SS-48💸

129K 11.4K 668
                                    

Selamat membaca

Jangan lupa untuk memberikan vote dan komentar

•••💸•••

Karina khawatir akan kesehatan Keenan sebab tidak mau makan dan kini ia nekat untuk pergi menemui Bella kembali.

"Setidaknya kamu makan dulu Keenan, kamu juga butuh tenaga untuk menyelesaikan masalahmu."

"Tidak usah khawatirkan Keenan, Ma. Keenan sehat dan tau apa kebutuhan Keenan sendiri. Saat ini yang menjadi prioritas Keenan hanyalah Arabella."

Karina menatap putranya iba, "Bella pasti mau memaafkan kamu."

"Tapi Keenan nggak yakin kalau Ayah Arif akan memaafkan Keenan karena sudah membuat Bella menangis."

Karina menggeleng, "kamu bisa menebus masalah kamu dengan memperbaiki kembali hubungan itu."

Keenan menganggukkan kepalanya mendengar perkataan Karina.

Keenan mendatangi kembali rumah Arumi untuk menemui Bella. Harapannya agar istrinya itu mau mendengarkan penjelasannya dan bisa mengerti sehingga mau memaafkannya dan kembali pulang.

Tok tok tok

Kebetulan sekali, Bella yang membuka pintu rumah. Keenan langsung menarik kedua senyumnya.

"Assalamualaikum, Bel."

"Waalaikumsalam," jawab Bella.

"Bel, aku-"

"Kita bicara di dalam saja," ucap Bella.

Kini Keenan dan Bella duduk di ruang tamu, Arumi sedang pergi bekerja dan hanya tersisa Bella dan pembantu di rumah.

"Aku merindukanmu dan juga anak kita," ucap Keenan setelah duduk.

Bella memalingkan wajahnya, jujur ia juga merindukan Keenan. Bagaimana perlakuan manis Keenan yang mencium kening Bella setiap saat.

"Bel..."

"Aku memberimu waktu untuk menjelaskannya sekarang Keenan!"

Keenan menganggukkkan kepalanya, "akan aku jelaskan yang sebenarnya Bel, tanpa ada kebohongan yang akan aku ucapkan. Tetapi sebelum itu aku ingin bertanya lebih dulu kepada kamu."

"Kenapa?"

"Apa kamu percaya kepadaku?"

Bella menatap kedua manik mata Keenan, "aku mempercayaimu Keenan, perlakuanmu kepadaku membuat aku percaya kepadamu. Lagi pula kamu suamiku, bukannya dalam hubungan rumah tangga saling mempercayai itu sangat penting?"

Bella lalu menunduk menatap lantai, "tetapi setelah melihat dan mengetahui fakta kemarin rasa percayaku tiba-tiba pudar."

"Bella, akan aku jelaskan semuanya."

Bella diam dan menunggu penjelasan Keenan selanjutnya.

"Aku dan Asya sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi, aku berani bersumpah Bel. Asya sudah ku anggap sebagai adikku sendiri dan di saat Aditya meninggal aku sudah berjanji akan selalu membantunya. Sampai Asya mengalami depresi sebab di tinggal Aditya secara tiba-tiba apalagi dalam kondisi mengandung. Tyas, pembantu Asya sering menghubungiku jika kondisi mental Asya memburuk sampai Asya mau melakukan bunuh diri. Asya juga tidak mau makan dan mengabaikan kandungannya. Bagaimanapun ada nyawa yang Aditya titip di perut Asya, jika bukan aku lagi yang membantunya siapa lagi?"

"Tetapi Asya punya keluarga Keenan, kenapa harus kamu?"

"Ayah Asya hanya sibuk mengurusi bisnisnya, sedangkan Mama Asya terus mengikuti kemana suaminya pergi. Silaturahmi keluarga Asya juga terpecah belah hanya karena harta. Ayah Asya dibenci oleh keluarganya sebab egois dengan menguasai warisan sendirian sedangkan keluarga dari ibu Asya sangat jauh dan mereka jarang bertemu."

Suamiku SultanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang