3. Mama, Cepat Sembuh

134K 18.9K 1.7K
                                    

"SIAPA YANG BERANI PUKUL ANAK SAYA PAKAI VAS BUNGA?!"

Tanpa aba-aba atau basa-basi terlebih dahulu, Riona mengeluarkan seluruh jiwa bar-barnya semasa muda dan menendang pintu kelas Azriel dan Zadkiel. Jangan remehkan kekuatan dan kebar-baran Riona, semasa SMA ia pernah memenangkan kejuaraan silat.

Walaupun sudah hampir berumur empat puluh tahunan, jangan remehkan jiwa muda Riona.

"Maaf, Ibu. Jangan membuat keributan seperti ini, mari kita bicarakan secara kekeluargaan," ucap guru yang kebetulan sedang mengajar di kelas itu.

Sementara Azriel yang mengikuti mamanya dari belakang hanya bisa menepi dan menahan malu.

"Gak! Saya enggak mau bicarakan masalah ini secara kekeluargaan karena kita bukan keluarga," sanggah Riona yang mampu membungkam bibir guru tersebut.

"Riel! Tunjuk orang yang namanya Aldo-Aldo itu, biar mama seret dia," pinta Riona setengah berteriak.

Dengan ragu dan takut-takut Azriel maju beberapa langkah dan menunjuk seorang remaja laki-laki yang terduduk dengan wajah pucat pasi di kursi ketiga barisan paling ujung.

Kepala Riona mengangguk. "Kamu yang di sana, mau maju sendiri atau perlu saya seret?!" ancam Riona.

Tanpa menunggu lama dan enggan membuat Riona semakin marah, Aldo langsung beranjak dari duduknya dan menghampiri Riona yang sudah berdiri sembari bertolak pinggang.

"Oh jadi ini yang namanya Aldo itu, cakepan juga anak saya," sindir Riona tak suka. "Kamu sehebat apa emang sampai berani pukul anak saya? Katain anak saya? Apalagi sampai bikin kepalanya bocor."

Riona menarik kerah seragam Aldo dan mengangkat tubuh Aldo dengan mudahnya. Ia melayangkan bogeman mentah ke wajah Aldo, meninggalkan bekas kebiruan di rahang itu.

Bug! Bug!

"Kurang ajar kamu! Brengsek!" maki Riona seraya melempar tubuh Aldo hingga tersungkur ke lantai.

Sontak saja kelas menjadi heboh, beberapa guru datang dan berusaha menenangkan Riona. Namun, ibu beranak empat itu tetap memberontak dan hendak terus memukuli Aldo dengan brutal.

"Ibu, mohon tenang dulu. Kita bisa selesaikan ini dengan baik-baik tanpa melibatkan emosi dan kekerasan seperti ini," relai kepala sekolah.

Riona menggelengkan kepala. "Saya enggak mau! Kalian mau bicarakan baik-baik seperti apa? Apa kalian bisa menyembuhkan luka di kepala anak saya? Enggak kan? Jadi, lebih baik kita pakai hukum rimba aja, dia lukain kepala anak saya dan saya bakal bikin kepalanya itu hancur."

Saat Riona hendak kembali menyerang Aldo, seorang ibu-ibu dengan pakaian guru datang menghampiri Riona. Wajah wanita itu tampak memerah dan menghalangi Riona untuk menyerang Aldo.

"Anda jangan kasar sama putra saya, ya!" ucap ibu-ibu tersebut.

Mata Riona memicing seraya terkekeh geli. "Ibu buta? Jelas-jelas anak ibu yang kasar ke anak saya! Ibu gak pernah didik mulut anak ibu itu?"

Tak terima anaknya dikatai, ibu-ibu itu langsung menampar wajah Riona, membuat suasana menjadi hening seketika karena aura permusuhan terpancar jelas dari keduanya. Riona yang ditampar hanya memegang pipinya pelan dan menatap remeh pada ibu Aldo. Ia terkekeh kecil, tetapi cukup terdengar menyeramkan di telinga orang lain.

Plak!

Riona balas menampar pipi ibu tersebut lebih kencang dan menimbulkan suara lebih nyaring. Pecahlah perang di antara keduanya setelah aksi saling menampar itu.

Ibu-ibu tersebut bertambah tak terima dan menjambak rambut Riona yang terurai rapi, sementara Riona sendiri tak ingin kalah. Ia membalas menjambak ibu-ibu tersebut bahkan melayangkan tendangan pada tulang kering ibu itu.

Be a Good Mother [Terbit]Where stories live. Discover now