15. Hilangnya Keharmonisan

30 16 0
                                    

"Lo yakin gak mau bareng kita?" Tanya Reza menatap Rizal saat mereka sudah di halaman rumah sakit

"Iya, lo anterin Muti pulang sama Fabia juga. Alfin! Gue nitip kali ini aja ya!" Seru Rizal terdengar seperti ancaman

"Aduh pak bos itu omongan buat minta tolong apa buat hajaran nantinya?" Tanya Alfin dengan sedikit bercanda

"Haduh kadal lo gak ngerti juga ya?!" Seru Reza memukul bahunya membuat Alfin mendelik tak suka

"Aku gak mau pulang sama Alfin, aku mau sama kamu" kata Fabia menatap Rizal disampingnya

"Gue gak bisa anterin lo" seru Rizal dengan lembut

"Iya tuh Fabia, Rizal nya lagi sakit gak akan kuat bawa motor kalau nahan Rindu mah kuat" sahut Alfin dengan terkekeh

"Kalian duluan aja, gue mau anterin Rizal sampai rumahnya" kata Fabia membuatnya mereka bingung

"Haduh dasar ya kalau udah kena Virus bucin mah susah" - Muti

"Apaan sih!" - Fabia

"Yaudah deh, baek-baek lo berdua kita duluan" kata Reza diangguki Fabia dan segera melaju dengan Muti

"Daaaahh" sahut Muti sambil berlalu

"Yakin lo gak mau ikut gue?" Tanya Alfin menatap Fabia dan beralih ke Rizal

"Apaan? Bawa sekalian anterin!" Jawab Rizal mendorong Fabia pelan menuju motor Alfin

"Gak mau Zal, aku mau sama kamu" kata Fabia menahan dirinya

"Aku gak bisa anterin kamu, bahaya" seru Rizal menatapnya

"Yaudah apa salah nya aku ikut kamu pulang bentar nanti juga bisa naik grab" kata Fabia dengan yakin dan beralih ke Alfin

"Lo duluan aja, sana cepet" sambung Fabia membuat Alfin mengangguk

"Yaudah dah, gue cabut duluan" kata Alfin dan segera menancap gas meninggal keduanya

"Lo kenapa sih?! Pulang sama Alfin! Dia anterin lo sampe rumah" seru Rizal dengan gemas

"Udah ayo ah, jangan marah-marah Mulu. Kamu kan lagi sakit aku gak mau ninggalin kamu sendirian pulang nya" kata Fabia mengandeng lengannya

"Yaudah deh terserah" sahut Rizal akhirnya, keduanya pun berjalan meninggalkan area rumah sakit, Fabia segera memesan gocar dan keduanya menunggu di trotoar

Rizal yang tak sabaran terus mengeluh karena Gocarnya lama, Fabia dengan sabar menenangkannya saat di dekatnya Rizal tak jauh beda dengan anak kecil banyak merengek dan mau terus di mengerti, sifat nya sangat lucu membuat Fabia tak bisa jauh darinya

"Aduh mana sih lama banget, pegel nih kaki gue" seru Rizal untuk kesekian kalinya

"Sabar dong, bentar lagi nyampe"

"Dari tadi bentar lagi-bentar lagi, gak nyampe-nyampe"

"Mungkin kena macet di depan"

"So tau banget, kepanasan gak? Mau pake jaket gue?"

"Enggak kok gakpapa"

"Yaudah bagus"

"Hah?! iya"

Fabia menghela nafas selain sedikit merepotkan Rizal juga sangat tidak peka, ah sudahlah sepertinya benar Virus bucin sudah menyeruak didalam dirinya

"Mana coba hp lo" seru Rizal membuat Fabia terasadar dan memberikannya, Rizal segera mengambilnya dan menelphone Pak Sopir yang mereka tunggu

"Hallo pak?.....dimana ya? Ini udah nungguin dari tadi....di percepat ya Pak...oke" Ucap Rizal dan segera memberikan ponselnya kembali

Kulkas Aktif《Completed》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang