19. GUE YAKIN LO BISA!

95 24 8
                                    

19. GUE YAKIN LO BISA!

Hai! Selamat datang di ceritaku. Semoga cerita ini bisa tersampaikan dengan baik yaa😘 Mohon maaf kalau ada typo dan selamat membaca🌈

Di dalam kamar berukuran cukup luas terdapat seorang perempuan yang tengah bersandar pada kepala kasur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di dalam kamar berukuran cukup luas terdapat seorang perempuan yang tengah bersandar pada kepala kasur. Tatapannya lurus ke arah depan dengan pandangan kosong.
Halusinasinya berjalan jauh, sampai ia merasa ada suara musik yang mengalun sendu meyapa sepasang telinganya. Membuatnya semakin didekap dengan luka.

Memorinya dengan Alga tampak jelas di depan matanya. Hatinya menjerit kesakitan saat sadar kalau sekarang ia tidak bisa bersamanya lagi, tidak bisa berbagi tawa dengannya lagi. Air mata mengalir dengan deras membasahi wajahnya. Perempuan itu terisak, tangisnya pecah begitu bayangan Alga dengan Luna melintas di kepalanya.

“Kenapa ... kenapa harus Luna, Ga?” lirihnya dalam perih.

Dada Litta terasa sesak karena penuh dengan kekecewaan. Ia ingin menangis sejadinya. Berteriak sekencang mungkin meluapkan amarahnya. Memberitahu seluruh isi bumi kalau sekarang ia sedang tidak baik-baik saja. Dunianya hancur. Semuanya terasa hampa dan gelap.

“Ini cara Tuhan tunjukin sifat seseorang,” ujar seorang lelaki yang baru saja masuk ke dalam kamarnya dengan membawa segelas susu hangat.

Malam ini Litta berada di salah satu rumah milik orangtuanya Erland. Usai tahu kejadian yang menimpa Litta, lelaki itu membawanya ke sini.

Tanpa menoleh, Litta menjawab. Masih di hiasi cairan bening dari matanya. “Apa harus gini caranya?” tanyanya balik.

Ia semakin yakin kalau dunia seakan tidak mau memberinya keadilan. Semua yang menjadi miliknya harus ia bagi bahkan di berikan untuk Luna, termasuk Alga. Kekasihnya.

ES duduk di tepi kasur memandangi Shalitta yang keadaannya sedang buruk. Lelaki itu menghela napasnya dalam.

“Harusnya lo bersyukur. Karena Tuhan baik sama lo, udah tunjukin sifat Alga sesungguhnya.”

“Jangan habisin tenaga karena tangisin dia. Kebahagiaan lo bukan di tangan dia. Lo bisa tanpa dia.”

“Lo—,”

“Gue gak bisa!” pekik Litta tidak tahan. Tangisnya pecah di hadapan Erland. Yang ia butuhkan sekarang adalah tenang. Bukan ceramahan seperti yang di berikan oleh Erland.

“Bisa!” teriak Erland lebih keras. Menentang ucapan gadis di depannya.

“Gue yakin lo pasti bisa,”

Ucapan Erland barusan berhasil menarik perhatiannya, Litta menoleh memandangnya penuh tanya. Lelaki itu paham dengan tatapan Litta.

“Gue yakin lo pasti bisa,” ucapnya sekali lagi.

Kini tatapan Erland berubah menjadi hangat dan penuh arti memandangi Litta. Ada tatapan kecewa ketika melihat Litta menangis.

“Gue terima kalau lo anggap gue pura-pura baik. Tapi jujur, gue lakuin ini buat bayar kesalahan gue,” katanya dengab tulus.

SHALITTAWhere stories live. Discover now