Ya, kota Subang, masih sama dan tiada perubahan. Setidaknya lebih baik dari pada daerah daerahnya yang terkesan masih berantakan. Memang, sebuah kota selalu dirindukan oleh daerah pinggiran. Walau begitu, di Subang inilah semua kisah Aris bermulai. Dimana bumi dipijak, disitu langit di junjung. Walau Subang bukan kota besar seperti kota lainnya. Namun Aris merasa inilah kota terbaik. Suatu saat akan Aris angkat derajatnya dengan apapun yang bisa ia lakukan. Entah itu akademis atau entah itu kepopuleran atau hanya sekedar mendukung pembangunan dari bawah. Semoga Subang lekas membaik.
Ditengah perjalanan Pak Maman melambatkan laju kendaraannya. Lalu ia masuk kepada satu tempat. Aris mengira itu masih di daerah Kalijati. Mobil itu nampak sudah mengkondisikan tempatnya di sebuah parkiran. Disitu juga terlihat mobil satunya sudah terparkir dengan rapih.
Pak maman turun, Pak Tono juga, begitupun bu Yuni dan Aris. Yaps, Rumah makan Khas Sunda. Jikalau tidak salah namanya Rumah makan mang Yeye, atau Yoyo. Entahlah seingat Aris si Yeye. Maklumi saja ini kisah 15 tahun yang lalu. Sudah banyak lupanya. Kita anggap saja rumah makan ini miliknya mang Yeye.
Menurut penuturan bu Yuni, Rumah Makan mang yeye ini sudah cukup terkenal di gunakan orang-orang seperti Pak Tono. Yang pulang lomba biasanya di ajak makan disitu. Tentunya di bayari oleh Pak Tono. Atau mungkin orang-orang deasa ini patungan untuk memberi makan kami. Entahlah, yang jelas bagi Aris saatnya makan.
Rumah nmakannya sih berbentuk seperti saung khas Sunda yang lebih tertata. Di bawahnya ada kolam ikan. Seakan akan kita makan ikan di bawah ikan. Tempatnya lumayan nyaman, udara segar dan angin alam menyambut mereka agar berlama lamaan makan disana. Sungguh rumah makan khas sunda.
Disana Aris juga memperhatikan partnernya. Ia nampak makan hanya sedikit. Mungkin sedang diet atau jaga image. Jelasnya dia hanya makan sedikit. Megapa pula Aris harus memikirkannya dengan serius atau bertanya kok kamu hanya makan sedikit. Kata-kata itu tak terlontar dari mulut Aris. Malah bu yuni yang tersu meledek Aris.
"Ayo Ka, yang banyak makannya."
"Jangan malu malu jang sikat aja semuanya," Pak Maman mulai mengambil jatahnya
"Ayo Din makan," ajak pembimbing satunya.
"Ya, silahkan-silahkan. Kan tadi udah stres, sekarang waktunya isi otak dengan makanan," Maksud Pak Tono memberi tubuh energi agar otak mendapatkan nutrisi. Jiak perut kenyang, otak gak usah pusing lagi memikirkan nutrisi tubuh. Jika nutrisi terpenuhi badan jadi tidak sakit dan ujung ujungnya otakpun tenang.
Disini memang tidak di jatah, bentuknya seperti perasmanan khas sunda. Nasi, lauk dan minum sengaja di suguhkan dalam 1 wadah. Jadi kita tinggal ambil sesuka hati dan nanti ujungnya si pelayan menghitung makanan yang sudah kita makan.
Aris mulai melirik lirik lagi wanita satunya. Ia hanya ingin mengingat siapa partnernya mungkin suatu saat ia akan bertemu kembali dengannya. Mungkin saja siapa yang akan menjamin mereka tidak akan bertemu lagi. Rupanya dia cukup cantik. Rambutnya panjang, putih dan anggun. Dia tipe orang yang pendiam, makannya jarang bicara. Cara makannya pun santai, itu menjelArisn jika dia wanita yang anggun.
Makan sudah selesai. Si pelayan mulai menghitung setiap inci demi inci. Pak Tono menuju kasir untuk melakukan pembayaran sedangkan kami menunggu di mobil. Mobil satunya tak lama meluncur duluan. Setelah itu Pak Tono masuk kedalam mobil dan mobil Aris pun meluncur meninggalkan rumah makan mang Yeye.
Di perjalanan Aris tidak lagi mual-mual. Mungkin karena kenyang atau mulai terbiasa dengan medan. Aris malah sibuk melamun memikirkan wajah gadis yang menjadi partnernya. Entah mengapa, anak SD bisa memikirkan lawa jenisnya. Aneh memang, mungkin karena anak-anak selalu merasa penasaran akan hal-hal baru. Atau ia berharap mendapatkan teman baru. Siapa sih yang gak mau berteman dengan wanita cantik, anggun dan tentunya pandai.
