27. HANYA AKU

85 24 5
                                    

Hai! Selamat datang buat kalian yang mampir ke sini 🌈Mohon maaf kalau ada typo ya. Happy reading ❤

 Happy reading ❤

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

27. HANYA AKU

Seorang gadis berpakaian seragam lengkap dengan rambut hitam yang terurai berjalan mendekat. Mengisikan air minum ke dalam gelang bening tinggi. Ia merasa canggung, ketika bangun pagi Mamanya sudah ada di meja makan. Semenjak kejadian hari itu, Mamanya hanya keluar di malam hari untuk makan. Untung saja Luna masih menyimpan sejumlah uang, karena tidak bisa memasak membuatnya  membeli makanan siap saji.

Setelah selesai, ia kembali duduk di kursinya. Berhadapan dengan sang Mama.

Mengingat keadaan yang begitu senyap tanpa suara. Selain suara sendok dan garpu Luna menyeletuk. "Litta sakit Ma. Dia dirawat di rumah sakit,"

Lisa menaikan pandangannya, tatapan dari kedua matanya seolah meminta penjelasan lebih tentang seorang yang baru saja namanya disebutkan. Tentang seorang bayi kecil yang dahulu menemaninya sebelum Luna hadir di tengah-tengahnya.

"Enggak perlu membahas dia," tegas Mamanya.

Meski hati dan pikirannya dipenuhi oleh Litta, tetapi ia tidak mau. Ia tidak mau mengingatnya. Rasa sakit menggerogoti hatinya, ketika bayangan Litta kecil yang menggemaskan muncul ke permukaan. Sudut bibir Lisa terangkat dengan air mata yang sudah penuh.

Luna sadar akan hal itu, namun ia memilih untuk diam.

Sambil mengusap air mata yang berada di sudut matanya, Lisa beranjak pergi. Meninggalkan Luna.

"Sebeneranya lo siapa Litta?" katanya pelan.

***

Tiga hari telah berlalu. Keadaan Litta yang semula begitu mengkhawatirkan kini berangsur membaik. Gadis itu sudah bisa kembali tersenyum. Ini semua berkat dukungan dari Zeline sahabatnya dan Erland pacarnya.

Meskipun kepala dan juga hatinya masih tidak sejalan untuk menentukan keputusan. Haruskah ia pergi mencari orangtua kandungnya dengan begitu secara tidak langsung ia sendiri pun menyatakan kalau ia bukan anak Mama Lisa. Atau diam seolah tidak terjadi apa-apa, tanpa mengetahui siapa ia yang sebenarnya.

Namun, olimpiade yang hanya tersisa satu hari lagi ia berusaha untuk menghadapi dan menjalaninya dengan fokus. Menyingkirkan semua perkara yang ada di dalam kehidupannya. Ia tidak mau mengecewakan diri sendiri, sekolah dan juga Erland. Rekan kerjanya ketika olimpiade. Tiga hari juga lelaki itu dengan setia dan telaten merawat serta menemaninya di rumah sakit. Setia berada di sampingnya.

“Kapan aku boleh pulang?” tanya Shalitta.

Gadis itu masih terduduk di atas brankar. Pagi ini wajahnya sedikit lebih cerah di bandingkan hari-hari yang lalu.

SHALITTAWhere stories live. Discover now