Harapan

520 79 0
                                    

Tubuh itu berjalan terhuyung. Beberapa kali hampir saja terjatuh. 
Namun, ia tetap saja berlari.

Yang hanya dipikirannya sekarang hanyalah satu orang. Putranya.

" Sky.... Sky..... P'Folk..... Sky....".

Mark berteriak di penjuru rumah.

Ruang tamu.

Kamar.

Dapur.

Kamar mandi.

Hingga halaman belakang.

Tapi, pemilik dua nama yang ia panggil sama sekali tidak ditemukan. Membuat pikiran Omega tersebut semakin berkecamuk.

Hanya ada Mark yang panik. Berlari mengitari setiap sudut rumah dengan air mata mengalir.

" Sky.....hiks...hiks.... Jangan tinggalin Mommy.....hiks....".

Tubuh lemahnya kini terduduk dilantai. Dengan kedua manik yang penuh akan ketakutan.

Takut, jika semua hal yang selama ini menghantuinya benar-benar terjadi.

Ruangan dihadapannya kosong. Tidak ada suara tawa. Tidak ada rengekan yang biasa ia dengar. Tidak ada mainan berserakan. Membuat Mark kini benar-benar dalam kekosongan.

" Maaf in Mommy. Kumohon..... Kembalilah".
Omega tersebut mengambil baju yang sering Sky pakai. Menciumi nya.

"Kau ingin bertemu Daddy kan? Ayo kita temui dia sama-sama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kau ingin bertemu Daddy kan? Ayo kita temui dia sama-sama. Jangan tinggalin Mommy seperti ini.....hiks....hiks....hiks....".

Tanpa ia sadari, sesosok pria sudah berdiri dibelakang Mark sejak tadi. Dengan Bocah kecil yang tertidur dalam gendongan.

Folk tidak berharap akan melihat keadaan adiknya yang seperti ini. Tapi, melihat kondisi Mark, Omega tersebut justru semakin membulatkan tekadnya untuk menyadarkan anak itu.

" Mark....".

Yang dipanggil seketika terdiam. Tubuh gemetarnya berbalik. Sebelum kembali menangis sambil memeluk sang kakak.

" ku...kira....hiks.... Dia akan membawanya pergi dariku....hiks....hiks...".

" Aku sangat takut Phi....hiks...hiks....".

Ucapnya. Diantara isak tangis.

Sesekali ia menghujani bocah yang terlelap di pelukan kakaknya dengan ciuman.

Membuat Anak kecil itu sedikit menggeliat.

"Syukurlah.....hiks....hiks... Syukurlah....hiks... ".

Folk memilih tak berucap. Membiarkan Mark untuk tenang terlebih dahulu.
Seharian tadi, ia memang keluar. Lebih tepatnya, Yin yang ingin mengajak putranya jalan-jalan.

***

" Apa yang akan kau lakukan setelah ini?".

Pertanyaan itu membuat gerakan Mark yang tengah membelai lembut surai sang putra seketika terhenti.

Pertanyaan itu membuat gerakan Mark yang tengah membelai lembut surai sang putra seketika terhenti

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kini, mereka sudah berpindah ke kamar. Memindahkan Sky ke tempat yang lebih nyaman.

Mark menceritakan semua yang terjadi hari ini. Terutama, tentang kenyataan kalau Khun Dome sudah mengetahui identitas Mark yang sebenarnya.

" Kenapa Phi bertanya seperti itu?".

Omega itu berusaha tetap tenang. Masih Menatap lamat putranya.

" Jangan mengalihkan pembicaraan.... Mark...".

Folk sedikit menaikan nada bicaranya. Tanpa di duga justru membuat Sky menggeliat. Akibat terganggu.

Sang Mommy mencoba menenangkan. Hingga anak itu tertidur.

" Sebaiknya kita keluar dulu, Phi".

Walau sedikit kesal, Folk segera keluar menuju ruang tengah. Ia juga tidak mau jika tidur keponakan tersayangnya terganggu.

Mark mengikuti dengan sedikit lesu. Duduk di salah satu sofa.

"jadi....".

" aku takut Phi".

Alis sang kakak bertaut. Menatap bingung.

" apa yang kau takutkan?".

Adiknya tak menjawab. Yang lebih tua ikut duduk. Menatap lekat pemuda dihadapannya.

" sekarang Phi tanya. Lebih takut mana. Jika suatu saat Alpha itu membawa Sky jauh darimu dengan paksa? Atau kenyataan kalau Bever tidak akan pernah menerimamu".

Mark mulai terisak. Membayangkan dua kemungkinan tersebut, membuat hatinya teramat sakit.

" aku tidak akan pernah bisa berpisah dari Sky....hiks...hiks.... Dia segalanya untuk ku".

Folk mengangguk setuju. 
" tapi.... Aku takut Alpha itu tidak akan menerima kami".

Helaan nafas terdengar. Ingin sekali Pemuda tersebut memukul kepala adiknya.

'andai aku bisa mengatakan yang sebenarnya'. Batinnya. Sedikit menahan.

" Apa kau sudah mencoba?".

Mark mengangkat wajah. Sebelum akhirnya menggeleng kecil.

" Lalu, apalagi yang kau takutkan. Jika dia tidak menerima kalian, maka datang saja padaku. Kita pergi bersama. Jauh dari tempat ini. Hanya kita bertiga".

" Tapi....".

" Apa? Kau memikirkan Benz? Abaikan saja. Jika Alpha itu benar-benar mencintaiku, dia pasti akan mengejarku kemanapun aku pergi".

Mark tergelak mendengar perkataan kakaknya yang begitu percaya diri. Sementara Omega yang dimaksud justru tersenyum lebar. Seolah bangga.

" Terimakasih Phi".

" Heehhh....?". Folk menatap bingung. Adiknya menggeleng kecil. Tersenyum.

" Sudah bersamaku selama ini".

"Apa yang kau bicarakan".
Ia mendekati adiknya. Memeluk dari samping.

" Selamanya aku akan mendukungmu".

Keduanya berpelukan. Tidak ada yang tau jika pikiran keduanya berbeda.

'Jika dia berani menyakitimu. Aku sendiri yang akan memukul wajahnya'. Batin Folk.

'Kuharap... Setidaknya dia tidak akan membeci Sky'. Harap Mark.

****

Ohoooo..... Gimana?

Sebenarnya setiap Chapter mau aku panjangin. Tapi, ide mentok sampai disini. Mau gimana lagi....

😁😁😁😁😁

My Babby's Daddy (Revisi)Where stories live. Discover now