46. Siap, Bu Bos!

53.4K 10.1K 842
                                    

"Uncle! Let's go!"

Azriel berseru antusias seraya menarik-narik tangan Theo, mendahului ketiga saudara dan orang tuanya yang berjalan santai. Bocah laki-laki yang sudah menginjak usia tujuh belas tahun itu masih saja layaknya bocah tujuh tahun.

Ia membawa Theo mendekati Snow World yang berhadapan dengan salah satu toko buku terkenal. Setelah pertemuan Theo dan Riona di toko peralatan bayi tadi, Azriel tak langsung membiarkan Theo pergi begitu saja.

Bocah itu malah menculik dan memaksa Theo untuk ikut dengan mereka. Alhasil, Wylan harus pasrah mengizinkan Theo ikut bersama mereka.

Lihatlah kini, anak bungsunya itu memonopoli sosok Theo untuk dirinya sendiri. Apalagi setelah mendengar kalau Theo pandai bermain ice skating

"Riel, gak boleh tarik-tarik Uncle Theo kayak gitu, kalau Uncle Theo jatuh gimana? Kan bahaya, Nak," tegur Riona merasa tak enak.

Mendengar teguran Riona, Azriel pun mengangguk kecil dan memperlambat langkahnya, tak seburu-buru tadi. Mereka bertujuh berdiri di depan pintu masuk Snow World.

Dari luar mereka bisa melihat area bermain es itu dipenuhi oleh sekitar tujuh orang yang sedang meluncur. Ada juga yang sedang belajar dengan instruktur yang menemani, ada pula yang hanya bermain dengan salju.

"Mama, Kiel sama Bang Vian mau ke Gramedia aja, ya. Boleh? Kita gak tertarik main salju," ucap Zadkiel meminta izin.

Tatapan Riona mengarah pada Gramedia yang saling berhadapan dengan area bermain es itu. Riona pun mengangguk singkat dengan senyum tipis. "Hati-hati, kalau kalian lapar atau mau ke mana-mana lagi telepon atau chat Mama, ya."

"Siap, Ma!" jawab Casvian penuh semangat.

"Bawa uang gak? Kalau gak bawa pakai kartu kredit Mama aja dulu," tanya Riona lagi.

"Aman, Ma. Vian selalu bawa dompet kok kalau ke mana-mana," jawab Casvian lagi.

Belum sempat Riona kembali bertanya dan bertambah bawel, Wylan langsung memeluk pinggang wanita itu dan mengusap kepalanya. "Sayang, mereka cuma mau ke toko buku loh, bukan mau ke luar negeri. Lagian mereka juga udah besar, biarin aja."

Menyadari bahwa dirinya terlalu banyak bertanya membuat Riona menundukkan kepala dan malu sendiri.

"Yaudah kalau gitu kita ke sana dulu," pamit Zadkiel pada akhirnya.

Sementara itu, Azriel, Morfeo dan Theo kini sudah masuk duluan ke area Snow World. Mereka tak lupa memakai sepatu boots dan kaos kaki yang sudah disediakan.

"Mau ikut masuk?" tanya Wylan pada sang istri.

"Boleh deh, aku udah lama gak main ke Snow World juga," ucap Riona dengan senyuman yang tak juga luntur. "Kangen main salju."

"Kalau pengen main salju aturannya kamu bilang dari dulu, Sayang. Kan aku bisa langsung pesan tiket ke Eropa," ucap Wylan yang diakhiri kekehan geli.

Sementara Riona hanya mendelik sebal pada suaminya itu. Ia paling sebal jika Wylan sudah bertingkah seperti saat ini.

"Kita ke Eropa juga gak ada gunanya kali, Mas. Orang di sana lagi musim panas juga, kamu mau main salju gimana? Main panas-panas iya," balas Riona.

Lagi-lagi nada suara dan raut wajah istrinya itu membuat Wylan terkekeh kecil, ia mengacak-acak rambut Riona pelan dan mencium kepala istrinya dengan romantis. Tanpa mereka berdua sadari, sejak tadi Theo mengintip keromantisan keduanya dari area loker.

"Mbak sama Mas ini jadi masuk, gak? Itu di belakang antreannya masih banyak," tegur karyawan Snow World sedikit kesal.

Ia sudah jomblo, diberikan tontonan romantis pula. Nasib sudah.

Be a Good Mother [Terbit]Where stories live. Discover now