26. KALUNG & GELANG

80 19 8
                                    

Hai 🖐Selamat datang buat kalian yang mampir ke sini ❤ Maaf ya kalau ada typo. Selamat membaca 🌈

 Selamat membaca 🌈

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

26. KALUNG & GELANG

Erland : Litta

Erland : Lo baik baik aja?

Erland : Udah beres?

Erland : Lo gak terluka kan?

Erland : Lo gak apa-apa kan?

Erland : Masih di rumah Mama lo?

Erland : Kasih tau gue kalau udah beres

Erland : Pulang nanti gue jemput

Erland : Lo masih belum aktif juga

Erland : Lo baik-baik aja kan?

23 Missed voice calls

Gadis yang membaca pesan masuk dari seseorang itu tersenyum getir. Ada perasaan sakit, iri hati berserta dengki di dalam hatinya. Namun, ia berusaha untuk tidak lagi menghancurkannya. Meski harus merelakan lelaki yang ia sukai sejak masuk ke SMA Priority.

“Gue ngga bisa gapai. Apa yang lo punya, Ta,” mirisnya terhadap diri sendiri.

Bola mata gadis itu melirik sang kakak yang terbaring lemah di sampingnya. Tidak sadarkan diri. Beruntung HP bekas miliknya yang ia berikan kepada Litta, memiliki finger print sehingga Luna dapat dengan mudah mengaksesnya. Hanya menempelkan jari telunjuk Litta pada bagian finger print meskipun gadis itu sedang pingsan.

Terkejut bukan main ketika nama Erland memenuhi notifikasi handphone kakaknya.

“Kalau emang kebenerannya lo bukan anak Mama. Kenapa harus lo yang datang ke rumah ini,” katanya dengan raut wajah datar.

Gadis itu menggerakkan jari-jari tangannya sehingga mengepal. Sambil menatap Litta tajam. Luna mendekat tidak lupa sambil membawa handphone-nya. Matanya tidak berhenti terus-terusan memandangi kakaknya dari atas hingga bawah secara intens.

“Lo emang cantik, Ta,” ujarnya setelah lama tidak bersuara.

“Tapi..,” kemudian kedua tangannya terulur. Menyentuh leher Litta. Deru napas Luna tiba-tiba terdengar tidak beraturan begitu kedua tangannya mendarat di leher sang kakak. Persis seseorang yang akan mencekik.

“Kecantikan lo itu bikin gue sakit.” Lanjutnya dengan nada bicara yang di tekankan.

“Sepertinya ngebuat lo pergi dari dunia ini mudah bagi gue,” di akhiri dengan senyuman mautnya.

Di detik berikut, wajahnya berubah menjadi marah. Kedua matanya melotot dengan tatapan ingin membunuh. Luna mulai melancarkan aksinya. Bagaikan orang yang kehasutan, ia menekan leher Litta. Menikamnya secera perlahan.

SHALITTAWhere stories live. Discover now