kisah pilu

522 76 1
                                    


Ok, tanpa menunggu lagi.
Ayok kita lanjut aja ya...

😄😄😄😄









Flash Back

ku mohon hentikan. Kau tau apa yang sedang kau lakukan? Ini sangat berbahaya, adikku'.

Folk masih terus berusaha membujuk.

Tatapan itu tetap diam. Walau sebenarnya, Folk dapat melihat ketakutan yang teramat besar disana.

" aku tidak bisa kembali, Phi".

Kedua manik sang kakak membulat.

" Kenapa? Aku yakin....".

" tidak Phi".

War menatap lamat kakak nya.

" Setidaknya, satu kali...... Aku harus bisa tidur dengan salah satu Alpha itu".

" Tapi.....".

" aku tau keinginanku terlalu egois. Obsesiku berlebihan. Tapi..........







Kumohon.......










Kali ini saja Phi....".

Mulut Folk terkatup. Bahkan saat sang adik membungkam mulutnya dengan lakban, pemuda tersebut hanya bisa terdiam.

Menatap punggung kecil yang mulai menghilang di kegelapan.

'adik ku.....'.

***

War berdiri diam disebelah meja bar. Menatap deretan sofa dimana empat Alpha berpengaruh tengah duduk bersama.

Mereka semua memiliki pengaruh menakutkan. Walau tiga bersaudara lainnya yang paling mengerikan.

'setidaknya, keluarganya tidak akan membunuhku'.

Ya... Ada satu alasan tertentu kenapa sosok tersebut mengincar seorang berdarah Thailand - Hongkong itu. Dibanding tiga Alpha lainnya.

' aku harus bisa'.

Batinnya. Memberanikan diri. Sebelum kembali ke dapur. Mempersiapkan semua rencana yang sudah ia susun dengan matang.

***

Folk tidak lagi berusaha memberontak. Omega itu hanya bisa terduduk lesu, dengan kaki serta tangan yang masih terikat.

Pikirannya melayang jauh. Sesekali, kedua maniknya menatap pintu dengan was-was. Berharap segera melihat sosok yang sudah meninggalkan dia di sana sejak tiga jam lalu.

' War....'.

Dalam hati, Folk merasakan rasa bersalah yang teramat besar. Bercampur kekhawatiran. Dengan ketakutan yang mulai muncul.

Ceklek...

Omega itu sontak menoleh saat mendengar suara pintu terbuka. Kedua maniknya membulat seketika, melihat kondisi sosok yang muncul.

"... Hhhhmmmmppp.....".

Folk berusaha memberontak. Melepas ikatannya. Ingin sekali ia mendekati pemuda dihadapannya.

" Aku berhasil, Phi...".

Kalimat itu terucap pelan. Dengan nada lemah.

" Aku... Berhasil...".

Saat itu juga, suara isak tangis mulai terdengar. Bukan hanya Folk. Tapi, juga dari pemuda yang kini terduduk dilantai dengan tubuh gemetar.

Ingin sekali ia memeluk adiknya. Namun, tangan dan kaki masih terikat.

Lihatlah.... Sekujur tubuh War penuh dengan bekas merah keunguan. Siapapun yang melihat akan tau, itu sebuah kissmark.

Kissmark yang sangat banyak.

Baju sobek. Rambut acak-acakan. Terlihat seperti omega yang baru saja diperkosa oleh bajingan jahat.

'maafkan aku....'.

Saat itulah, Folk menyadari. Adiknya, adalah orang yang lemah.

Sangat lemah. Hingga seolah akan hancur kapan saja.

Flash Back end

***


Sementara itu...

Di rumah sederhana, kedua manik  cantik tersebut mengerjap saat merasakan pelukan erat diperutnya.

Mark baru saja bangun. Tubuhnya masih sedikit panas akibat Heat. Namun, obat sudah membuatnya merasa lebih baik.

Senyum kecil terukir. Saat melihat Sky memeluk nya begitu erat.

Omega satu anak itu Mengusap lembut pucuk kepala putra kecilnya.

" Kenapa?".

" Kapan Mommy sehat? Sky mau main".

Bocah itu menelungkupkan wajah di perut Mark. Bibirnya maju. Cemberut. Membuatnya terlihat semakin imut.

Mark mati-matian untuk tidak tertawa. Melihat tingkah manis putranya, membuat Omega tersebut merasa lebih baik.

Ia mencoba bangkit. Duduk bersandarkan kepala ranjang.

" Mommy sudah sehat kok".

" benarkah?".

" Hmm".

Binar senang memenuhi manik mungil Sky. Sebelum akhirnya deretan gigi putih terlihat. Anak tersebut tersenyum lebar.

" Dimana Uncle Folk?".

Kelual. Katanya beltemu teman".

'teman? Mungkinkah P'Benz'.

Mark tersenyum kecil, membayangkan apa yang ia pikirkan.

" Sky bantu Mommy ke kamar mandi ya...".

Anak itu mengangguk imut. Segera turun dari ranjang. Memegang erat tangan ibunya.

" Hati-hati Mommy...".

" Siap. Kapten".

Omega tersebut terkekeh pelan. Sedikit tertatih saat menuju ke kamar mandi.

" Sky tunggu dilual ya....".

" Pintarnya anak Mommy".

Bocah tersebut tersenyum lebar. Senang sebab dipuji.

Tanpa anak itu tau. Sepeninggalnya, Mark terdiam di depan cermin wastafel. Menatap pantulan dirinya sendiri.

Ada raut penuh kekhawatiran di kedua manik matanya.

'kenapa Heat ku bisa datang? Setelah sekian lama'.

'apa aku harus pergi ke dokter?'.

Pikiran sedikit berkecamuk. 
















Ok!!!!  Lanjutkan....... 😄😄😄😄

My Babby's Daddy (Revisi)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant