat seharusnya, apa jiwa pemilik tubuh ini akan kembali ke tubuh aslinya? Atau tubuh ini akan mati?
Dua-duanya tidak terdengar baik. Jika jiwa aslinya kembali, dia tentu saja tidak akan tahu apa saja yang telah terjadi dan siapa saja yang mengenalnya. Jika tubuh ini mati, maka mereka yang di dunia ini akan menangisinya.
Hah... ini memusingkan.
Kenapa hidupku jadi sesulit ini?
Setelah bertahun-tahun hidup di dunia ini, membuatku jadi lupa akan ingatanku di kehidupan sebelumnya. Berusaha sekali pun tak ada ingatan yang melintas. Yah, ini juga jadi penyebab aku tidak bisa menebak yang terjadi di sisa alurnya.
Aku tidak tahu ingin membahas apa lagi. Kepalaku rasanya kosong.
Sringg, sebuah cahaya menyilaukan menyadarkanku. Entah datang dari mana, namun, cahaya itu membantuku melihat sekitar. Aku berbaring di tengah kekosongan, mirip seperti melayang di udara. Dan cahaya itu datang dari sisi kiriku.
Kepalaku menoleh ke arah datangnya cahaya. Tak nampak sesuatu yang datang dari sana. Atau aku yang harus ke sana? Memangnya tubuh ini bisa kugerakkan?
Tak ada apa-apa selama beberapa menit. Hingga terdengar suara langkah kaki. Langkah yang terdengar ringan dan tak beralas kaki. Siapa itu? Kenapa dia bisa ada di sini?
Apa jangan-jangan dia malaikat maut yang hendak menjemput ajalku? Tapi kenapa dia datang dari arah yang terang?
Selama langkah kaki itu masih terdengar, yang bisa kulakukan hanyalah menatap lurus ke arah cahaya itu. Menunggu dengan sabar dan penasaran siapa yang datang berkunjung. Jika dipikir-pikir siapa pun dia, dia sangat baik sebab ingin mengunjungiku.
Tap, makhluk itu berhenti melangkah. Berjarak beberapa senti di depanku. Netraku melebar ketika melihat sosoknya. Sungguh, aku tidak berekspetasi melihat yang seperti ini. Menakjubkan. Seperti perwujudan kisah fantasi yang tidak nyata.

YOU ARE READING
My Duty [Hunter×Hunter x Reader]
Fanfiction[UPDATE SETIAP JUMAT] Ketika aku terbangun, aku menyadari bahwa aku berada di sebuah bangunan tua kecil di dunia atau bisa dikatakan dimensi yang berbeda. Aku tidak tau apa dan kenapa aku bisa berada di sini, tapi aku tau satu hal yang pasti, aku ak...