36. Jadi murid baru

19 11 0
                                    

          "Sepi banget gak ada si Kulkas, ramai tapi kok terasa kosong" seru Aksal pada dua temannya yakni Reza dan Alfin mereka tampak terduduk di bangku panjang menatap lapangan kosong dan sepi, raut wajah ketiganya tampak datar tak bergairah seperti biasanya

"Lebay lo, baru aja hari pertama Rizal gak sekolah" ucap Reza dengan enteng.

"Tapi gue merasa kehilangan, huaaa pak bos" kata Alfin dengan nada lebay  membuat Reza bergidik ngeri

"Apaan dah lo berdua?" tanya Reza heran menggelengkan kepalanya lalu bangkit dari duduknya menatap Aksal dan Alfin bergantian

"Gak ada Rizal bukan berarti semangat kalian turun buat sekolah, ini jalan terbaik buat Rizal berubah" seru Reza dengan yakin.

"Gak yakin gue" sahut Aksal seadanya.

"Kita masih bisa ketemu di basecamp! Kalian kira dia mau keluar negeri? Lebay ah" Reza berjalan meninggalkan keduanya membuat dua manusia patah semangat itu perlahan mengikutinya

"Lo pikir Rizal bakalan berubah kalau pindah sekolah?" tanya Alfin dengan tak yakin.

"Doain aja yang terbaik" jawab Reza tanpa menoleh.

"Semua ini gara-gara si anak kepsek itu! Kalau dia dateng mungkin Rizal gak mungkin pindah sekolah" ucap Aksal.

"Nah bener itu! Kita harus buat dia minta maaf sama Rizal!" kata Alfin.

"Lo berdua ngomong apa sih? Ngaco banget!" sergah Reza.

"Sebagai sahabat yang baik, lo pikir aja sebelum ada dia Rizal baik-baik aja meski sering kena hukum" tutur Aksal.

"Yoi, gue gak suka sikap anak kepsek yang songong itu mesti di kasih pelajaran tuh anak!" sambung Alfin.

"Kalau kalian ngelakuin itu yang ada kalian juga kena masalah, Rizal gak mungkin setuju sama usul kalian. Entar malah Rizal yang benci sama kalian" kata Reza.

"Tapi gue mau sekali aja belain sepupu gue" ucap Alfin.

"Temen gue juga" timpal Aksal.

"Jangan! Urusannya tambah panjang! Udah jangan buat masalah baru" sergah Reza.

"Lo kenapa sih? Kalau gak mau ikutan yaudah kita berdua aja" kata Aksal.

"Gue bilang jangan ya jangan bazeng! Kita udah kelas 12 semester 2 hampir lulus lo pada mau kelulusannya di tangguhkan?" tanya Reza membuat keduanya terdiam dan berpikir sejenak.

"Terus kita harus ngapain? Masa diem aja?" tanya Alfin.

"Hooh, kita jarang banget bantuin Rizal. Malah dia yang sering bantu kita" sahut Aksal.

"Untuk sekarang, gak ada yang bisa dilakuin. Lagian Rizal sama nyokapnya udah buat keputusan untuk pindah sekolah, kita bisa apa?" tanya Reza.

"Hadeh, gak guna banget" sahut Aksal.

"Udah masuk kelas ah, Fin sana ke kelas lo" kata Reza.

"Iya iya ah" Alfin pun segera berjalan meninggalkan keduanya, sementara Reza dan Aksal berbelok memasuki kelas dan duduk di bangkunya masing-masing.

****

"Kak Rizal!" seru Tesa menghampiri Rizal yang tengah duduk di depan ruang guru menunggu Mamahnya menyelesaikan pindahannya

Rizal menoleh dan mendapati gadis cantik berdiri di hadapannya dengan raut wajah cemas

"Kak Rizal makasih udah bantuin Tesa kemarin, lutut Tesa udah gakpapa. Maaf ya gara-gara Tesa Kakak jadi berantem sama Kak Luga" kata Tesa dengan penuh penyesalan, Rizal hanya mengangguk ia tak begitu ingat jika yang di tolong nya kemarin adalah Tesa yang membantunya di perpustakaan

Kulkas Aktif《Completed》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang