Acara perkenalan dan Pembentukan organigram kelas sudah selesai. Pak Hilmi juga sudah keluar dari ruangan. Pak Hilmi hanya datang untuk mengatur ini dan itu memberikan sedikit wejangan kepada anak muridnya.
Jam istirahat tiba. Semua siswa baru, dipersilahkan untuk keluar dari kelas tersebut. Aska dan Fandi keluar dari kelas. Fandi mengajak Aska ke kantin. Rencananya Aska akan melihat ke semua kelas untuk mencari keberadaan wanita tersebut. Rencana itu batal karena Fandi terus mengajaknya pergi ke kantin.
"Oi Ris," Toto memanggil dan berjalan ke arah Aris.
"Oi To. Sekolah disini juga?"
"Lah loe pikir gua sekolah di Bagdad? Ini kan sekolah terdekat Ris. Pasti lah gua sekolah disini."
"Ya kirain kamu sekolah di DPR."
"DPR? Apaan tuh???" tanya Toto bingung.
"Dibawah Pohon Rindang."
"Jhahahaha," Fandi tertawa.
"Sialan loh Ris. Masa gua sekolah di bawah pohon. Misbar dong?"
"Apaan tuh?" tanya Fandi.
"Gerimis Bubar," Toto kini tertawa.
Aris dan Fandi saling tatap-tatapan. Seolah itu sudah tidak lucu. Sebenarnya jokes itu cukup lucu di jamannya. Berhubung yang bawain Toto jadi terkesan garing. Materi komedi tidak lucu bisa lucu jika di bawakan orang yang lucu. Sebaliknya materi selucu apapun jika di bawakan oleh orang yang emang garing dari lahir, ya ujung-ujungnya gak lucu juga.
"Dah lanjut makan. Biarin aja dia emang gitu," Aris merangkul Fandi masuk ke salah satu warung.
"Njer di cuekin. Eh Ris tunggu. BTW siapa tuh?" tanya Toto.
"Gua Fandi," Fandi mengulurkan tangan.
"Toto."
"Tuh, dah kenal kan!" Aris melirik ke arah Toto.
"Bentar deh, kok kayak gak asing?"
"Liat dong logo sekolahnya," Aris menunjukan logo sekolah Fandi.
"Owh... sekolah musuh bebuyutan nih."
"Jhahaha kebetulan ia," Fandi tertawa.
"Bentar deh, wah elu yang hampir di tampol yogi kan?"
"Ia bener," Aris menjawab dengan muka datarnya.
"Kok bisa kalian temenan? Kok loe bisa tau Ris?" Toto terheran-heran karena Aris bukan anak nakal. Kok bisa tau kejadian Yogi dan Fandi.
"Waduh, jawab mana dulu nih?" tanya Aris.
"Soal kejadian gua yang cerita," Fandi menjawab.
"Klo masalah temenan ya emang apa salahnya? Toh aku gak punya musuh!" Aris menjawab pertanyaan pertama.
"Owh... gua boleh temenan juga gak nih?"
"Sans aja... toh itu masa lalu," Fandi tersenyum.
"Dah ayo makan. Mau sampai kapan kita ngobrol?" Aris mulai bete.
"Gas lah pesen. Yok, gua juga laper nih," Toto kini merangkul Fandi dan Aris dan masuk ke kantin.
Toto memang cepet bergaul dengan orang. Baru kenalan aja udah berani merangkul. Aris saja harus banyak ngobrol dulu baru sedekat itu dengan Fandi. Toto memang jago dalam bersosialisasi.
Aris, Fandi dan Toto kini memesan makanan. Aris hanya memesan mie instan. Toto juga, sedangkan Fandi memesan nasi goreng. Aris sudah hampir menghabiskan makananya. Soal makanan Aris paling cepet kalau makan.
Aris kini sudah meneguk air putihnya. Seret juga makan cepet. Walau itu hanya makan mie instan.
"Gile Ris cepet bener makan loe," Fandi masih mangap melihat Aris makan."
"Fan kunyah fan," Toto mengingatkan Fandi untuk mengunyah makanannya.
"Time is money," Aris tersenyum.
"Gak habis thinking gua," Fandi mulai mengunyah makanannya.
"Gak usah kaget Fan. Si Aris emang gitu dari dulu."
"Hehehehe..." Aris hanya tersenyum.
Aris kini berdiri dan berniat mengambil gorengan. Toto dan Fandi masih sibuk dengan makanannya. Aris mencelupkan gorengan ke dalam saus.
"Ris. Aris, buruan sini."
"Oi Rif," Aris melihat Rifqi memanggilnya.
"Ris buruan sini bentar."
"Apa? Sini makan dulu," Aris malah meminta Rifqi mendekat.
"Eeee... buruan sini. Jamin gak bakal nyesel loe."
"Owh oke-oke," Aris langsung melahap habis sisa gorengannya. "Oi, Fan, To aku duluan ya," Aris hendak berlari pergi dari area kantin.
"Eeeeeeeeee... Ris, bayar dulu lah," Toto berteriak.
"Owh ia lupa. Bu, mie sama gorengan dua berapa?" Aris kembali untuk membayar makanan yang ia sudah makan.
Usai membayar Aris kembali berlari meninggalkan Toto dan Fandi yang masih makan mie. Aris kini menghampiri Rifqi. Rifqi mengajak Aris pergi dan memintanya mengikuti Rifqi.
"To, itu si Rifqi ya," Fandi melihat ke arah Aris pergi dengan Rifqi.
"Ia dia si Rifqi."
"Mereka emang deket ya?"
"Dari kelas satu sampe lulus udah sebangku."
"Gitu ya?"
"Kemana-mana mereka berdua. Gua aja sampe aneh. Udah kayak orang pacaran aja."
"Eh emang bener ya si Rifqi suka sesama jenis?"
"Kata siapa?"
"Aris."
"Jahahaha. Kamu di bodohin tuh."
"Lah emang kagak? Gua pikir mereka beneran pacaran loh."
"Kagak kok. Si Aris sama si Rifqi emang kaya Tom and Jery. Walau sering bersama mereka sering ledek-ledekan. Dia lagi jelek-jelekin si Rifqi di depan kamu aja itu."
"Lah gua kira ia."
"Mereka berdua normal kok. Setau gua, si Aris udah punya gebetan yang dari kelas 5 udah dia incer. Si Rifqi pernah pacaran cuman ya gak lama. Namanya juga masih bocil."
"Gitu ya?"
"Dah buruan lanjutin makan. Nanti kita susul si Rifqi sama si Aris."
"Emang loe tau To?"
"Ya kagak. Paling ke kelas si Rifqi. Nanti sekalian kita cari cewek aja. Jahahahah."
"Otak lu sama kaya Aris. Cewek mulu."
"Lumrah Fan. Naluri lelaki," Toto tertawa dan melanjutkan makannya.
***

YOU ARE READING
FIRST LOVE - MEMORY OF YOU
Teen FictionAris tiba-tiba mengingat semua yang berusaha ia kubur. setelah pertemua dengan seseorang yang selalu mendapatkan tempat special di hatinya. walau sudah beberapa kali mendarat di hati yang lain. namun hadirnya selalu membuat Aris kembali mengingat ak...