ketakutan Mark

573 82 0
                                    

" Kau benar-benar baik-baik saja?". James masih memberondongi sahabatnya, Mark dengan pertanyaan.

" Aku baik. Bisakah kau berhenti menanyakan hal itu".

Omega tersebut mulai merasa kesal. Apalagi setelah ia sadar telah salah membuat pesanan. Sebab tidak konsentrasi.

 Sebab tidak konsentrasi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Berhentilah, James. Atau Mark akan melemparmu dengan mesin kopi itu". Ucap Tar.

Yang diperingati melotot tajam. Sebelum kembali dengan objek rasa penasarannya.

" Tapi.... Kemana kau kemarin? Kau tau, Khun Dome mencarimu. Juga....... Seorang Alpha gila....".

" Alpha gila?"

Beta itu mengangguk. Kini Mark sedikit menyimak.

" Pheromone nya sangat kuat. Satu Cafe tercekik saking kuatnya. Dan dia terus saja menanyakan keberadaan seseorang".

Kedua alis Omega satu anak tersebut bertaut.

" Dia bahkan mencekik James". 
Lanjut Tar.

Membuat Mark segera melirik leher temannya yang memang masih sedikit memerah.

" Apa dia seberbahaya itu?".

" Jika Khun Pavel tidak ada di sini, mungkin aku sudah mati".

Mereka bergidik ngeri. Tak terkecuali yang mendengarkan. Walau entah mengapa, dalam hati Omega tersebut tiba-tiba merasa khawatir.

'semoga saja aku tidak akan pernah bertemu Alpha seperti itu'. Batinnya.

" Mark.... Khun Dome  mencarimu".

Sebuah teriakan mengakhiri pembicaraan tiga sahabat tersebut. Tanpa menunggu lama, yang dicari segera beranjak ke lantai dua. Tempat dimana kantor bos nya berada.

Tok tok tok

" Masuk!".

" Permisi......".

Ruangan itu tidak terlalu terang. Dengan dua sofa panjang. Tv. Pendingin. Juga meja kerja.

" Kau sudah datang?".

Mark segera mengangguk. Menunduk hormat pada bos nya. Khun Dome.

" Ada apa? Kau terlihat kurang sehat"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

" Ada apa? Kau terlihat kurang sehat". Tanya Dome. Saat melihat tubuh Omega tersebut sedikit gemetar.

" Saya baik-baik saja, Khun Dome".

" kau yakin?".

Sang bawahan mengangguk. Walau sebenarnya, Ia merasa sedikit tidak nyaman. Bukan sebab Ruangannya. Tapi, akibat sesuatu yang memenuhi ruangan itu.

'Kenapa ruangan ini penuh dengan Pheromone Alpha?'. Batinnya.

Melirik Bos nya yang terlihat baik-baik saja.

'tentu saja tidak akan terpengaruh. Ia sudah terikat'.

'tapi.... Seharusnya aku....'.

Tanpa sadar, Mark menyentuh tengkuknya sendiri. Tepat pada sebuah tanda gigitan yang terlihat........












tidak sempurna?









"....uugghhh....".

" Mark!".

Seru Dome. Saat melihat Omega tersebut limbung.  Hingga terduduk di lantai.

" Tu.... Tuan.......".

" Ada apa? Sudah kubilang supaya istirahat saja jika belum benar-benar sehat. Kenapa kau keras kepala sekali". Omel sang Boss Sembari mendudukan bawahannya itu di salah satu sofa.

" Haruskah aku menelfon dokter?".

" Tidak perlu, Khun Dome. Ini hanya pusing biasa".

" Tidak ada pusing yang membuat Pheromone mu menyebar tanpa terkendali seperti itu".

Ucapan tersebut membuat kedua manik Mark membulat. Akibat terlalu pusing, Omega itu tidak sadar jika Pheromone nya menyebar. Memenuhi ruangan.

'ada apa denganku?'. Batinnya bingung.

'apa karena Pheromone Alpha yang....'.

" Sudah kuduga. Heat mu akan bereaksi jika mencium Pheromone mate mu. Sekarang aku semakin yakin".

Ucap Dome.

Menatap lamat Omega dihadapannya. Pasangan Pavel itu kini berubah serius.

" Ma.... Maksud Anda Tuan...... Uuugggghhhh....".

" Kau tau apa yang ku maksud......









War Wanarat".






Seolah mendapat pukulan keras dikepalanya, Mark benar-benar membeku sekarang.

" Si... Siapa yang Anda maksud.... ?".

Ada nada gemetar di kalimat itu. Ia bahkan mengucapkannya sambil menunduk.

" Kau tau siapa ".

Mark terdiam. Omega satu anak itu mencoba bangkit.

" Sa... Saya permisi. Ada pekerjaan yang belum diselesaikan".

Tanpa memberi Wai, pemuda tersebut berlalu begitu saja. Meninggalkan Omega yang menatap kepergian bawahannya dalam diam.

" Tidakah dia akan lari?". Ucap Gui. Memecah keheningan. Ternyata, sejak tadi Omega itu bersembunyi dibalik tirai yang membatasi kantor dengan ruangan lain.

Tanpa diduga, Dome justru menggeleng.

" Jika dia lari, Dia akan semakin dalam bahaya. Tubuhnya terlalu lama menahan tekanan. Dan saat Aroma Yin yang memenuhi ruangan ini sudah memancingnya, Dia tidak akan bisa menahannya lagi".

Gui mengangguk kecil. Ia tau hal itu.

" Kau awasi dia. Berikan dia cuti beberapa hari. Kuharap Heat nya segera membaik".

" Baiklah. Kalau begitu, saya permisi".

***

Setelah keluar dari ruangan sang Boss, Mark segera mengambil tas nya. Mencegat taxi untuk pulang ke rumah.

Saat ini yang ada dalama pikirannya hanya satu.

Sky.










Menyembunyikan...........





Sky- nya.


~

My Babby's Daddy (Revisi)Where stories live. Discover now