81. Tak berdaya

11 6 0
                                    

       Rizal keluar dari kamar mandi dengan rambut basah yang ia gosok dengan handuk kecil baju nya sudah berganti menjadi celana panjang dan Hoddie berwarna hitam ia memasuki kamar dan mengambil beberapa baju dan celana panjang nya lalu menghampiri Tesa

"Gue gak tau muat apa enggak, coba aja mana yang lo suka. Ayo" kata Rizal dan berdiri di depan toilet diikuti Tesa di belakang nya.

Tesa tersenyum dan mengambil baju dari Rizal dan memasuki toilet, Rizal menutup pintu toilet dan berjalan menuju ruang tamu dimana Anggi, Aksal dan Alfin duduk disana dengan heran menatapnya

"Apaan?" tanya Rizal menatap mereka dengan heran juga.

"Lo kok bisa deket sama Tesa?" tanya Alfin dengan penasaran diangguki Aksal dan Anggi.

"Gue gak sengaja nabrak dia di jalan" jawab Rizal dengan enteng, tapi membuat ketiganya terperangah.

"Lo gila ya? Makanya jangan ngebut kalau di jalan biasa!"-Anggi

"Mana gue tau dia mau nyebrang atau apa"-Rizal

"Yaampun"-Alfin

"Terus kok bisa, dia ngikut lo sampe kesini?"-Aksal

Rizal pun terpaksa menceritakan semuanya penyebab Tesa bisa ikut dengannya sampai kesini karena kehujanan di jalan.
Reaksi ketiganya tampak bisa di prediksi oleh Rizal, mereka tampak merasa aneh sekaligus lucu pada keduanya

Tak lama Tesa keluar dari kamar mandi membuat ketiganya menoleh dan ingin tertawa melihat baju dan celana yang di pakai Tesa kebesaran. Rizal hanya terdiam dengan wajah datarnya

"Kak Rizal gak ada yang cocok semuanya gede" kata Tesa dengan wajah polosnya berjalan menghampiri.

"Lo jadi kayak pinguin, jiahahahaha" komentar Aksal membuat keduanya tertawa kecuali Rizal.

"Iih Kak Aksal" seru Tesa tak habis pikir.

"Maklumin aja Tesa, Aksal emang sedikit keturunan Buaya" kata Alfin, sedangkan Tesa hanya terkekeh.

"Apaansih lo kadal!" sahut Aksal dengan sewot menatapnya.

"Tesa minta plastik ini ya, tadi ada di dalem Tesa pake buat baju basah" kata Reza memperlihatkan kantong plastik yang sudah terisi baju basahnya dan ia masukan ke dalam tas

"Iya, ambil aja" seru Rizal tanpa menolehkan wajahnya dari ponsel.

Anggi menyenggol Alfin dan Aksal mengode untuk pergi dari sana memberi ruang pada Rizal dan Tesa

"Ekhem, Zal gue harus pulang nyokap gue nyariin"-Alfin

"Gue juga, di Batrex gak ada siapa-siapa"-Anggi

"Lo gimana Sal?"-Alfin

"Ya gue pulang lah, ya kali jadi nyamuk"-Aksal

Rizal menatap ketiganya dengan ekspresi protes tapi ketiganya segera pamit pada Tesa dan keluar dari basecamp

"Weh serius lo pada?" tanya Rizal menatap mereka tak percaya meninggalkan nya berdua dengan Tesa disini.

"Ko mereka ninggalin Kak Rizal?" tanya Tesa menatap kepergian mereka dan beralih pada Rizal yang hanya cengengesan menyumpah serapahi mereka dalam hati. Rizal menjadi canggung begitupun dengan Tesa mau pulang tapi hujan masih turun dengan deras.

"Luka lo gimana?" tanya Rizal membuat lamunan Tesa buyar dan menoleh padanya.

"Oh iya, tadi Tesa buang perbannya karena basah" kata Tesa menggulung baju lengan kirinya dan kaki kirinya, tampak luka yang menganga membuat Rizal meringis

"Awh!" seru Tesa meringis karena luka itu menempel di celananya, "Kak Rizal ini gak bisa lepas lho. Nempel"

Rizal segera mendekat dan berjongkok melihatnya, "Tunggu dulu jangan di tarik" kata Rizal dan segera berjalan ke dapur mengambil air hangat dan kotak P3K lalu segera kembali menghampiri nya

Kulkas Aktif《Completed》Where stories live. Discover now