18. Feo Cuma Cemburu

92.1K 14.7K 1.6K
                                    

"Apaan sih? Jangan ganggu gue bisa enggak?!"

Bentakan dari Morfeo barusan berhasil membuat Azriel terdiam di pintu kamar sang kakak. Ia menatap bingung melihat tingkah laku Morfeo yang tak seperti biasanya akhir-akhir ini.

Morfeo menjadi lebih sensi. Seperti orang lagi datang bulan kalau kata Azriel.

"Lo kenapa sih, Bang? Dari kemarin gue liat lo gitu mulu, ditanya ini itu bawaan marah-marah mulu. Kayak orang datang bulan aja," ceplos Azriel menggunakan bahasa gaul.

Memang jika sedang berdua atau hanya antara mereka berempat saja, mereka lebih memilih menggunakan bahasa santai dan gaul. Namun, jika ada Riona dan Wylan mereka akan lebih sopan dengan panggilan nama atau aku-kamu.

"Bisa gak sih jangan ganggu gue dulu? Gue lagi capek! Lo mending sana aja deh, manja-manja sama Mama sampai lo puas, gak usah ingat kalau lo masih punya tiga saudara lain," usir Morfeo secara kasar.

Entah mengapa melihat wajah Azriel membuat emosi Morfeo terpancing naik, ia hanya bisa mengepalkan tangan dan berusaha meredam emosi agar tak meledak.

"Bang, kalau gue ada salah bilang. Jangan kayak gini, lo bikin semua orang bingung di rumah." Azriel tak kunjung berhenti dan tak menyerah untuk membujuk Morfeo agar mau berbagi cerita.

Morfeo melempar ponselnya ke atas ranjang seraya menatap nyalang pada si bungsu. Ia merasa tak suka jika ia diganggu seperti ini.

"LO KENAPA SIH?!" bentak Morfeo yang sontak membuat Azriel tersentak kaget. "Bisa enggak sih jangan ganggu gue dulu satu hari aja?"

Kedua mata Azriel menyipit membuat alisnya saling bertautan. "Lo yang kenapa, Bang. Kerasukan jin mana lo? Seumur-umur gue enggak pernah loh dibentak sama lo kayak gini."

Morfeo mengacak-acak rambut dengan wajah frustrasi.

"Lo udah ambil perhatian Mama sama Papa, jadi gue minta kali ini aja untuk jangan ambil waktu sendiri gue. Gue mohon sama lo buat keluar dari sini," ucap Morfeo memelas setengah emosi. "Atau gue juga harus berlutut biar lo mau keluar dari kamar gue?"

Tak ingin memperpanjang masalah, Azriel mengembuskan napas panjang dan berjalan keluar dari kamar Morfeo. Ia sedikit membanting pintu kala hendak menutup pintu kamar Morfeo.

Brak!

Ia menghentakkan kakinya beberapa kali kala berjalan menuruni anak tangga dan langsung berjalan menghampiri Casvian yang sibuk dengan tugas kuliahnya. Ia langsung membuang tubuhnya ke atas sofa, tepat di sebelah Casvian.

Merasakan pergerakan tiba-tiba dari sebelahnya, Casvian pun menolehkan kepala dan menatap bingung pada Azriel.

"Kenapa sih? Aneh banget," celetuk Casvian dengan mata yang fokus pada layar laptop.

Tanpa bercerita atau mengatakan sepatah kata pun, Azriel langsung menangis histeris membuat Casvian terkejut dan menjadi kelabakan sendiri. Ia menghentikan kegiatannya dan beralih menatap Azriel dengan pandangan bingung.

"Kamu kenapa? Tadi tiba-tiba marah, sekarang nangis. Ada apa?" tanya Casvian lembut.

Ia berusaha menenangkan Azriel, pasalnya saat ini Riona sedang keluar untuk jadwal pemotretan terakhirnya dan Wylan sedang pergi bekerja. Hanya ada ia, Azriel dan Morfeo di rumah.

"HUAAAA."

Tangis Azriel bertambah histeris, ia berhambur pada pelukan Casvian. Dengan kurang ajar ia mengelap cairan yang keluar dari hidungnya pada pakaian bagian bahu Casvian.

"Bang Feo jahat sama Riel," adu Azriel disertai isakan kecil.

Bagaimana pun Azriel tetaplah Azriel, putra bungsu yang terbiasa dimanja oleh ketiga kakak serta orang tuanya. Tiba-tiba mendapat perlakuan tak mengenakkan seperti tadi membuat Azriel syok.

Be a Good Mother [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang