AD XXVII

10.2K 1.3K 61
                                    

Tubuh Nabila membeku, hatinya seperti dihantam sesuatu yang keras, sangat sakit sampai-sampai gadis itu sulit untuk bernafas.

Nabila baru tau jika rumah sakit bisa berubah menjadi toko cincin. Rasanya nabila ingin menertawai dirinya sendiri, apa yang bisa ia harapkan dari lelaki yang bahkan tidak mengharapkan kehadirannya?

"Itu temennya? Atau adeknya?"tanya yoshi menatap nabila.

Karina. Kenapa harus dia lagi?

"Kita balik aja, yang lain pasti udah nunggu"nabila berjalan mendahui yoshi membuat lelaki itu bingung tetapi tetap menyusul langkahnya.

.

.

.

Nabila dan yoshi baru saja memasuki rumah ryujin--salah satu teman kelompok mereka--tetapi sudah disuguhi pemandangan menyedihkan.

Ya menyedihkan, melihat jihoon yang terisak dipojok ruangan dengan minhee dan somi yang sedang membujuk lelaki itu.

"Gue tuh belum move on!"

"Tapi lo tuh udah ditinggal nikah!"ucap minhee dan somi berbarengan membuat jihoon kembali menutup wajah dengan kedua telapak tangannya.

"Kenapa dia?"tanya yoshi pada ryujin dan minju yang sibuk mendekor sesuatu.

"Ditinggal nikah mantannya"jawab minju tanpa mengalihkan pandangannya.

"Cih lebay"timpal ryujin.

"LEBAY LEBAY BAPAK KAU! LO BELUM TAU AJA RASANYA DIDUAKAN"teriak jihoon dramatis menunjuk-nunjuk ryujin.

"Pah! Dikatain lebay ni sama jiunn!"teriak ryujin menatap lantai atas tempat kamar orang tuanya berada. Hal itu membuat jihoon panik, karena ayah ryujin itu menyeramkan, walaupun mereka sahabatan dari kecil, tetap saja jihoon masih takut jika berhadapan dengan ayah sahabatnya itu.

"Jangan diaduin bego"ucap jihoon dengan setengah menangis, lelaki itu mendekati ryujin lalu memeluk leher sahabatnya dari belakang.

"Gosah nangis, nanti kita cari lagi"ucap ryujin menepuk-nepuk pelan tangan jihoon dilehernya.

"Gak mau yang baruuu"jihoon mencak-mencak membuat leher ryujin tercekik.

"Sakit anjing! UHUK MATI NIH GUE"alhasil dengan sisa nafasnya ryujin berhasil menyikut perut jihoon membuat lelaki itu jatuh terlentang dengan kepala yang menghantam lantai.

Sadar? Tidak. Malah menangis semakin keras.

"SAKIT HATI GUE DIDUAKAN"

Jika ada kontes manusia paling berlebihan di dunia? Mungkin jihoon salah satu kadidatnya.

"Diduakan apanya? Lo aja udah putus"minju memukul kening jihoon karena lelaki itu melipir kearahnya.

"Hm, yang udah putus aja sakit, apalagi yang masih sama-sama"

.

.

.

Keesokan harinya nabila benar-benar menjauh dari sunghoon. Ketika akan berpapasan dirumah, nabila akan lebih memilih balik arah agar tidak bertemu dengan lelaki itu. Ketika makan juga, nabila akan makan lebih dulu agar tidak berbarengan dengaan sunghoon.

Seperti pagi ini, nabila sarapan bahkan pergi lebih dulu sebelum sunghoon keluar dari kamar.

"Cewek, sendirian aja"nabila menoleh was-was ke kanan kiri, walaupun dirinya berjalan di area kampus, tidak menutup kemungkinan ada orang jahat atau mesum disekitarnya.

"Temenin aku makan yuk"

"AAA"nabila sontak berteriak ketika ada seseorang yang merangkulnya sambil mengucapkan kalimat tersebut.

"Panik banget kyknya"orang tersebut terkekeh, nabila yang sadar menatap kesal orang itu.

"Kalau aku jantungan kak jeno mau tanggung jawab?"sarkas nabila membuat jeno lagi-lagi terkekeh.

"Maulah, tanggung jawab sama hati kamu aja aku mau"celetuk jeno membuat tubuh nabila menegang.

Jeno sadar dengan perubahan ekspresi nabila, tetapi lelaki itu memilih untuk berpura-pura tidak tau.

"Nanti pulang kampus mau kepantai?"tanya jeno membuat nabila mengernyit.

"Ke pantai? Ngapain?"tanya nabila. Pasalnya mereka akan mendatangi tempat itu 2 kali dalam setahun, yaitu disaat ulang tahun jeno dan ulang tahun nabila. Keduanya memang menyukai pemandangan hamparan pasir dan air yang saling terpisah. Itu mengapa mereka memilih pantai sebagai hadiah di hari spesial yang hanya dialami setahun sekali.

"Kamu lupa ini hari apa?"tanya jeno membuat dahi nabila mengkerut tanda gadis itu tengah berpikir.

"Kak jeno, april.. Desember-loh aku?!"pekik nabila kaget membuat jeno tertawa lepas melihat ekspresi gadis itu.

Nabila tidak percaya, ini kali pertama ia melupakan hari lahirnya sendiri, ntah apa yang dipikirkannya akhir-akhir ini hingga membuatnya menjadi pelupa.

"Kalau pulang kampus kyknya aku gak bisa kak.."ucap nabila membuat raut wajah jeno sedikit kecewa
"Tapi malem kyknya aku bisa"sambung gadis itu.

"Malem? Kamu yakin malem-malem mau ke pantai?"

"Enggak pantai, aku punya tempat yang pengen aku datengin"jawab nabila dengan senyuman bahagia yang terpancar di wajahnya.










Tbc...

A DESTINY || PARK SUNGHOONWhere stories live. Discover now