Singkat cerita Aris kini menginjak kelas 6 SD. Sudah masanya persiapan UN. Aris harus banyak belajar untuk persiapan masuk SMP. Aris juga ingin meninggalkan kesan bagus saat ia lulus dari SD tersebut. Kesannya anak SD memang belum memiliki pemikiran yang matang. Namun Aris sudah cukup dewasa untuk memikirkan hal-hal rumit. Aris memang sudah cukup dewasa untuk bisa mengerti bahwa dirinya bukan siapa-siapa jika tidak meinggalkan kesan yang mendalam.
Aris juga kembali dipercaya untuk mengikuti lomba di subang. Namun kali ini ia tidak menemui wanita yang selalu ia harapkan kembali untuk berjumpa. Lagi-lagi Aris kalah. Bukan hal jelek melainkan wajar. Satu subang itu besar bukan kecil. Pasti lebih banyak anak SD yang lebih pintar darinya. Sudah ikut lomba saja bida dibilang cukup membanggakan. Setidaknya dipercaya menjadi perwakilan untuk lomba di tingkat kabupaten.
Namun kali ini Aris tidak menyesali kekalahannya. Aris hanya menyesali mengapa ia tidak bisa kembali bertemu dengan wanita itu. Tiga tahun berlalu dengan dua kali berjumpa rupanya cukup meninggalkan kesan mendalam di lubuk hati Aris. Cinta, mungkin ini yang sering dibilang orang dengan cinta monyet. Cintanya anak kecil. Namun sekali lagi, Aris sudah cukup dewasa untuk mengerti perasaannya.
Walau Aris masih menimbang tentang perasaanya ini apa. Namun Aris cukup yakin bahwa ia menyukai gadis tersebut. Ia berharap bertemu kembali dengan wanita itu. Entah kapan dan dimana ia akan kembali bertemu. Ia hanya ingin memiliki satu kesempatan untuk mengutarakan isi hatinya tersebut. Apakah salah anak SD menyatakan cinta? Memang terkesan aneh. Namun perasaan tidak bisa di salahkan. Perasaan bisa hadir dimanapun kapanpun dan bagaimanapun situasi serta kondisinya.
"Heh. Pulang lomba malah melamun."
"Kaget aku Rif."
"Mikirin doi ya?"
"Doi yang mana? Gebetan aja aku gak punya."
"Itu loh yang sering banget bikin kamu bengong kaya orang bego."
"Ia aku lagi mikirin dia."
"Udah ku bilang Ris. Cewek itu banyak di laut. Loe tinggal berenang dan cari yang loe mau."
"Aku gak bisa renang dan aku takut tenggelam. Puas kan kamu."
"Yah gagal paham kamu Ris. Itu perumpamaan."
"Ia aku paham cewek itu banyak Rif. Masalahnya belum ada satupun yang aku suka."
"Ya udah nih mending ajarin gua matematika. Gak paham gua."
Aris klo masalah hati memang susah. Dia termasuk cowok yang sulit membuka hatinya kepada wanita. Apalagi kalau sudah suka dengan sesorang. Contohnya teman dekatnya aja cuma 1. Teman yang paling dekat. Itu juga karena sudah lama duduk satu bangku.
Oleh karena itu Rifqi membuat Aris sibuk mengajarinya matematika. Biasanya Aris bisa sampai lupa waktu kalau bahas matematika. Walau Aris gak terlalu jago matematika. Tapi dia sangat suka memainkan rumus.
Setelah cukup lama persiapan belajar. Baik bimbingan oleh guru dan sebagainnya. Akhirnya tibalah mereka melaksanakan ujian tersebut. Dulu masih pake pake A, paket B. Penulis juga lupa sistemnya bagaimana karena ini sebenarnya cerita lama. Yang jelas jawaban dan soal sudah diberi barcode. Dan satu kelas itu hampir tidak ada yang sama soalnya. Walaupun sama urutan soalnya dibuat random.
Namun angkatan Aris banyak juga yang cukup percaya diri. Mereka sudah belajar keras. Inilah saatnya mengeluarkan semua yang telah mereka pelajari selama ini. Last fight untuk masa sekolah di SD, mereka harus memenangkannya agar tidak menjadi pecundang.
Memang angkatan Aris itu bisa di bilang angkatan percobaan. Ulangan aja harus pake barcode. Jika ada yang cacat terpaksa harus mengulang. Mencontekpun percuma karena soalnya berbeda. Kemungkinan soal sama sangat kecil. Belum lagi pengawas yang datang bukan berasal dari sekolah tersebut.

YOU ARE READING
FIRST LOVE - MEMORY OF YOU
Teen FictionAris tiba-tiba mengingat semua yang berusaha ia kubur. setelah pertemua dengan seseorang yang selalu mendapatkan tempat special di hatinya. walau sudah beberapa kali mendarat di hati yang lain. namun hadirnya selalu membuat Aris kembali mengingat ak...