milik ku

875 90 1
                                    

Hari kembali berlalu. Seperti biasa, Yin akan menemani Sky bermain sepanjang hari. Sesekali, Prom menghujani Alpha itu dengan beberapa berkas.

Seperti saat ini.

Matahari mulai surup. Sky sudah tidur beberapa saat lalu. Tapi, Prom tidak juga mengijinkan sang Boss untuk istirahat barang sejenak.

Bawahan itu memberikan setumpuk berkas. Memerintah untuk segera diselesaikan. Jika tidak, maka ia akan mengurung Dominant tersebut seharian di kantor besok.

" Ini berkas dari New Zealand. Dan ini dari Bulgaria".

Yin membaca sekilas. Sesekali membenarkan Kacamata yang bertengger di hidung mancungnya.

" hasil rapat komite Jenewa bagaimana? Kau sudah mengirimkan permintaan maafku pada Uncle Max kan?".

Prom mengangguk. Membuka salah saru e-mail yang ia dapat siang tadi. Membiarkan sang atasan membacanya.

" Semua beres. Aku sudah mengatakan situasimu saat ini. Kerja sama akan tetap berjalan. Tapi untuk sementara waktu, Khun Tin dan Khun Khai yang akan mengurusnya".

" lalu, hasil evaluasi bulanan?".

" Tidak ada kenaikan yang cukup besar. Namun, semua departement dapat memenuhi target bulanan mereka. Beberapa Mall dan Hotel di Macau sudah menerapkan kebijakan yang baru".

" Sepertinya semua beres".

Yin sedikit menyandarkan punggung di sofa, saat aroma harum kopi memasuki indra penciumannya.

Wwoooaahhhh..... Kopi!".

Prom bahkan berteriak senang. Membuat Omega yang membawa terkekeh.

" Bagaimana kalau kau jadi Omegaku saja. Dari pada si Dokter itu".
Celetuk Prom. Yang langsung dihadiahi jitakan.

" Kalau dia sampai mendengar, kau pasti dimasukan ruang operasi. Benz akan memotong burungmu sampai habis".

" Jangan dong Yin. Kau tidak kasihan dengan burungku".

Folk hanya bisa menggelengkan kepala. Ia sudah terbiasa melihat pertengkaran ini beberapa hari terakhir.

" Jadi... Kau akan menemuinya hari ini?".

Yin menoleh. Menatap Omega yang bertanya. Mengangguk.

" Tapi sepertinya, adikmu tidak akan pulang untuk malam ini".

Kedua alis Folk bertaut.

" Setiap Yin mendekati adikmu, ia akan terserang Rut. Itu sebabnya ia menunggu waktu sore. Atau keributan yang terjadi di Cafe akan lebih buruk dari saat terakhir kali". Jelas Prom.

" Ahhh... Aku ingat. War juga Heat setelah aku membawa dia kabur dari sana".

" Jadi kau ternyata....".

" Mau bagaimana lagi. Saat itu, aku masih takut mempertemukan kalian. Mark adikku satu-satunya. Dan aku tidak mau dia terpuruk lagi".

Yin hanya bisa menghela nafas.

" Tapi hati-hati. Jangan nambah anak dulu. Kalian baru saja bertemu".

Yang diperingati justru tersenyum kecil. Membuat Folk yang melihatnya tiba-tiba merasa takut.

Alpha ini gila'. Batinnya.

Sementara Prom. Ia memilih acuh. Ia tau, Boss nya terkadang bisa sangat liar dan sulit diatur.

'sebaiknya aku memperingatkan pihak hotel terlebih dahulu'.

Alpha tersebut segera berjalan keluar sejenak. Mengambil telfon. Menghubungi resepsionis hotel yang terletak tepat di depan Paradise Cafe.

Salah satu Hottel milik keluarga Methanant.

***

" Terimakasih sudah berkunjung".

Gui membungkuk pada pelanggan terakhir. Begitu juga karyawan lain.

" Akkkhhh.... Akhirnya selesai juga....".

Omega itu berteriak senang. Membuat bawahannya terkekeh.

" Kau seperti anak kecil, Phi". Ejek Mark. Sembari membersihkan meja.

" Ayolah.... Seharian ini rasanya pinggangku akan copot".

" kalau itu pasti sebab faktor umur Phi".

Celetuk James. Yang langsung dibalas pelototan.

" Berhentilah mengejek P'Gui james. Dia memang sudah tua. Tapi tidak perlu kau perjelas kan".

Mark tertawa lebar mendengar perkataan Tar. Dan James. Ia berubah takut saat mlihat raut wajah Gui.

 Ia berubah takut saat mlihat raut wajah Gui

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

" Kan dia yang mengatakannya. Kenapa P'Gui marah padaku?".

" Tapi kau yang memulainya. Jangan harap gajimu utuh akhir bulan nanti".

INI TIDAK ADIIIILLLLLLLL".

Mark tertawa semakin lebar. Sementara Tar. Ia masih saja polos. Bahkan setelah melihat James yang mulai frustasi saat membayangkan gajinya dipotong.

Keempatnya tidak tau, jika beberapa saat lalu, sesosok pria memasuki Cafe.

" Apa Cafe nya masih buka?".

Ketiga sosok disana menoleh saat mendengar suara itu. Berbeda dengan Mark.

Omega tersebut masih mematung dengan tubuh gemetar dan berkeringat dingin.

'A.. Aroma ini...'.

Batinnya.

Sebelum tubuhnya benar-benar limbung. Lemas tak berdaya.

***

Beberapa saat sebelum nya.....


Tubuhnya mematung tepat di depan bangunan. Hari sudah sore. Tidak banyak pejalan kaki yang lewat.

Cafe dihadapannya memang hanya akan buka sampai sore. Kecuali akhir pekan. Tempat tersebut akan buka hingga malam.

"Masuklah!".

Yin menoleh. Menatap sosok yang bicara.

" Bahkan tubuhmu sudah bereaksi meskipun kita masih diluar". Lanjut Prom.

Dihadapannya, Pheromone Yin mulai menyebar.

" aku akan berusaha tetap sadar. Jika belebihan, kau bisa memukulku seperti terkhir kali".

Bawahan itu mendengus kecil.

" berusahalah tidak kehilangan kendali, Sobat. Mengurusmu itu menyusahkan. Seharusnya sejak dulu kau menaikan gajiku".

Boss nya terkekeh. Sebelum kembali menatap bangunan dihadapannya.

Lebih tepatnya pada sosok yang tengah bergurau di dalam sana.

'milik ku'.

Batinnya. Sebelum melangkah memasuki bangunan tersebut.

~~~~~

Gimana?

Penasaran dengan lanjutan nya.....

😆😆😆😆

Tunggu aja ya.....

My Babby's Daddy (Revisi)Where stories live. Discover now