Lomba dilakukan dua hari. Kemarin hari pertama dan sekarang hari kedua. Lomba hari ini adalah bahasa inggris, Ipa dan seni. Ipa adalah kesukaan Aris. Kalau bahasa inggris yah berdoa sajah Aris bisa melewati ujian hidupnya. Aris sudah belajar semampunya.
Hari ini tidak menunggu Pak Tono. Aris mabuk di hari pertama makannya Bu Yuni menyarankan untuk membawa kendaraan sendiri. Motor, Bu Yuni berencana membonceng Aris dengan Motor. Nampaknya Bu Yuni sudah terbiasa ke subang kota dengan motor.
Aris sih senang-senang aja. Akhirnya bisa terbebas dari siksaan kendaraan beroda 4. Pagi-pagi mereka meluncur dengan motornya menuju Subang Kota.
Memang sydah biasa rupanya, cara bu yuni memacu motornya tak ubahnya seorang pembalap yang sedang berlomba. Jika kalian pernah ke subang lewat jalur Purwadadi. Pasti kalian tau jalan lika likunya. Apalagi daerah Kalijati yang naik turun seperti ular. Jika Bu Yuni ada di arena balapan satu arena dengan rosi mungkin saja, rosi yang akan menang. Tapi untuk ukuran wanita memacu motor Bu Yuni ada di tahapan yang berbeda.
Selamat, perjalan berjalan mulus. Itu yang ada dipikiran Aris saat sampai dan emnginjakan tanah di tempat kemarin. Lomba segera berlangsung dan Aris masuk kedalam kelas. Di dalam kelas nampaknya sudah ada yang satunya. Aris duduk didepan.
Tak lama ia keluar dari dalam kelas. Tepat seperti dugaaan, bahasa inggris memang mengerikan. Apalagi saat sesi wawancara bahasa inggris. Aris hanya bisa menjawab Ye or No. Namun Ipa tidak begitu memprihatinkan karena itu kesukaannya Aris.
Dan yang terakhir adalah penampilan seni. Aris kembali merasa minder disaat yang lain memainkan berbagai jenis alat musik. Aris hanya bisa menyanyikan lagu tingkle-twinkle sambil bertepuk tangan.
Sungguh Aris merasa malu. Setelah lomba ia keluar dengan rasa malunya. Memang yang sudah tampil langsung dipersilahkan meninggalkan ruangan. Sedangkan yang satunya bernyayi dengan menggunakan keyboard. Ya, Aris sudah berusaha jadi tolong jangan di buli. Untuk sekolah kecil yang kekurangan fasilitas bagaimana caranya belajar alat musik. Meniup recorder aja masih belum bisa. Jangan samakan dengan sekolah-sekolah tinggi. Untuk ukuran anak SD lagu yang Aris bawakan sudah lumayan. Namanya juga anak SD.
Itulah hari terakhir Aris bertemu dengan si wanita. Tepat seperti dugaan Aris dan rekannya kalah dan tidak lanjut ke tingkat provinsi. Sampai tingkat kabupaten aja sudah senang dan masih merasa tidak menyangka. Walau sebenarnya Aris kesal tidak bisa jalan-jalan gratis ke Kota Bandung.
Itulah yang bisa Aris usahakan dengan parnernya yang akan selalu ia kenang. Setelah lomba itu berakhir dan awal pertemuannya dengan wanita itu entah mengapa Aris selalu mengingatnya. Nampaknya Aris masih penasaran dengan wanita tersebut. Gadis kecil yang polos dan jarang bicara, entah mengapa ia merasakan sama dengan wanita tersebut. Sama –sama orang yang pendiam.
Namun Aris tidak berani bertanya kepada Bu Yuni tentang siapa dia. Aris hanya bisa bertanya-tanya siapa si gadis. Bahkan namanya saja ia tidak hapal. Ya, tapi si wanita terus ada di pikiran Aris. Itulah awal pertemuan Aris dengannya, dengan gadis yang sampai saat ini masih ada didalam pikirannya.
***

ESTÁS LEYENDO
FIRST LOVE - MEMORY OF YOU
Novela JuvenilAris tiba-tiba mengingat semua yang berusaha ia kubur. setelah pertemua dengan seseorang yang selalu mendapatkan tempat special di hatinya. walau sudah beberapa kali mendarat di hati yang lain. namun hadirnya selalu membuat Aris kembali mengingat ak...