26. Kilasan Masa Lalu

11.9K 1.2K 12
                                    

HAPPY READING GUYS

Sesuai dengan perkataan Laskar bahwa dia diperbolehkan untuk ke markas. Kalaupun dia dirumah dengan siapa dia akan berbicara. Sedangkan Nadhira, Eci dan Qiqin tak dapat menemaninya.

Sekarang disinilah dia. Markas, tempat dimana semua orang berkumpul dan sekarang lihatlah dirinya yang tengah dikelilingi oleh beberapa orang laki-laki.

"Rei udah ya, Dari tadi lo suruh kita pijitin dan lo malah enak-enakan makan sambil minum" Ucap Bili. Tangannya bahkan sudah keram sendiri karena lama memijit Reina yang malah enak-enakan santai.

"Bentar lagi ya Bil" Pinta Reina

"Bentar-nya sampai kapan sih. Dari tadi bentar-bentar. Perasaan bentar-nya nggak kelar-kelar deh" Ucap Bili agak kesal.

"Ini juga kemauan anak gue. Lo liat, nggak lama lagi bakalan keluar terus ngantiin gue"

"Emangnya lo mau keponakan lo ileran cuma gara-gara kemauannya yang tak terpenuhi?" Tanya Reina menaik-turunkan alisnya.

"Ya nggak sih" Balas Bili menggelengkan kepalanya.

"Yaudah, pijitin gue lagi"

Bili hanya pasrah saja. Tangannya terus memijiti kaki Reina yang terlihat agak bengkak.

"Xel!" Panggil Reina.

Axel yang tengah memainkan ps-nya langsung mengalihkan pandangannya kearah Reina yang tengah berbaring diatas sofa.

"Apaan?"

Reina nampak berpikir sebentar "beberapa hari ini gue sering mimpiin Farel" Ucapnya jujur.

Memang beberapa hari ini saat dia tertidur pasti akan terlintas beberapa memori tentang Farel.

"Lo nggak sampe depresi gitu kan?" Axel beranjak dari tempat duduknya kemudian mendudukkan dirinya disamping Reina yang juga sudah bangun.

"Nggak sampek separah dulu sih. Cuma ya, kalau bangun keringatan, terus detak jantung nggak normal gitu" Ucap Reina.

"Kalau tidur coba ngalihin ke hal lain. Jangan sampek keinget sama Farel" Jelas Axel.

"Udah beberapa kali gue coba. Ya, kalau pun udah tidur bakalan terlintas lagi memori tentang Farel"

"Coba lo lawan dengan bayangin yang indah-indah gitu, biar tentang Farel nggak kelintas dalam pikiran lo"

Reina mengangguk lemah lalu tatapannya beralih menatap sekelilingnya.

"Bagas mana?"

"Beberapa hari ini udah jarang banget datang ke markas" Balas Axel.

"Alah lagi nge bucin tuh orang. Hafal banget gue sama kelakuan dia" Sahut Gerald yang tengan bermain game online yang ada pada ponselnya.

Entah kenapa Bagas tak keliatan hari ini di markas tanpa ada kabar apapun. Mungkin memang benar lagi bucin dengan Eci. Karena tadi saat meminta Eci untuk menemaninya dirumah dan Eci malah beralasan ada urusan.

Tiba-tiba dari arah pintu markas terlihat seorang anggota yang berlari dan ditangannya terdapat sebuah kotak yang bisa dibilang cukup besar.

"Bang tadi gue nemu didepan. Nggak tau siapa yang naruh" Ucap Aris dengan nafas ngos-ngosan karena berlari.

Dia menaruh kotak itu dimeja didepan Reina dan Axel duduk.

"Al, Bil cek siapa yang ngirim" Ucap Axel dingin.

Bili dan Ali yang mendengar itu langsung melihat cctv yang terpasang disudut gerbang. Disana terlihat seseorang yang memakai pakain serba hitam, bahkan orang itu menggunakan penutup wajah. Namun tak dapat mengetahui orang itu utusan siapa karena orang itu datang dengan berjalan kaki.

Cosplay Jadi BumilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang