AD XXXVIII

9.7K 1.4K 114
                                    

"BIL! NABILA!"masih pagi, tapi Sunghoon sudah rempong dan itu membuat Nabila kesal.

"Apa?!"ketus gadis itu dari arah dapur.

Sepertinya mereka memang tidak pernah akur, baru saja tadi malam sayang-sayangan, sekarang sudah balik lagi ke wujud asli.

"Liat gesper gue gak?"dari kamar, Sunghoon berjalan menuju meja makan dengan sebelah tangan yang sibuk mengancing kemejanya.

"Kebiasaan! Makanya kalau pulang tuh diletak yang rapi! Jangan lempar sana-sini!"dengan wajah garang Nabila melepas celemeknya, sedangkan Sunghoon sudah menelan ludah takut. Salahnya memang selalu meletakkan barang sembarangan, tapi yang namanya lelah pulang kerja, bukankah itu bisa dimaklumi?

"Lo makan dulu, biar gue cari"Sunghoon menurut, lelaki itu duduk di meja makan melirik Nabila yang berjalan ke arah kamar.

Tak berselang lama, Nabila kembali dengan sesuatu di tangannya. Ya, benda yang dicari Sunghoon, gadis itu mendapatkannya.

"Ini apa?"Nabila menunjukkan benda itu tepat di wajah Sunghoon membuat lelaki itu tersenyum takut-takut.

"Lain kali nyari pake mata, bukan mulut"sarkas gadis itu ingin kembali melanjutkan aktivitasnya kalau saja suara Sunghoon tidak mengintrupsi.

"Pakein dong"pinta lelaki itu membuat Nabila memicingkan matanya "Gue lagi makan"ucap Sunghoon cepat sebelum Nabila protes, tak lupa lelaki itu mengangkat kedua tangannya yang memegang sedang sendok dan garpu, membuat Nabila menghela nafas atas tingkah lelaki itu.

"Berdiri"intruksi Nabila membuat Sunghoon tersenyum menurut, tapi senyuman itu luntur karena

"Eh sorry"Nabila mendongak menatap wajah Sunghoon yang sedikit memerah, lelaki itu masih mendongak dengan mata terpejam.

Tidak sengaja, Nabila berani bersumpah! Tangannya tak sengaja menyentuh hal lain diluar tugasnya.

"Udah selesai, habisin makan lo"Nabila ingin menjauh, namun tangannya justru dicekal.

"Mau kemana?"suara bariton itu mengambang di udara membuat Nabila merinding.

"Mau siap-siap lah"Nabila mencoba melepaskan tangan Sunghoon yang mencekal pergelangannya, namun tak semudah itu.

"Tanggung jawab dulu"perkataan lelaki itu membuat Nabila mendelik, selanjutnya ia menunjuk jam dinding yang terletak di dapur.

"Liat? Setengan jam lagi om Juan sama tante Ana bakal take off, jadi jangan banyak tingkah"perlahan Nabila melepaskan tangannya.

"Yang sabar yaa"lanjut gadis itu menepuk pundak Sunghoon sebelum berlari kecil menuju kamar.

.

.

.

"Pipi!"teriakan meleking seorang bocak lelaki memenuhi koridor rumah sakit. Langkah mungil itu berlari agar bisa memeluk seseorang yang dikenalnya.

"Hap"Sunghoom terkekeh ketika berhasil menangkap Gilbran yang berlari ke arahnya, dengan sigap ia menggendong bocah 5 tahun itu.

"Om, tante"Sunghoon menyalami Juan dan Ana, kegiatannya itu diikuti oleh Nabila.

"Kenapa dateng? Kan om cuma ngabari kalau mau balik, harusnya kamu kerja aja"ucap Juan tak enak.

"Gapapa om. Masa om sama tante mau balik aku gak ngabari"Sunghoon tersenyum ke arah Juan dan Ana. "Makasi ya om, tan, udah mau bantu aku jagain mama"lanjut lelaki itu membukuk sopan, meskipun agak kesusahan karena bocah lelaki yang digendongnya tak ingin lepas barang sedetik.

A DESTINY || PARK SUNGHOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang