98. Sweet Or Bad Dream

7.2K 1.5K 589
                                    

Happy Reading Sijeuni 🌱



Setelah selesai mengunjungi Lucas, kini Nara sedang dalam perjalanan kembali ke apartemen nya. Ia mengendarai mobil nya dengan kecepatan sedang, menikmati jalanan kota Seoul yang sudah mulai tertutupi salju.

Tak butuh waktu lama ia pun tiba di apartemen nya. Setelah memarkinkan mobil ia berjalan menuju lift untuk pergi ke lantai 15 tempat unit nya berada.

Di dalam lift ia tidak sendiri. Ada 3 orang lainnya yang juga ikut naik lift bersamanya. Di lantai 5 ada 2 orang yang keluar meninggalkan Nara dengan seorang laki-laki yang memakai pakaian sangat tertutup.

Entah kenapa tiba-tiba lift itu berhenti bergerak dan secara mengejutkan lampu yang ada di dalam lift itu mati.

Oh tidak, lift ini bermasalah.

Nara langsung memejamkan matanya. Kedua tangannya ia kepal kuat dengan hatinya yang terus memanjatkan doa agar semuanya menjadi baik-baik saja.

"Are u okay?" tanya laki-laki yang berada satu lift bersamanya. Laki-laki itu menyalakan senter dari ponsel nya dan menghampiri Nara yang berada di paling pojok. Berdiam diri dengan memejamkan kedua matanya.

Nara memberanikan diri membuka mata dan menatap laki-laki yang ada di hadapan nya. Laki-laki yang memakai jaket, topi dan juga masker itu mendekat ke arah nya.

"Kamu baik-baik saja kan?"

Nara mengangguk pelan. Namun laki-laki itu justru meraih tangannya dan menggenggam nya.

"Biar engga takut," katanya membuat Nara

"Kita hanya perlu tenang, kau yakin masalah ini tidak berlangsung lama."

Nara hanya mengangguk walaupun laki-laki itu tidak bisa melihat anggukan nya. Karena apa? Karena keadaan sekitar yang gelap. Lampu senter yang berasal dari ponsel laki-laki itu di arah lain agar tidak membuat silau mata.

"Apakah kamu punya trauma di saat lift bermasalah seperti ini?" tanya nya kepada Nara.

"Dulu aku punya, tapi sekarang sudah sedikit lebih baik. Walaupun kenangan buruk itu tidak sepenuhnya hilang," kata Nara.

"Dulu gadis ku juga punya trauma yang sama seperti mu."

"Benarkah?"

"Ya, tapi sepertinya aku tidak pantas mengakui nya dengan sebutan itu."

"Kenapa?"

"Karena emang dari awal dia bukan milikku. Aku saja yang terlalu berangan-angan menjadikan dia milikku. Padahal kenyataannya aku tidak pernah sedikit pun menjadi orang yang menjadi pusat perhatian nya."

Nara diam. Perasaan aneh itu tiba-tiba datang. Dengan cepat ia melepas tangan yang di genggam oleh laki-laki itu.

"Ada apa?" tanya nya.

"Tidak apa-apa"

"Kalau trauma mu masih ada kau bisa memegang tanganku. Bukankah itu bisa mengurangi rasa takut, iya kan?"

"Kata siapa?"

"Aku pernah membacanya di salah satu artikel," katanya.

"Aku tidak apa-apa, aku baik-baik saja. Trauma ku sudah hilang,"

"Benarkah?"

Ting! Lift kembali bergerak dan membuat lampu yang tadi mati kembali nyala. Membuat keadaan yang tadi gelap menjadi terang.

MANAGER KESAYANGAN | NCT 127,NCT DREAM & WAYVWhere stories live. Discover now